powered by Google

Kisah Yayung kecil pergi sekolah sendirian ke TK Giki di Bandung

Kamis, 28 Februari 2013

From: Yayung TI77
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Thu, 28 Feb 2013 04:16:07
Subject: Re: [Senyum-ITB] Tizi di Hegarmanah



Hehehe....saya di Hegarmanah itu waktu saya lahir, th 1958-1964, mungkin saat itu temennya mbak Nia belum lahir.

Saya bersekolah di TK Giki , jl Karangsarin ujung Sukajadi....ke sekolah jalan kaki sendiri aja....
Heran yaa...jaman itu anak TK bisa jalan sendiri,nyebrang sendiri ,gak ada yg nemenin, tapi orangtua yakin, anaknya akan baik2 saja, pulang dg selamat kembali ke rumah.
Coba deh jaman sekarang, sdh pasti gak mungkin terjadi.

Jadi, saya nyebrang kantor pos (persis depan rumah), jalan ke atas setiabudhi, didepan Rumah Mode sy nyebrang lagi,jalan terus naik keatas, belok kiri KarangSari,trus jalan aja sampe ujung. 

Walaupun cuman merasakan 1th sekolah disitu,tp kenangannya sangat melekat.
Th.1965 sy pindah ke Surabaya.


Yayung TI77


Peta: Rute perjalanan dari A (Jl Hegarmanah 2A) ke B (Jl Karangsari) = 700 m

View Larger Map



Baca juga:
- Kenangan Indahwati Santoso TK78 tentang Tizi di Hegarmanah


-----Original Message-----
From: Niawati Anita
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Thu, 28 Feb 2013 03:53:10
Subject: Re: [Senyum-ITB] Tizi di Hegarmanah


Teman saya Maya IF 85 dulu di Hegarmanah juga. Apa tetanggaan sama mbak Yayung ?

Salam,
Nia TL85

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Yayung TI77
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Thu, 28 Feb 2013 03:45:07
Subject: Re: [Senyum-ITB] Tizi di Hegarmanah

Berarti no 8 mbak....krn rumah saya dulu di Hegarmanah no 2A , yg sekarang jadi hotel SaniRosa.
Memang suasananya jauh lbh menyenangkan wkt di Hegarmanah.

Salam, yayung ti 77

----------------------------

Hotel Preanger 1960



Hotel Preanger 1910


Read more...

Sharing: Menanam Sengon Albasia

Selasa, 26 Februari 2013

Log Sengon


From: "Muhammad Nursyamsi" 
Date: Wed, 27 Feb 2013 08:44:27 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Sharing: Menanam Sengon Albasia [2 Attachments]


[Attachment(s) from Muhammad Nursyamsi included below]

Dear All,

Daripada ‘ngelus dada’ mikirin pengelolaan blok Mahakam, ini saya mau share sedikit soal menanam sengon… siapa tahu bisa membawa setitik harapan. 

Mohon maaf tidak pakai istilah IRR, NPV dan semacamnya, khawatir susah dipahami oleh kebanyakan anggota milis :-) 

Silakan diunduh dan dipelajari, moga2 ada manfaatnya



Haturnuhun,
Syamsi/Pn91

Read more...

Menyelam di Wakatobi

Senin, 25 Februari 2013


Baca juga:
Video: Ketut Wiyasa EL'82 mengajak ke Wakatobi yang indah





Uploaded on Nov 20, 2008
Dive into a dream at Wakatobi! In this video you'll see the famous reefs, the impressive critters and get a better idea of just why people say this region has the most pristine reefs in the world.






Taman Nasional Wakatobi adalah taman bawah laut di Indonesia. Dengan luas area sekitar 1,39 juta hektar. Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi, baik jenis dan keunikannya, yang menyajikan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum, perairannya mempunyai konfigurasi mulai dari datar, melandai ke arah laut, dan bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi hingga mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang. Taman tersebut terdiri dari empat pulau besar, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang berada di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi dan panorama bawah laut yang indah inilah yang membuat Taman nasional Wakatobi dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia.

Pada tahun 1994, beberapa orang yang tergabung dalam tim IPB melakukan survei di Wakatobi. Dari hasil survei yang mereka lakukan tersebut terungkap, bahwa di Wakatobi terdapat beraneka ragam kekayaan alam bawah laut, seperti terumbu karang dan aneka binatang laut. Karena memiliki kekayaan alam bawah laut, kawasan tersebut menyajikan panorama bawah laut yang begitu menawan dan sangat bagus sebagai tempat kegiatan menyelam. Setelah mempelajari dengan seksama hasil temuan tim IPB, Menteri Kehutanan pada tahun 1996 mengeluarkan surat keputusan No.393/Kpts-V/1996 yang menetapkan Wakatobi sebagai Taman Nasional.



Peta: A (Menado) - B (Wakatobi)


View Larger Map

Read more...

Pisang Molen Kartika Sari

Minggu, 24 Februari 2013

Pisang Molen Kartika Sari

Memang kalau ke Bandung rasanya kurang lengkap kalau belum beli pisang molen (disebut juga bollen) Kartika Sari. Rasanya ada beberapa macam : ada yang pisang keju, pisang coklat, bahkan durian. Harganya berkisar Rp 30.000an untuk satu box isi 10 potong molen. Selain pisang molen juga ada jual cheese roll, brownies, dan kue kering lainnya.


Ada beberapa outlet Kartika Sari, tapi favorit keluarga kami adalah yang di Juanda. Selain lokasinya mudah dicapai, (di jalur yang dekat dengan Factory Outlet), lalu tempatnya pun besar & nyaman karena berada di dalam 1 gedung tersendiri.




Sekedar tips, jika saat musim liburan, maka toko Kartika Sari di Juanda ini akan sangat penuh dan sulit mendapat tempat parkir. Kami biasanya parkir di FO sebelah toko Kartika Sari, masuk ke FO sebentar (kadang2 belanja juga sih), lalu jalan kaki ke sebelah.
Kartika Sari Dago
Jl. Ir. H. Djuanda no. 85
Bandung
Tlp 022 2509500
Kartika Sari Kebun Kawung
Jl. H. akbar no. 4
Kebon Kawung – Bandung
Tlp. 022 4231355 – 4200441
Kartika Sari Kebun Jukut
Jl. Kebon Jukut no. 3C
Bandung
Tlp. 022 4230397
Kartika Sari Buah Batu
Jl. Buah Batu no. 165 A
Bandung
Tlp. 022 7319385
Kartika Sari Terusan Jakarta
Jl. Terusan Jakarta no. 77E
Bandung
Tlp. 022 7101280
Kartika Sari Kopo
Jl. Kopo Sayati no. 111 A Bandung
Tlp. 022 5414340
Kartika Sari Cimahi
Jl. Raya Timur no. 518
Cimahi
Tlp 022 6656280


Sumber: jalanjajanhemat.com

Read more...

Pidato Ilmiah Menko Perekonomian RI tentang MP3EI di UGM


Pidato Ilmiah Menko Perekonomian RI tentang MP3EI





Menko Perekonomian RI, Hatta Rajasa, berbicara di UGM (Universitas Gajah Mada), Yogyakarta


Published on Jan 10, 2013
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan


-----------------------------------------------

Tayangan MP3EI 2011-2025








Published on Mar 18, 2012



Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (disingkat KP3EI) adalah sebuah lembaga yang dibentuk Presiden Republik Indonesia pada 20 Mei 2011 untuk melakukan koordinasi pelaksanaan MP3EI. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Pasal 4 Perpres RI Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025(MP3EI). Tugas-tugas KP3EI adalah (1) melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan MP3EI; (2) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan MP3EI; dan (3) menetapkan langkah-langkah dan kebijakan dalam rangka penyelesaian permasalahan dan hambatan pelaksanaan MP3EI. Lembaga ini diketuai oleh Presiden Republik Indonesia. Dalam pelaksanaannya, KP3EI mempunyai instrumen Sekretariat KP3EI (Pasal 8) yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.




Committee on Economic Development Acceleration and Expansion of Indonesia 2011-2025 (KP3EI) is an institution established the President of the Republic of Indonesia on May 20, 2011 to coordinate the implementation of MP3EI. The institute is established under Article 4 of Presidential Decree No. 32 Year 2011 About Masterplan Economic Development Acceleration and Expansion of Indonesia from 2011 to 2025 (MP3EI). KP3EI tasks were 
(1) to coordinate the planning and implementation MP3EI, 
(2) to monitor and evaluate the implementation MP3EI, and 
(3) sets out the steps and policies in the context of solving problems and barriers to implementation MP3EI. 

The institute is headed by the President of the Republic of Indonesia.

Read more...

Ragam budaya, kisah dari Abu Dhabi

Ragam budaya, kisah dari Abu Dhabi

Oleh: Hendra Messa TI88


Saat naik bis kota di Abu Dhabi ataupun naik kereta metro di Dubai, satu hal yg unik ialah kita bisa mendengarkan ring tone dengan beragam melody, saat handphone salah seorang penumpang berdering. Sekali waktu tiba2 berdering ring tone dengan irama lagu2 india, saat lain kita bisa mendengarkan rentak irama negeri arab, lagu2 barat popular sampai irama music yg tak kita kenali sama sekali, pokoknya beragam ring tone bisa kita dengarkan dari para penumpang di kendaraan umum tersebut yang terdiri dari orang berbagai bangsa. Abu Dhabi dan Dubai, kota besar di UAE, adalah kota yg multikultur, orang berbagai bangsa kita temui disana, menurut berita dari salah satu media massa setempat, ada sekitar 200 kebangsaan berbeda tinggal dan bekerja di negara UAE.
Kita akan bisa merasakannya saat sampai disana, bahkan sejak di Airport, kita bertemu para pegawai imigrasi berpakaian jubah , orang arab emirati setempat, para porter org india, pekerja cleaning service orang Bangladesh, org Filipina yg jadi penunggu toko2 free tax di airport, para supir orang2 pakistan, dan para penumpang dari berbagai kebangsaan lain nya. Itu baru di airport, saat sampai ke tempat2 umum lain nya di tengah kota seperti di mall, di sekolah, bahkan sampai saat sholat di mesjid pun, kita akan bertemu dengan orang berbagai bangsa.
Di tempat kerja pun kita akan menemui pada satu perusahaan karyawannya terdiri dari orang2 berbagai bangsa, seperti perusahaan tempat saya kerja dengan jumlah pekerja sekitar 1500 orang, karyawan nya terdiri dari sekitar 40 kebangsaan yg berbeda dari berbagai penjuru dunia.
Lokasi Abu Dhabi dan Dubai yg strategis di jalur perdagangan & transportasi dunia, membuatnya sejak lama jadi tempat persinggahan dan tinggal orang berbagai bangsa sejak dulu. Saat ini komposisi penduduk aseli setempat dari total populasi hanya 20%, sisanya adalah para pendatang, mungkin inilah salah satu negara unik di dunia, dimana penduduk aseli setempat jadi minoritas.
Bertemu dengan orang berbagai bangsa, beragam pula bahasa, budaya dan karakternya, bergaul dalam masyarakat yang multikultur seperti itu kita memerlukan keahlian komunikasi yg baik pula, karena tiap kebangsaan memiliki bahasa dan karakter berbeda. Biasanya orang2 berbagai bangsa tersebut, bekerja pada bidang kerja yg khas pula.Sebagai contoh, para penjaga toko biasanya orang Filipina, Supir kendaraan biasanya orang Pakistan, pekerja cleaning service/ tea boy biasanya Bangladesh, orang Nepal biasanya jadi security, Orang India yg jadi mayoritas pendatang kerja di berbagai bidang mulai dari kerja lapangan sampai di perkantoran. Orang2 Eropa biasa kerja di bidang teknik jadi tenaga ahli. Orang2 arab Emirate setempat biasa kerja di bidang pemerintahan atau jadi pengusaha dan lain lain.
Saat awal berada di tengah masyarakat yg multikultur ini, kita yg terbiasa tinggal di tempat yg satu budaya saja semisal di negeri sendiri akan agak kaget juga, tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Berdasar pengalaman dan informasi yg kita ketahui selama ini, saat pertama kali bertemu org berbagai bangsa, akan timbul pemikiran stereotype karakter khas berbagai bangsa, misal kalau bangsa tertentu punya kelakuan tertentu pula, sehingga kita pun berbeda menghadapi nya. Seringkali ada juga pandangan2 negatif terhadap suatu bangsa sehingga kita pun berpesepsi yg negatif pula saat bertemu dg mereka.
Kalau kita berpandangan negatif terhadap suatu bangsa tertentu, kita seolah2 akan menutup komunikasi dengan nya,dan mereka pun akan berpandangan negatif terhadap bangsa kita, begitu pula sebaliknya. Pengalaman saya pribadi, kalau kita positive thinking thd berbagai bangsa, mereka pun akan berprasangka positif pula terhadap kita, sehingga komunikasi pun bisa terbuka, dari interaksi yg terbuka tersebut, kita akan bisa mengambil berbagai pelajaran dari mereka.
Pandangan bangsa lain terhadap kita bangsa Indonesia, seringkali diliputi prasangka negatif pula, semisal di negara Saudi Arabia, dimana kebanyakan orang Indonesia berada di level bawah, spt jadi pembantu rumah tangga dan supir, maka orang pun akan memandang rendah pada kita.
Namun berbeda dg kondisi di UAE dan Qatar dimana, banyak orang Indonesia yg menjadi tenaga ahli, spt operator, teknisi, insinyur bahkan manager, orang lain pun akan memiliki pandangan yg lebih menghargai kita. Apalagi memang pemerintah UAE, dikelola secara modern, punya system hukum yg bagus, dimana semua orang diperlakukan sama.
Kalau kita bisa tampil percaya diri, terbuka dan memang ada keahlian/keunggulan, kita bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan mereka. Kita bisa beradu argumen dengan orang berbagai bangsa . Justru saya rasakan , saat di Indonesia sendiri kita sering diliputi suasana rendah diri saat berhadapan dg orang asing, yg antara lain terbentuk dari proses penjajahan yg lama yg secara budaya membuat kita rendah diri thd org asing. Sebaliknya saat di luar negeri, kita bisa tampil sama dengan orang berbagai bangsa tersebut, dan bisa kita berdebat dg org kulit putih yg tak selamanya lebih pintar. Hikmahnya ialah kembali pada diri kita sendiri, kita harus menunjukkan keunggulan diri, percaya diri, tak merendahkan diri, maka orang lain pun akan menghargai kita.
Berdasar pendapat seorang ahli komunikasi, perilaku seseorang dipengaruhi oleh latar belakang ( bangsa, budaya dll ) sekitar 40%, sedangkan 60% sisanya, adalah karakter pribadi masing2 orang yg universal sifatnya. Jadi prinsipnya semua orang memiliki karakter universal yg hampir sama.
Bergaul dg orang berbagai bangsa, bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan mereka, kita bisa menyadari bahwa pada prinsipnya semua orang sama kedudukan, masing2 ada kelebihan dan kekurangan masing2. Berinteraksi dan bergaul dengan orang berbagai bangsa, kita bisa mengenal karakter dan budaya mereka. Kita bisa belajar berbagai bahasa, setidaknya bahasa pergaulan praktis kata sapaan saat bertemu.
Kita bisa belajar kesederhanaan hidup dari orang Bangladesh, belajar kerja keras dan keuletan dari orang India, belajar hapalan kitab suci Al Quran dari orang Mesir, belajar berdebat dari orang Spanyol & Itali, belajar menjaga penampilan dari orang Perancis, belajar keberanian dari orang2 Nigeria, dan banyak pelajaran dari bangsa2 lain nya. Selain sifat positif masing2 bangsa ada juga memiliki sifat2 negatif yang bisa jadi bahan pelajaran juga bagi kita untuk dihindari. Namun janganlah kita selalu terpaku pada sikap negative suatu bangsa tersebut, karena itu hal yg wajar pada tiap manusia yg punya kelebihan dan kekurangan.
Bergaul dg orang berbagai bangsa, mendengar cerita2 mereka tentang bangsa dan negaranya, kita seolah2 sedang mengembara ke berbagai penjuru dunia, mengenal kondisi alamnya, mengenal perjuangan hidupnya, banyak pelajaran berharga juga bisa diraih. Tiap2 negara memiliki cerita2 unik tersendiri pula.
Ari, teman kerja dari Finlandia, bercerita ttg keadaan alam negaranya yg berada di ujung utara dunia. Saat penghujung musim panas, mentari siang hanya sebentar tenggelam. gelap malam mulai jam 11 malam dan akan terbit lagi sekitar jam 1 pagi , begitu pula sebaliknya saat musim dingin, mentari terbit jam 11 siang dan tenggelam lagi jam 1 siang, benar2 kondisi alam yg ekstrem. Dengan kondisi alam seperti itu mereka tetap menjalani kehidupan sehari2 dengan normal, bahkan bisa menghasilkan telepon genggam yg paling popular di dunia, Nokia. Hambatan alam tidak memadamkan semangat kehidupan, bersyukurlah kita yg berada di alamtropis spt Indonesia yg waktu siang dan malam nya hampir sama sepanjang tahun, semoga alam yg indah dan nyaman ini memberikan kesempatan hidup yg baik juga bagi kita semua.
Ubong, teman dari Nigeria bercerita ttg negerinya, negeri kaya minyak, namun banyak menghadapi masalah. Ia bercerita ada salah satu suku di negerinya yg terkenal sebagai suku pedagang. Harga diri seseorang atau keluarganya ditentukan apabila ia bisa kaya karena berbisnis, bila ada diantara mereka tak berbisnis dianggap memalukan keluarganya, malah pendidikan tak begitu diutamakan. Karena itulah mereka melakukan berbagai bisnis di negerinya sendiri bahkan sampai ke berbagai penjuru dunia. Yang penting mereka harus melakukan bisnis, apapun juga bisnisnya, sampai yg illegal sekalipun. Saya jadi teringat dulu sering lihhat mereka berbisnis kain di daerah tanah abang Jakarta, ngapain jauh2 amat mereka bisnis sampai ke Jakarta ?, dan kita sering dengar juga mereka tertangkap karena bisnis illegal. Sekarang saya baru tahu ceritanya, betapa bisnis menjadi sebuah kehormatan keluarga/suku yang menyebabkan mereka melakukan segala cara untuk mencapainya.
an banyak cerita2 menarik lain nya, dari orang2 beragam bangsa dari berbagai penjuru dunia tersebut. Mudah2an saya sempat menuliskan lebih panjang lagi cerita2 dari berbagai bangsa tersebut, pelajaran2 apa yg bisa didapatkan. Selain dari keadaan alam kita juga bisa mendapatkan pelajaran dari keragaman orang berbagai bangsa tersebut, karakter uniknya, kisah2 dari negerinya, dari pengalaman hidup dan berbagai hal lain nya. Dari beragam hal tersebut, kita bisa mendapat pelajaran berharga, menguntai hikmah yg bermanfaat dalam menjalani kehidupan ini.

Sumber: hdmessa.wordpress.com

------------------------------------------------------------------

Visit Abu Dhabi


Uploaded on Jan 25, 2012
The distinct Arabic hospitality and mystique - and world-class infrastructure - make Abu Dhabi an excellent destination both for the experienced and novice traveller.


Peta: A (Abu Dhabi) - B (Dubai) = 151 km

View Larger Map

Read more...

Anggota baru: Arief TA81 mau berbagi cerita dan pengalaman

=====================================================================
                    *** Senyum-ITB ***
          - Kerjasama merajut Prestasi Dunia -
        Interaksi akrab Masyarakat dan Alumni ITB
Persahabatan, Ide, Iptek, Desain, Seni, Bisnis, & Kerjasama
        http://www.yahoogroups.com/group/Senyum-ITB

Managed by: Senyum-ITB & 99Venus International (www.99Venus.net)

    Subscribe : Senyum-ITB-subscribe@yahoogroups.com
    Unsubscribe (if you must) : Senyum-ITB-unsubscribe@yahoogroups.com
=====================================================================


Hai Teman,

Ini adalah Form Pendaftaran untuk Alumni ITB.
Jika Anda bukan Alumni ITB, mohon jangan isi form ini.
Tapi mohon isi Form Pendaftaran untuk Non Alumni ITB (Masyarakat).

Ini adalah email balasan otomatis.
Dalam waktu 1 (satu) hari, tolong isi form di bawah sebagai respon
dari keinginan Anda bergabung di milis Senyum-ITB.
Jika tidak diisi komplit, maka sangat berat untuk menyetujui
keanggotaan Anda di milis Senyum-ITB karena kadang-kadang ada yang suka iseng mendaftar.
Mohon maklum dan terima kasih :-)



DATA PRIBADI
Tak kenal maka tak sayang

Lampiran foto terkini (Foto attachment) ?  [  ] Ada dong :-)    [ X ] Tidak


Nama (Name)              : Arief A. Budiman
Nama panggilan (Nickname) : Arief

Jurusan di ITB            : Teknik Pertambangan
Jenjang S1 / S2 / S3      : S1
Angkatan Tahun            : 1981

Personal Web/URL/Blog    : http://
Foto / Alamat Facebook    : http://www.facebook.com/
Rekaman Video / Film      : http://www.youtube.com/

Profesi (Profession)      :
Keahlian (Expertise)      :

Alamat Rumah (Home Adr)  : Jl. Bukit Jarian No. 85 Rt 05/011
Kota/Negara (City/Country): Bandung
Perusahaan (Company)      : PT. Hengjaya Mineralindo
Alamat Kantor (Office Adr): Rukan Garden House B23, Pantai Indah Kapuk
Kota/Negara (City/Country): Jakarta Utara
Company Web/URL          : http://www.hengjaya.com

Tempat/Tanggal Lahir (Place/Date of Birth) : Bandung, 19 September 1960
Umur (Age)      : 53
Hobby/Life Style : Olahraga
Ceritakan 1 pengalaman berkesan semasa di kampus ITB : Sekolah tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Ceritakan juga 1 pengalaman berkesan sesudah berkarir :
Interest (ketertarikan, aspirasi, minat) join dengan Senyum-ITB : Berbagi cerita dan pengalaman



REFERENSI

Bagaimana Anda tahu milis Senyum-ITB ?
[  ] Search Engine (Google, Yahoo, dll)
[  ] Yahoo Groups page
[ X ] Teman. Nama/email : khay_oem@yahoo.com
[  ] Lain-lain. Tolong sebutkan : 

Terima kasih banyak sudah mengisi form !



===================================================================
Ajak kolega dan teman-teman lain bergabung, 
tolong minta mereka email ke Senyum-ITB-subscribe@yahoogroups.com
===================================================================


Peta: A (ITB) - B (Jl Bukit Jarian, Ciumbuleuit) = 4 km


View Larger Map

Read more...

The Education Paradox


From: Hendra Messa 
Date: Mon, 25 Feb 2013 01:28:35 +0800 (SGT)
Subject: [Senyum-ITB] the education paradox

 


the education paradox 

- Most of 'First Class' students usually get technical seats, some become Doctors and some Engineers.
- The 'Second Class' pass, and then take MBA, become Administrators or Businessman and control the 'First Class'.
- The 'Third Class' pass, enter politics and become Ministers and control both 1st & 2nd class. ( in some country they starting as an artist :-))
- Last, but not the least, The 'Failures' join the underworld and control all the above


salam
HM

Read more...

5 Mitos Tentang USB Flash Disk Terbongkar


From: Ilham Rizqi Sasmita 
Date: Mon, 25 Feb 2013 00:39:41 +0700
Subject: [Senyum-ITB] 5 Mitos Tentang USB Flash Disk Terbongkar





Kita dapat menemukan banyak artikel Tips Merawat USB Flash Disk di forum-forum atau blog. Namun sayangnya banyak tips-tips tersebut berisi mitos yang tidak memiliki landasan atau bukti ilmiah sehingga diragukan kebenarannya. Melalui artikel ini, 5 Mitos Tentang USB Flash Disk Terbongkar.

1. Medan Magnet dapat Merusak USB Flash Disk
Kebanyakan tips yang kita baca di forum atau blog menganjurkan supaya menjauhi USB Flash Disk dari  medan magnet. Faktanya, medan magnet tidak mempengaruhi USB Flash Disk. Patut diingat bahwa USB Flash Disk menggunakan teknologi flash memory yang jauh berbeda dengan teknologi cakram 
magnetic yang digunakan pada hardisk atau disket.

2. Terendam Air dapat Merusak USB Flash Disk
Ini juga salah. Orang takut USB Flash Disk rusak atau korslet setelah terendam air. Faktanya, USB Flash Disk tidak akan rusak walaupun pernah terendam air. Kecuali air yang merendamnya mengandung larutan asam yang dapat melarutkan tembaga atau timah yang digunakan pada USB Flash Disk.

3. USB Flash Disk rusak jika dicabut sebelum “Safely Removing the Hardware”
Pada prinsipnya, data yang disimpan dalam flash memory tidak akan hilang walaupun USB Flash Disk dicabut mendadak. Proses “Safely Removing the Hardware” bertujuan agar tidak ada lagi proses baca tulis ke USB Flash Disk. Jika Anda mencabut USB Flash Disk pada saat terjadi proses baca-tulis, Anda hanya kehilangan data yang sedang ditransfernya.

4. Sering Jatuh dapat Merusak USB Flash Disk
Ini juga tidak benar. USB Flash Disk tidak menggunakan komponen mekanik. Proses baca-tulis ke USB Flash Disk sepenuhnya menggunakan listrik dari komputer host. Sambungan chip flash memory ke pcb flash disk sangat-sangat kuat sehingga mencegahnya lepas walaupun terjatuh.

5. USB Flash Disk rusak jika dipasang terlalu lama
Pendapat ini tidak memiliki bukti ilmiah atau landasan ilmiahnya. Penjelasan yang lebih tepat, umur USB Flash Disk ditentukan oleh banyaknya baca-tulis ke memori. Untuk tipe Single Level Cell (SLC) dapat digunakan sampai 100.000 kali tulis. Untuk tipe Multi Level Cell (MLC) yang paling banyak saat ini, dapat digunakan sampai 10.000 kali tulis.



Read more...

Video: Bandoeng 1912-1930

Sabtu, 23 Februari 2013


Bandoeng 1912-1930






Uploaded on Aug 17, 2010
Suasana kota Bandung tempo dulu..
terlihat di sana Statsiun Kereta Api Bandung, Jl. Braga, Jl. Purnawarman kemudian Jl. Wastukencana.



Peta: A (Stasiun Kereta Api) - B (Jl Braga) - C (Jl Wastukencana) - D (Jl Purnawarman)


View Larger Map



Read more...

Menengok Repihan Majapahit di Trowulan

METROPOLITAN YANG HILANG:

Menengok Repihan Majapahit di Trowulan

Sebuah perjalanan wisata sejarah untuk mengenang keagungan Majapahit.



candi,trowulan,majapahit,buddhaCandi Brahu merupakan tinggalan Buddha dari zaman Majapahit. Bangunan batu bata merah ini berada di Desa Bejijong. Para ahli arkeologi menduga bahwa keberadaan candi ini merupakan warisan dari zaman Pu Sindok pada abad ke-10 (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
Ramai kendang berpadu dengan cimplung, jidor, dan kempul mengiringi para sinden bersuara bak penyanyi seriosa. Mereka melantunkan tembang-tembang Jawa yang sepertinya dinyayikan tiga oktaf lebih tinggi untuk memanggil warga berkumpul di perempatan Desa Trowulan. Suatu malam pada bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa, kuda lumping dipentaskan untuk memberikan keselamatan bagi warga desa.
Sejak Thomas Stamford Raffles menorehkan nama Trowulan—sebuah desa kecil dekat Mojokerto—dalam bukunya History of Java yang terbit pada1817, banyak peneliti mulai terkesima dengan eksotisnya nama Majapahit. Seabad kemudian Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda, menjadi orang pertama yang melakukan penggalian amatir di situs Trowulan. Berdasarkan Kakawin Nagarakertagama dan temuan lapangan, Pont mencoba merekonstruksi Kota Majapahit itu. Kelak usaha rekonstruksi itu dilanjutkan oleh beberapa ahli sejarah dan arkeologi hingga kini dengan temuan yang beragam.
Di manakah Pont tinggal selama dia meneliti Trowulan? Sebuah rumah indis akhir abad ke-19 dengan beranda luas berhias pilar-pilar menjadi rumah Pont. Kini rumah bersejarah itu masih bisa dijumpai dalam kondisi sangat terawat karena menjadi bagian Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi Jawa Timur di jalan raya Mojokerto-Jombang. Apabila Anda dari arah Kota Mojokerto, Gapura Wringin Lawang, sebuah bangunan gerbang tanpa atap, akan menyambut sebelum memasuki kawasan Trowulan.
Kerajaan Majapahit dikenal jago dalam teknologi tata kelola air. Sayangnya kanal-kanal yang mengelilingi dan saling berpotongan secara tegak lurus di kota Majapahit itu sekarang tak tampak lagi. Namun, sebuah penanda adanya teknologi tata air di kota kuno itu adalah kolam Segaran, yang artinya laut buatan. Luas Segaran kira-kira enam kali lapangan sepak bola, dan mungkin menjadi kolam buatan manusia terluas di dunia.
rumah indis,henry maclaine pont,trowlan,majapahitRumah indis akhir abad ke-19 ini terletak di jalan raya Mojokerto-Jombang. Henry Maclaine Pont pernah tinggal di rumah ini pada awal abad ke-20. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
Situs lain yang masih berhubungan dengan teknologi tata air terletak di Trowulan sisi tenggara. Sebuah petirtaan kuno dari terakota yang lebih dikenal warga sebagaiCandi Tikus. Pada 1914 petirtaan ini ditemukan warga secara tak sengaja ketika memburu hama tikus sehingga dinamai mirip hama perusak padi itu. Tak jauh dari petirtaan tersebut berdiri Gapura Bajang Ratu, bangunan batu bata berdesain paduraksa atau gapura beratap.
Desa Sentonorejo, Trowulan, sebuah kawasan yang dulunya dikelilingi kanal kuno, saat ini menjadi perhatian para ahli arkeologi. Temuan lantai segi enam, struktur bangunan di situs yang bernama Kedatonderetan umpak persegi delapan, dan temuan-temuan permukiman telah menunjukkan bahwa kawasan ini diduga bagian keraton Majapahit.
Sebelah selatan Sentonorejo, terdapat situs Makam Troloyo. Terdapat beberapa makam Islam abad ke-14 dan 15. Situs permakaman ini menunjukkan bahwa kerukunan beragama telah terbina di Kota Majapahit. Seperti situs-situs lain di Indonesia, banyak legenda yang berkait dengan keberadaan makam Islam ini.
Kembali ke kawasan Segaran. Jika Anda melapar saat berkunjung ke Trowulan, beberapa warung di seberang kolam raksasa dengan menu khas ikan wader goreng dengan sambal nan mengelora, mangut lele, dan rawon siap puaskan selera.
segaran,kuliner,majapahit,trowulanIkan wader goreng dengan sambal yang bersemayam di dasar piring dan mangut lele menjadi pilihan santap siang di depan Segaran. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
Apabila melihat tinggalan permukiman dan bangunan lainnya, kapan Trowulan ini mulai dihuni? Sebuah prasasti yang berada pada situs Kubur Panjang, demikian warga Trowulan menjulukinya, menyebutkan penanaman pohon bodhi pada 1281. Hal ini menunjukkan adanya dugaan bahwa pada zaman Singhasari Trowulan sudah berpenghuni. Bahkan, lempeng prasasti yang ditemukan kawasan kompleks percandian di Bejijong menunjukkan bahwa pada abad ke-10 kawasan ini telah dihuni dinasti keturunan Mataram Kuno. Di Bejijong kini masih terdapat tinggalan dua candi, yaitu Candi Brahu dan Candi Gentong.
Makam Putri Cempa yang terletak tak jauh dari kawasan kolam Segaran dipercaya warga sebagai salah satu selir raja Majapahit asal Campa, begitulah legendanya, entah bagaimana sejarah sesungguhnya. Pastinya, makam Islam abad ke-15 ini ramai dikunjungi peziarah pada hari-hari tertentu pada penanggalan Jawa.
Jika Anda meniti dari garis tengah kolam Segaran menuju ke arah timur, Anda akan menemui sebuah reruntuhan Candi Menak Jinggo dengan bongkahan-bongkahan batu andesit. Sebuah patung garuda dari candi ini telah dipindahkan ke Museum Trowulan.
Tidak afdol apabila berkunjung ke tanah bekas kota kuno ini tanpa menyambangiMuseum Trowulan yang merupakan museum dengan koleksi terlengkap tinggalan Majapahit: arca, relief, patung terakota, hingga pipa-pipa kuno. Di hamparan halaman museum itu terdapat struktur-struktur bangunan permukiman kuno yang ditampak-ulangkan beserta kearifannya: selokan batu bata dan lantai kerakal yang disusun supaya air mudah meresap.
Wicaksono Dwi Nugroho, selaku Koordinator Museum Trowulan telah merintis“Komunitas Jawa Kuno” yang sebulan dua kali bertemu di Museum Trowulan. Dia mengatakan bahwa komunitas ini bergiat bagaimana menulis huruf dan angka Jawa kuno, hingga membaca prasasti.  Meskipun baru berjalan setengah tahun, paguyuban ini sudah menggaet anggota sejumlah 30-40 orang awam asal kota-kota di Jawa Timur hingga Yogyakarta. Inilah salah satu bentuk pelestarian budaya yang dilakukan masyarakat secara sukarela untuk menyelamatkan warisan leluhur.
Malam itu perempatan desa Trowulan kian hingar bingar. Sesajen pisang, kembang, dan kemenyan menyeruakkan aroma magis. Lelaki berbadan gempal yang memerankan penari pembuka atau ganongan telah kesurupan. Bagi para penari, tak ada makna khusus dari tarian ini selain mewarisi budaya leluhur tanah Majapahit, sekaligus memberikan keselamatan desa. Awal pementasan mereka segera dimulai, seluruh pengiring bersiap seraya menyerukan nama paguyuban seni kuda lumping mereka, ”Majapahit Jaya!”
(Mahandis Y. Thamrin/NGI)


Sumber: nationalgeographic.co.id

Read more...

Maclaine Pont : Perintis Arsitektur Indonesia

Jumat, 22 Februari 2013


Maclaine Pont : Perintis Arsitektur Indonesia


Anda mungkin tak kenal Henri Maclaine Pont. Tapi anda setidaknya tahu Institut Teknologi Bandung ( ITB ), perguruan teknik terkemuka di negeri ini, tempat Soekarno, proklamator RI, menimba ilmu. Kampus ITB, pertama kali dirancang Maclaine Pont, masa kolonial dulu.

Aula Barat ITB, karya Henri Maclaine Pont.
Aula Barat ITB, karya Henri Maclaine Pont.















Anda benar. Pont berkebangsaan Belanda, meski ia lahir di daerah Meester Cornelis ( kini Jatinegara ), Juni tahun 1885. Seperti kebanyakan keluarga Belanda masa itu, anak umur sepuluh tahun dikirim ke Belanda untuk belajar sampai lulus universitas. Maclaine Pont menyelesaikan tiga disertasi di bidang hukum, seperti ayahnya Pieter Maclaine Pont. Ayah beranak ini termasuk orang Belanda liberal yang tidak setuju penjajahan. Mereka tinggal di Indonesia sampai Belanda hengkang, tahun1942.
Atas saran ayahnya, pada tahun 1904, Henri masuk Technische Hoogeschool de Delft, sekolah paling terkemuka di Belanda. Semula ia mengambil jurusan pertambangan, namun karena tak tertarik, setelah tahun pertama Mclaine pindah ke jurusan arsitektur. Selesai studi tahun 1909, Pont bekerja di Belanda, setelah itu ke Indonesia.
Kompleks ITB, tahun 1925.
Kompleks ITB, tahun 1925.





















BERKARYA DI HINDIA BELANDA
Pertama kali, tahun 1911, Pont menginjakkan kaki di kota Tegal dan merancang Kantor NIS. Pertengahan tahun 1913, ia pindah ke Semarang, memantapkan kantornya dan mengerjakan proyek perkantoran di Tegal ; seperti bangunan perkeretaapian di Purwokerto, gudang gula di Cirebon dan Cilacap. Maclaine Pont juga membuat rencana pengembangan kota Semarang Selatan dan Surabaya. Saking banyaknya pekerjaan, Pont mengajak rekannya, Ir. Thomas Karsten, untuk bekerja sama.
Medio 1915, Maclaine Pont sakit. Ia bersama isterinya kembali ke Belanda. Setelah sembuh ia bekerja di kantor kereta api di Utrecht. Mengira takkan kembali ke Indonesia, tahun 1918 Pont berniat menjual kantornya di Semarang pada Karsten cs. Di luar dugaan Pont malah diundang ke Indonesia untuk merancang Sekolah Tinggi Teknik di Bandung. Desain mulai di kerjakan di Belanda. Selesai tahun 1919 dibawa ke Indonesia.
Selama dua tahun, Pont mengawasi pembangunan Sekolah Teknik itu bersama badan pembangunan pemerintah kota. Tahun 1920, bangunan selesai dan di resmikan oleh Gebernur Jendral Fock. Tahun 1921, perkuliahan dimulai dengan jurusan Teknik Sipil. Sekolah itu dinamai Techsnische Hoogeschool Bandung. Selama THB dibangun, hingga tahun1924, Pont tinggal di daerah Mampang, Jakarta. Kompleks ITB telah diperluas, namun karya Mclaine Pont tetap bisa anda nikmati di bagian depan kampus, di Jalan Ganesha 10. Persisnya, Aula Barat dan Timur ITB, yang paling impresif dari kampus kebanggaan orang Bandung ini.
Karya Pont yang lain ; Gereja Pohsarang di Kediri, Stasion Poncol di Semarang, perencanaan wilayah Darmo di Surabaya, Semarang-Cheribon Stoomtraam Maatschappij dan Koloniale Tentoonstelling Semarang.
Tahun 1924, Pont ke Surabaya, bekerja sebagai penasehat perkeretaapian. Ia juga sempat meneliti reruntuhan kerajaan Majapahit di Trowulan sampai tahun 1943. Tahun 1936, atas permintaan pastor G.H. Wolters, Pont merancang Gereja Pohsarang . Tahun 1945, Pont masuk kamp tahanan Jepang, setelah keluar ia diangkat menjadi profesor arsitektur di THB. Sayang kesehatannya memburuk, hingga Pont terpaksa berobat ke Australia, tahun 1946. Setelah itu ia langsung pulang ke Belanda. Kondisi Indonesia, waktu itu dalam pendudukan Jepang, tak memungkinkan untuknya kembali.
CIRI KARYA PONT
Pont biasanya mengkombinasikan unsur dekorasi dan konstruksi tradisional dengan arsitektur kolonial Belanda/ Eropa berbahan kayu dan bata. Alias arsitektur hybrid. Menurut istilah Bakhtin ( 1981:358 ), hibridisasi adalah perpaduan dua bahasa sosial dalam pengucapan tunggal. Penyatuan dua kesadaran linguistik, yang dipisahkan jaman, pembedaan sosial atau faktor lainnya. Dalam wacana kolonial, hibriditas mengacu masalah representasi, individuasi kolonial, yang membalikkan dampak penyangkalan kolonial sehingga pengetahuan lain yang selama ini disangkal, bisa meresap ke dalam wacana dominan ( Bhabha 1994 : 114 ).
Sejarah arsitektur dan urbanisme pada masa kolonial bisa dilihat sebagai narasi kebijakan dan taktik penguasa kolonial. Pada koloni-koloni Belanda, seperti juga koloni Perancis dan Inggris, terjadi pergeseran gaya arsitektur secara bertahap. Dari semula murni gaya penjajah, kemudian perlahan menyerap unsur arsitektur lokal. Dengan pelestarian hierarki dan status tradisional ini, para penjajah berharap bisa menancapkan kuku lebih dalam di negara jajahannya, terutama saat menerapkan aturan. Sebagian arsitek menganggap perlawanan terhadap bentuk-gaya baru ( karena keterikatan emosi ) adalah sebuah upaya menjaga kesinambungan dengan masa lalu.
Taman Ganesha, di depan kampus ITB.
Taman Ganesha, di depan kampus ITB.
Desain arsitektur hibrid lahir sebagai kompromi kolonialisme dengan keterikatan sejarah. Hibriditas menjadi penanda produktivitas kekuasaan kolonial sekaligus pergeseran kekuasaan dan kestabilannya. Kehadirannya mengevaluasi dan menantang dominasi identitas kolonial. Dengan menjadi hibrid, arsitektur kolonial tidak lagi merepresi dan materialis, melainkan lebih idealis dan kompleks. Produk hibrid kolonial melambangkan keambiguan dan kelemahan wacana kolonial, ketidakberdayaannya menghadapi serangkai pemberontakan. Secara tak langsung memberdayakan si terjajah

MAKHLUK LANGKA MELOGIKAKAN BANGUNAN JAWA
“Arsitektur adalah lingkungan yang diciptakan manusia untuk dirinya dari alam. Untuk menciptakan kondisi…yang memungkinkan sikapnya pada kehidupan. Untuk menghasilkan suasana yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan status,” tutur Mclaine Pont. Hal itu ia tunjukkan dengan reproduksi inovatif dari kosakata vernakular arsitektur tradisional Indonesia yang begitu beragam. Bentuk atap tradisional, sistem konstruksi kayu yang rumit, dan tipologi bangunan lokal secara kreatif dirancang ulang dan diciptakan kembali. Menjadi lebih canggih, modern, efisien, tropis. Interpretasi puitis arsitektur Indies modern.
Melihat upayanya, bisa dibilang Pont adalah makhluk langka yang perlu dilestarikan. Mengapa ? Karena hingga abad milenium ini, belum ada arsitek yang seberani Pont dalam menjelajahi khasanah arsitektur asli Indonesia. Tidak sekedar meniru atap pendopo atau Bali dengan tipologi bale-nya.
Untuk sampai pada penemuan cirri khasnya, Pont lebih dahulu menelaah sistem bangunan tradisional Jawa. Dalam artikel “Javaansche Architectuur” tahun 1923, Pont menuliskan secara detail berbagai sistem konstruksi bangunan di Jawa dan nilai teknologinya. Pont kemudian mengembangkan sistem konstruksi tsb untuk mengakomodasikan fungsi, skala aktivitas dan metoda produksi baru. Pont merasionalkan cara membangun, mematematikan prinsip stuktur Mesjid Yogyakarta, Masjid Agung Cirebon, Bangsal Witana Solo dan Bangsal Kaniyana Yogyakarta.
Pont memang berhasil melogikakan bangunan Jawa dengan sistem struktural modern. Ia melakukannya dengan menekan semua perbedaan sosio budaya, berdasarkan kepantasan formal dan strukturalnya. Misalnya, susunan, penandaan ruang, ekspresi bangunan, aliran kegiatan yang selama ini berjarak antara elite dan rakyat jelata dalam masyarakat Jawa ditiadakan. Sistem hirarkis sosial-budaya masyarakat Jawa yang abstrak, diubah Pont menjadi sistem bangunan dan langgam arsitektur yang netral dan pragmatik. Pont berupaya memahami raga tradisional dan imaji budaya masyarakat asli sebelum menariknya ke ranah ilmiah, meninggalkan spiritual masyarakat asli. Warisan konsepsi arsitektural masyarakat asli Indonesia, dibingkai Pont dalam wujud bangunan dan ekspresi arsitektural, seperti kampus depan ITB.
PONT BERDEBAT SENGIT DENGAN WOLFF SCHOEMAKER
Rupanya, Pont pernah berdebat sengit dengan Wolff Schoemaker, tentang pembentukan langgam arsitektur Indo-Eropa. Pont berpendapat arsitektur Pendopo Keraton, yang merupakan puncak tradisi bangunan Jawa, hendaknya menjadi gaya arsitektur Hindia Belanda. Sebaliknya Schoemaker menganggap Pendopo Keraton Jawa hanyalah satu bentuk dasar arsitektur. Schoemaker lebih fokus pada adaptasi langgam Art Deco Belanda yang lagi ngetrend waktu itu pada iklim tropis Indonesia.
Meski argumen Pont dan Karsten tampak bersimpati pada tradisi, pembacaan kedua arsitek itu terhadap ekpresi arsitektur ideal yang memadukan kejelasan struktur, fungsi publik dan keindahan, berdampak menutupi konsep spasial rumah bangsawan Jawa yang non-figuratif dan tak begitu dikenal. Tradisi lokal hanya dilihat sebagai kosakata bangunan yang estetis, tanpa menyertakan nilai-nilai, penggunaan dan perannya dalam masyarakat pembuatnya.
Kita kurang paham peran pringgitan ; yaitu ruang selasar sempit yang menghubungkan paviliun pendopo dengan paviliun dalem. Peran sosial pringgitan dalam pagelaran wayang di Jawa awal abad 20, jarang kita renungkan. Pringgitan adalah ruang yang memisahkan bagian dalam ( dalem ), dimana keluarga bangsawan dan kerabatnya duduk dan menyaksikan pertunjukan, dan bagian luar ( dalam ruang pendopo ) dimana orang jelata duduk menonton pertunjukan yang sama. Susunan ruang yang canggih ini, baik posisi subyek, tatanan sosial dalam tradisi Jawa, tak pernah kita bayangkan dalam level abstraksi. Sering kita membatasi diri dalam eksperimentasi bentuk ikonik tradisi Jawa ini sehingga hasilnya hanyalah ‘karikatur’ dari warisan asli Jawa.
Mclaine Pont dalam kiprahnya di Indonesia, seolah mempopulerkan pendopo sebagai warisan arsitektur Jawa. Di seantero Indonesia, menjamur reproduksi karikatural pendopo dalam bangunan pemerintah. Yang paling bermasalah adalah kecenderungan menganggap pencarian arsitektur modern Indonesia dapat dilakukan melalui reproduksi wujud bangunan vernakular. Namun terlepas dari kekurangannya, Henri Maclaine Pont telah berani berspekulasi terhadap sebuah kemungkinan arsitektur baru untuk negeri ini. Karena interpretasinya yang memihak, masih banyak jalur yang belum dijelajahi dan dipahami.
Pada masa kolonial, arsitektur menjadi seperti penjajahan itu sendiri. Ambivalen, penuh pertentangan dan ketidakpastian. Dengan karya arsitektur hibridnya, Maclaine Pont telah mengevaluasi keberadaan artefak kolonial Belanda. Sebuah pemberdayaan. Menggugat keseragaman tunggal seperti Barat atau tradisional, menjadi kebersamaan yang lebih rumit dan kritis. Aula Barat ITB dibuat Pont dengan menggabungkan hibriditas dari unsur lokal ( Indonesia ) dan teknik material Belanda. Upayanya mentradisionalkan budaya di pusat ( pemerintahan kolonial ) telah meretakkan struktur-struktur pendukungnya. Mungkin kita perlu berterima kasih untuk itu. Dengan karyanya yang unik dan aspiratif, Maclaine Pont telah menunjukkan penghargaannya pada perbedaan, pertentangan, kemajemukan, kerterbukaan dan penggandaan. Pont sudah merintis dan menginspirasi kita. Arsitektur Indonesia akankah terjadi di masa kita ? ( A.Savitri/ pelbagai sumber )
ILUSTRASI :
Kampus ITB
Kampus ITB
Aula Barat ITB
Foto, potongan dan tampak depan. Foto Aula Barat oleh Mohammad Rizal.
Sekolah Tinggi Teknik di Bandung
Pemilik: Konsorsium, kemudian diserahkan kepada pemerintah dan sekarang menjadi milik Depdikbud RI
Dirancang: Tahun 1918 di Utrecht, Belanda
Dibangun: Mulai 1919 hingga 1920
Inisiatif: Nederlandsch Indie Weerbaar
Konsep: Pokok-pokok dalam penugasan yang diterima Maclaine Pont meminta: “Ruang-ruang yang fungsional, fleksibel untuk program yang bisa berubah, bentuk dan konstruksi yang baik serta tidak mahal”. Persyaratan terakhir ini selalu diminta dari Maclaine Pont, namun tidak pernah terpenuhi. Pont berkali-kali terbelit soal keuangan. Menanggapi tuntutan fleksibilitas program ini Maclaine Pont menetapkan akan mengadopsi penataan massa seperti yang ada di keraton-keraton Jawa, tersebar dengan selasar-selasar penghubung.
Keterangan: Aula Barat ITB adalah karya Maclaine Pont yang paling sering dijadikan ikon. Leerdam maupun Helen Jessup sama-sama mengaku bahwa ketertarikan pada Maclaine Pont bermula dari gedung ini. Bangunan ini menerima respons dari Prof. C.P. Wolff Schoemaker dengan mempertanyakan “Mengapa justru di tanah Jawa, saudara Ir. MP membangun bangunan dengan atap dari Menangkabau ?…” Sebaliknya, karya ini mengundang tanggapan positif pada harian Preangerbode dari seseorang dengan inisial G. Menurut dugaan Haryoto Kunto orang tersebut adalah Ir. J. Gerber, arsitek yang merancang Gedung Sate, Bandung. Arsitek Belanda H.P. Berlage yang berkunjung ke Jawa pada catatan perjalannya menyanjung karya ini. Demikian pula ketika ia memberi ceramah di dalam pertemuan Koninklijke Ingenieur, ia menyambut gembira karya ini sebagai awal dari pencarian akan langgam Indo-Europeesche yang didambakannya.
Denah SCS, Tegal karya Pont.
Denah SCS, Tegal karya Pont.
Het Nieuwe hoffdbureau der Semarang-Cheribon Stoomtrammaatschappij te Tegal
Pemilik: SCS. Sekarang diambil alih oleh Perusahaan Kereta Api Indonesia
Dirancang: Tahun 1910 di Belanda
Dibangun: 1911 – 1913
Konsep: Realisasi Europeesche architectuur in Indie. Untuk merespon lintasan matahari tropik, massa bangunan diletakkan memanjang Timur-Barat sehingga fasad Utara dan Selatan kaya dengan artikulasi arsitektural menangkap cahaya dan ventilasi. Proyek ini mulai dikerjakan ( 01 November 1910 ) di Amsterdam berdasar kontrak selama 3 tahun dengan pihak SCS, anak perusahaan NISM (Nederlands-Indische Spoor-en Trammwegmaatschappij), pemegang konsesi pengelolaan jalur kereta api dari Anyer-Surabaya. Leerdam ( 1995: 209 ) menulis keterangan tambahan mengenai hubungan proyek ini dengan surat dari ir. J. Th Gerlings ( Direktur SCS di Den Haag, mertua Pont sendiri ) kepada Kepala Eksploitasi SCS yang mengusulkan agar Mclaine Pont yang ditunjuk untuk menangani proyek tsb. Menurut Ballegoijen ( 1993: h.157 ) Stasion Kereta Api Tegal di depan bangunan ini dirancang Maclaine Pont.
Poncol
Poncol
Nieuwe Station Semarang-West ( Stasion Kereta Api Semarang Barat )
Pemilik: SCS. Sekarang diambil alih oleh Perusahaan Kereta Api Indonesia.
Dirancang: Tahun 1912 di Semarang
Dibangun: 1913- 1914
Konsep: Kemudahan aksesibilitas calon penumpang dengan mengembangkan selasar terbuka untuk menerima pengunjung dari tempat parkir, dan kemudian menggiringnya ke Hall Utama. Hall yang berdenah setengah lingkaran ini menjadi pumpunan rancangan dengan memberi jendela-jendela kaca-patri. Pada tampak luar dinding Hall ini ditempel kepingan tegel berwarna hitam membentuk tulisan SCS dan 1914.
Stasion Pontjol untuk pertama kalinya menyambung ketiga kota pelabuhan ( Batavia, Cirebon, Semarang ) dengan jalur transportasi kereta api.
Keterangan foto/gambar :
Gambar Stasiun Poncol diambil dari buku: Michiel van Ballegoijen de Jong “Spoorwegstations op Java”, Amsterdam: de Bataafsche Leeuw, 1993, halaman 172, dengan keterangan sebagai berikut: “Sketsa tangan dari arsitek Maclaine Pont megnenai Stasion Pontjol sebagaimana pernah dimuat dalam penerbitan harian ‘de locomotief’, 4 Juli 1911 di Semarang. Foto sekarang (di bawahnya) oleh Mahatmanto.
Pohsarang
Pohsarang
Gereja Katolik Pohsarang, Kediri
Pemilik: Kongregasi Lazaris. Sekarang menjadi milik Keuskupan Agung Surabaya dan menjadi pusat perziarahan Maria keuskupan itu
Dirancang: Tahun 1936 di Majakerta
Dibangun: 1936-1937
Inisiatif: Kongregasi Lazaristen
Keterangan: Atas permintaan Pastor H. Wolters, CM, gereja ini dirancang dengan mengikuti karya bangunan Maclaine Pont sebelumnya: Museum Lapangan di Mojokerto. Gereja kecil ini melengkapi sekolah yang sudah terlebih dahulu ada. Meskipun kecenderungan Gereja untuk mengambil corak lokal baru terjadi ketika tenaga-tenaga gerejawi semakin dihambat di masa Jepang, tapi di tingkat bawah telah terjadi inkulturasi secara diam-diam. Arsitektur Gereja Ganjuran di Yogyakarta tempat Maclaine Pont dibaptis sebagai orang Katolik dan Gereja Puh Sarang ini pun merupakan contoh-contoh awal proses inkulturasi arsitektur gereja dengan corak lokal.
Keterangan foto: Foto gereja Pohsarang oleh Mahatmanto. Gambar Site Plan digambar ulang oleh redaksi dari: Helen I Jessup, Four Dutch Buildings in Indonesia, IV Henri Maclaine Pont’s Church, Pohsarang, Orientations Magazine, December 1982.
----------------------------

Aula Barat ITB: Kuliah Umum Menteri BUMN RI - Dahlan Iskan




Published on Mar 20, 2012
Kuliah Umum Menteri BUMN RI, Dahlan Iskan pada tanggal 17 Maret 2012 dengan Tema "Menuju BUMN Sebagai Perusahaan Kelas Dunia" di Aula Barat ITB.

Refer :
Dr. Merlyna Lim adalah alumni Jurusan Teknik Arsitektur ITB-Bandung, Universitas Katolik Parahyangan-Bandung, dan University of Twente-Enschede, the Netherlands. Ia adalah peneliti di Annenberg Center for Communication, University of Southern California di Los Angeles dan mulai pertengahan Agustus akan menjadi staff pengajar di Arizona State University. 
Amanda Achmadi memperoleh gelar Sarjana Arsitektur dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1998. Sekarang ia sedang menyelesaikan program studi doktoral di bidang arsitektur dan Studi Asia di The University of Melbourne, Australia. Ia adalah seorang kontributor pada buku New Directions in Tropical Asian Architecture (2005, Pesaro Publishing and Periplus Edition), dan Houses for the 21st Century (2004, Pesaro Publishing and Periplus Edition). Tulisannya pernah dimuat di beberapa jurnal akademik, termasuk Journal of Southeast Asian Architecture (volume 7-2005) dari National University of Singapore dan TRIALOG (volume 85-2005) dari Technical Üniversitaat Darsmtadt, Germany. Sekarang Amanda tinggal di Shanghai, China.
Mahatmanto, alumnus Institut Teknologi Bandung ( 1988 ), menempuh studi lanjut sejarah dan teori arsitektur dengan tesis “Henri Maclaine Pont: Representasi dalam Historiografi Arsitektur Kolonial di Indonesia” ( 2001 ) di institut yang sama. Sejak 1991 hingga sekarang ia mengajar di Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Selain berpraktik sebagai perancang, ia juga aktif dalam fora diskusi sekitar kesenian, kebudayaan dan spiritualitas di Yogyakarta. Tahun 1999 ia terlibat aktif dan membuat karya dalam workshop ‘Art and Religion’ di Geneva, Swiss. Website:http://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/

Sumber: anisavitri.wordpress.com

Read more...

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP