powered by Google

Kumpul EL82 di Lumbung Rasa

Minggu, 30 September 2012


From: Nurhasan Akbar
Date: Sun, 30 Sep 2012 18:20:11 -0700 (PDT)
Subject: Re: [Senyum-ITB] Re: Lumbung Rasa [1 Attachment]




Mbak Ida dan teman2 ysh,



Memang Lumbung Rasa suasananya nyaman dan makanannya enak . . gak salah kalau tempat tersebut dibahas di sini . . :)

Tanggal 14 Juli 2012 yang lalu, kami alumni EL82 menyempatkan untuk kumpul lagi setelah acara reuni ITB82 30 tahun di Aula Barat selesai. Kalau gak salah ingat . . yang mengajak kami ke Lumbung Rasa adalah rekan kami Redi Subekti EL82.

Mendekati saat pulang. .  teman kami Mas Eko Pratomo MS82 (owner RM Lumbung Rasa) muncul untuk ikutan gabung dengan kami.

Saya kira memang sebaiknya sebagai alumni kita wajib mencoba tempat makan milik teman alumni kita sendiri . . sebelum mencoba yang lainnya . . hehe

Berikut saya kirimkan foto suasana di RM Lumbung Rasa. Mudah2an bermanfaat di sini.



Salam,
-akbar el82



Baca juga:
- Selasa Promosi: Warung kuliner "Lumbung Rasa"

Read more...

Serunya Musim Gugur di Perancis


Serunya Musim Gugur di Perancis
Minggu, 6 November 2011 | 16:17 WIB



DINI KUSMANA MASSABUAUChateau de Chenonceau di daerah Loire



KOMPAS.com - Musim yang ditandai dengan berjatuhannya dedaunan ini, di Perancis musim gugur dimulai dari tanggal 21 September dan berakhir empat hari sebelum perayaan natal. Musim gugur bagi saya sangat spesial, apalagi dinikmati di kota saya, Montpellier, yang berada di belahan selatan Perancis. Di sini suhu udara lebih hangat dibandingkan daerah lainnya di negara Perancis.

Udara panas mulai terasa sejuk dan semakin dingin dengan bergesernya hari. Pepohonan mulai berwarna kekuningan dan burung-burung bagaikan sebuah pesta layang-layang mengisi langit bertebaran melintasi awan mengepakan sayapnya untuk berimigrasi ke daerah panas.

Memasuki pertengahan bulan oktober, warna dari batang pohon semakin menua. Lembaran daun yang menguning, mulai melepaskan dirinya dari ranting, berjatuhan, berserakan, menumpuk tebal, terasa empuk saat badan direbahkan di atasnya. Udara pun semakin mengigit kulit.

Saya yang hidup di daerah dekat pantai, merasa beruntung karena dapat menikmati keindahan alam ini. Dengan keramahan matahari yang masih mau berakraban memberikan sinar dan kehangatannya.

Di musim gugur, jam di beberapa wilayah Eropa juga ikut berganti. Pada musim panas, waktu digeserkan satu jam lebih awal dari biasanya untuk tujuan penghematan energi listrik.

Nah di akhir minggu bulan oktober, jam dikembalikan pada waktu normalnya. Ini membuat, kami yang berada di Eropa mendapatkan istilahnya, satu jam lebih dalam satu hari. Lucunya kebanyakan waktu lebih itu dipakai orang untuk menambah jam tidur.

Meskipun masa yang tiga bulan ini istimewa bagi saya, namun musim gugur juga sering disinggahi oleh datangnya hujan. Pada musim inilah, istilah "sedia payung sebelum hujan" berlaku. Udara kering yang sejuk bisa berubah secara mendadak menjadi gelap dan air mengguyur dari langit tanpa ampun.

Akhir bulan Oktober dan November, banjir di beberapa bagian Perancis kadang mengisi berita media lumayan sering. Bagi saya, air yang terguyur bagaikan alam yang haus karena selama tiga bulan terserang dengan panasnya matahari di kala musim panas.

Menjelang akhir bulan Oktober hingga awal bulan berikutnya, adalah hari liburan sekolah. Di Perancis dinamakan liburan Toussaint. Perayaan umat Katolik dalam rangka memperingati para Santa atau orang suci.

Perayaan ini dipakai juga sebagai hari ziarah. Maka pada hari minggu perayaan hari suci Kristiani ini, bunga seruni atau krisantemum akan banyak diperdagangkan karena merupakan simbol bagi pelayat untuk meletakan rangkaian kembang berwarna-warni itu di atas makam.

Tahun ini, liburan Toussaint, kami gunakan selama tiga hari untuk berlibur ke daerah Blois. Daerah yang pernah kami kunjungi tahun lalu di musim panas, dan juga saya tuliskan dalam rubrik ini.  
Bila dulu kami datang saat matahari sedang bersinar dengan gaharnya. Kini kedatangan kami ke daerah yang kaya akan kastil kerajaannya adalah di saat udara dingin dan warna cokelat kekuningan begitu terasa dibandingakan daerah Perancis selatan.

Blois yang berada di bagian tengah Perancis ini, kami kunjungi karena tergiur dengan  cerita beberapa kenalan yang sengaja datang menikmati keindahan alamnya di musim gugur. Mereka menyatakan melewati musim ini sangat cemerlang bila dihabiskan di daerah yang kaya dengan seni budaya dan sejarahnya.

Dalam perjalanan terasa sekali perubahan baik dari suhu dan juga pemandangannya. Saat kami berangkat suhu di Montpellier menunjukan 24°C. Semakin menuju ke arah Blois yang berada di daerah Loir-et-Cher, udara semakin menurun. Saat kami tiba termometer dalam mobil menunjukan angka 15°C.

Alam yang menyajikan pertunjukan bagi mata juga terdiri dari warna hijau dan coklat. Dua warna yang terasa ajaib karena begitu corak dalam ketuaan dan kemudaan. Hijau tua, memuda, menguning dan menjadi coklat muda lalu coklat kehitaman. Bagaikan karpet ditenun dengan berbagai warna benang.
Penginapan yang kami pilih juga tempat peristirahatan tahun lalu, yaitu Le Moulain du Bas Pezé, berhubung liburan terakhir di musim panas lalu kami sangat menikmatinya. Sebab, chambres d'hotes itu sangat unik maka kami kembali menghabiskan beberapa malam di tempat ini. Dulunya, ini adalah bekas kincir air.

Hal yang unik dari hotel kecil ini adalah rumah antik yang memiliki tanah sangat luas, yaitu empat hektar. Tambahan lagi berbagai ternak yang dipelihara pemilik penginapan. Selain itu, adanya sungai yang mengalir dari penginapan untuk menjalankan kincir air, sehingga kita bisa nikmati dengan perahu kecil.

Saat mengunjungi daerah ini, tentu tujuannya adalah wisata kastil. Ratusan istana kecil hingga megah membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk didatangai. Satu kastil kecil memakan waktu setengah hari, jadi istana besar ya tentunya satu harian.

Jumlah waktu itu sudah termasuk lamanya perjalanan menuju sebuah bangunan kediaman para bangsawan. Karena jarak satu istana dengan yang lainnya lumayan, dari belasan hingga puluhan kilometer.

Jarak yang ditempuh dengan kendaraan, tak mungkin membuat mata mengantuk karena menyaksikan bagaimana sebuah lukisan nyata terpajang lewat kaca mobil. Kadang dalam perjalanan saya melihat dedaunan kuning yang berterbangan tertiup oleh angin bagaikan menari.

Lalu kastil kecil terlintas dari pandangan, membuat pertanyaan, siapakah pemiliknya? Masih ditempatikah istana mungil tersebut? Keturunan bangsawan manakah yang dulunya berada di kediaman itu.

Udara dingin, dengan langit sayu, sedikit abu-abu, terkadang sinar matahari mengintip, ciri khas dari musim gugur. Namun di daerah ini, suasananya terasa berbeda. Kabut tebal berjalan lalu menipis. Padang rumput terlihat basah, padahal tak hujan. Batang pohon bagaikan lembab dan meretak.

Melihat sapi gemuk berkerumun memamah rumput membuat saya menerka, pasti para hewan ternak itu nafsu sekali makannya. Karena rumput hijau yang dikunyahnya masih segar oleh basahan embun.
Dua kastil kami menjadi incaran dalam liburan musim gugur ini. Satunya kastil kecil bernama Talcy dan yang kedua istana besar bernama Château de Chenonceau. Di kastil Talcy, yang menarik adalah tamannya yang hingga kini masih dipakai sebagai kebun sayur dan buah.

Pengunjung dengan bebas bisa memetik hasil panen secara gratis. Saat kami datang, sedang panen buah apel dan pir. Ditanam secara alami, tak ada bahan kimia dalam perawatannya.

Saya meminta kantung kepada pegawai kastil untuk memungut buah-buahan. Tak tanggung-tanggung, kantung yang diberikan begitu besar. Tentu saja, buah apel dan pir langsung kami petik. Berbagai jenis apel ditanam di sini.

Saat saya mencicipi sebuah apel mini berwarna merah, amboi manis sekali rasanya. Jenis apel lainnya kami petik untuk dibuat selai. Para pengunjung lainnya juga ikutan sibuk keasikan memanen, serasa kami inilah pemilik kebun istana.

Keesokan harinya, kami mengunjungi kastil Chenonceau. Begitu memasuki halaman parkir, mobil wisata terlihat memenuhi halaman. Turis dari mancanegara juga memadati jalan masuk menuju tempat wisata ini. Sebelum menuju Château de Chenonceau, sebuah taman labirin seluas sekitar 1500 meter persegi, tak boleh terlewatkan. Kita dapat mencoba menemukan jalan keluar dari taman labirin ini dari lima jalan masuk.

Kastil Chenonceau, merupakan peninggalan penting dan istimewa dari segi konsep pembangunannya yang unik, koleksi karya seni dan dekorasi serta perabotannya yang hingga kini masih terjaga keasliannya. Istana ini juga dikenal sebagai kastil femina, karena dikuasai secara generasi oleh wanita. Salah satunya yang tersohor adalah Catherine de Médicis.

Di Château de Chenonceau, setiap kamarnya selalu terhias oleh rangkaian bunga. Memasuki lima kamar ratu, melihat ruang tamu Louis ke 14, ruang kerja hijau pribadi milik Catherine Médicis, melintasi dapur yang berada di atas jembatan istana, langkah demi langkah melewati setiap ruangan di istana yang dibangun tahun 1513 ini. Bagaikan membawa kita melalui sejarah, mimpi dan rahasia.

Salah satu yang pantas diacungkan jempol di tempat wisata ini adalah, kelengkapan fasilitas pemandu. Bagi wartawan, akses masuk ke berbagai ruangan dan pengambilan foto diperbolehkan. Alat pemandu yang diberikan juga sangat canggih, berupa iPhone dan iPad. Tentu saja pengunjung lainnya bisa menyewa dua alat elektronik pemandu itu.

Panduan yang diberikan juga sangat lengkap, menambah kekayaan kita dalam ilmu sejarah. Anak-anak yang biasanya rewel bila diajak berkunjung ke tempat wisata seperti ini tak akan bosan, karena seluruh ruangan dengan isinya masih terjaga begitu memukau, membuat kita tak akan kehabisan pandangan dalam menyibak setiap rinci dari dekorasi yang terpajang.

Bila hati dan mata telah puas terbawa dalam kenangan para kekaisaran, jangan terlupakan melewati taman dan kebun sekitar kastil ini. Melihat sungai yang mengalir, dengan ikan besar-besar membuat anak-anak menunjuk seru.

Lalu menyusuri jalan setapak, melihat bagaimana musim gugur terhias indah, merasakan kesejukan angin yang kadang membuat badan sedikit mengigil. Lalu cobalah merebahkan tubuh di atas karpet alami berupa tumpukan dari serakan dedaunan yang berjatuhan di musim gugur.


Editor :
kadek





--------------------------------------
Video:

Autumn Leaves (Les Feuilles Mortes)





That's not Diana Krall. It's Paula Cole.

Read more...

Kite Surfing di Pantai Sanur, Bali

Sabtu, 29 September 2012

Kite Surfing di Pantai Sanur, Bali





Uploaded by  on Jul 29, 2011
Bali kitesurfing Sanur. The best kite spot is at kite school from Ketut Badrox iketutsudana@live.com. Wind sun and fun, relaxed atmosphere, good gear and fantastic local people will learn you kite surfing. Relative flat water due to a reef and you will be brought out on the water by boat. Instructors are following you and learn you this fantastic sport in a safe environment. It's also possible to bring you're skills to a higher level. After a good session home made food can be ordered and don't forget a toast on your first meters! What else do you want more...



Peta lokasi Pantai Sanur, Bali


View Larger Map


Peta dari A (Bandara Ngurah Rai) ke B (Pantai Sanur, Bali)
Jarak sekitar 17 km> Waktu tempuh menggunakan mobil sekitar 30 menit.

Read more...

Anggota baru: Andang Kustamsi mengajar Geomekanika di Trisakti

> =====================================================================
>                     *** Senyum-ITB ***
>           - Kerjasama merajut Prestasi Dunia -
>         Interaksi akrab Masyarakat dan Alumni ITB
> Persahabatan, Ide, Iptek, Desain, Seni, Bisnis, & Kerjasama
>         http://www.yahoogroups.com/group/Senyum-ITB
>
> Managed by: Senyum-ITB & 99Venus International (www.99Venus.net)
>
>    Subscribe : Senyum-ITB-subscribe@yahoogroups.com
>    Unsubscribe (if you must) : Senyum-ITB-unsubscribe@yahoogroups.com
> =====================================================================
>
>
> Hai Teman,
>
> Ini adalah Form Pendaftaran untuk Alumni ITB.
> Jika Anda bukan Alumni ITB, mohon jangan isi form ini.
> Tapi mohon isi Form Pendaftaran untuk Non Alumni ITB (Masyarakat).
>
> Ini adalah email balasan otomatis.
> Dalam waktu 1 (satu) hari, tolong isi form di bawah sebagai respon
> dari keinginan Anda bergabung di milis Senyum-ITB.
> Jika tidak diisi komplit, maka sangat berat untuk menyetujui
> keanggotaan Anda di milis Senyum-ITB karena kadang-kadang ada yang suka iseng mendaftar.
> Mohon maklum dan terima kasih :-)
>
>
>
> DATA PRIBADI
> Tak kenal maka tak sayang
>
> Lampiran foto terkini (Foto attachment) ?  [  ] Ada dong :-)     [ X ] Tidak
>
>
> Nama (Name)               : Andang Kustamsi
> Nama panggilan (Nickname) : Andang
>
> Jurusan di ITB            : Teknik Perminyakan
> Jenjang S1 / S2 / S3      : S1
> Angkatan Tahun            : 1989

> Personal Web/URL/Blog     : http://
> Foto / Alamat Facebook    : http://www.facebook.com/
> Rekaman Video / Film      : http://www.youtube.com/
>
> Profesi (Profession)      : Dosen
> Keahlian (Expertise)      : Geomekanika
>
> Alamat Rumah (Home Adr)   : Premier Estate H17, Jalan Haji Karim
> Kota/Negara (City/Country): Jakarta
> Perusahaan (Company)      : Universitas Trisakti
> Alamat Kantor (Office Adr): Jalan Kyai Tapa 1
> Kota/Negara (City/Country): Jakarta
> Company Web/URL           : http://
>
> Tempat/Tanggal Lahir (Place/Date of Birth) : Semarang
> Umur (Age)       : 41
> Hobby/Life Style : Membaca
> Ceritakan 1 pengalaman berkesan semasa di kampus ITB :
> Ceritakan juga 1 pengalaman berkesan sesudah berkarir :
> Interest (ketertarikan, aspirasi, minat) join dengan Senyum-ITB :
>
>
>
> REFERENSI
>
> Bagaimana Anda tahu milis Senyum-ITB ?
> [  ] Search Engine (Google, Yahoo, dll)
> [ X ] Yahoo Groups page
> [  ] Teman. Nama/email :
> [  ] Lain-lain. Tolong sebutkan :
>
> Terima kasih banyak sudah mengisi form !
>
>

Peta: Dari A (Sekretariat IA-ITB, Jl. Hang Lekiu) ke B (Universitas Trisakti)


View Larger Map

Read more...

Pernikahan Putri Anton Leonard (GD74): Argani Gracias

From: gdengurah@yahoo.co.uk
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 29 Sep 2012 23:41:43
Subject: [Senyum-ITB] Selamat atas pernikahan Putri Anton Leonard (GD74): Argani Gracias [1 Attachment]





Selamat atas pernikahan Putri dari Bung Anton Leonard  Simanungkalit Pospos, Argani Gracia S Pospos dng Marthin Situmorang, tadi malam di Htl Santika KS Tubun Jkt.
Semoga ananda dan keluarga besar berbahagia.


Poer PL77
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Read more...

Video: Sumber Pengetahuan Penting Ada di Krakatau

Jumat, 28 September 2012


Sumber Pengetahuan Penting Ada di Krakatau

| Tri Wahono

2011-12-13| 21:21:09





KOMPAS.com - Krakatau memang tak hanya berarti petaka dan kematian. Tukirin dan para ahli botani telah memberikan pelajaran bahwa Krakatau juga sumber pengetahuan penting bagi geologi, vulkanologi, hingga biologi. Tracey Louise Parish dari Universitas Utrecht, Belanda, menyebutkan, Krakatau merupakan sebuah kasus yang unik dan tak ternilai yang mengisahkan bagaimana penghancuran dan pemulihan kehidupan kembali di alam tropis yang kompleks.
Lebih istimewa lagi karena penghancuran dan pemulihan itu tercatat sedari awal. "Biografi Pulau Krakatau sangat lengkap. Terlengkap yang pernah dibuat di dunia ini. Hanya Krakatau, pulau yang sejak letusan dinyatakan steril selalu terdata secara reguler penambahan populasinya," kata Tukirin. "Dalam hal ini, kita harus berterima kasih kepada ilmuwan dunia, khususnya Belanda, yang mencatat sejak dini."
Selain itu, munculnya Anak Krakatau juga memberikan kesempatan sekali lagi kepada peneliti untuk membangun teori tentang suksesi ekologi dan kolonisasi di sebuah pulau yang muncul dari laut. Tumbuhnya Anak Krakatau juga memberikan pembelajaran bagaimana letusan-letusan itu memengaruhi arah suksesi di pulau lain sekitarnya.
Krakatau memberikan pelajaran tentang Bumi yang hidup dan terus tumbuh. Kelahiran dan kematian gunung api, lalu kebangkitan kembali ekologi di tabula rasa, adalah pokoknya.
Namun, sudahkah kita belajar?
Hidup berdamping dengan gunung api merupakan kemestian yang dialami masyarakat Nusantara sedari dulu. Diberkahi 129 gunung api aktif, atau 30 persen dari gunung api di dunia, tak memungkinkan kita menjauhinya Di balik ancaman dan petaka yang dikirimnya, gunung api menciptakan bentang alam Nusantara yang istimewa dan unik, selain juga kekayaan mineral dan panas bumi yang berlimpah. Namun, pertanyaan kuncinya adalah bagaimana siasat kita hidup berdampingan dengan gunung-gunung api itu?
"Selama ini kita baru sedikit mengetahui soal Anak Krakatau dan juga kaldera Proto Krakatau. Penelitian tentang hal ini masih sangat kurang," kata Sutikno Bronto, "Bahkan, masih banyak masyarakat yang tidak tahu keberadaan kaldera-kaldera tua itu."
Minimnya pengetahuan dasar tentang Krakatau ini membuat pengetahuan tentang potensi ancaman dari Anak Krakatau yang terus tumbuh membesar itu juga nyaris tidak ada. Bagaimana mau melakukan mitigasi bencana jika kita tak cukup pengetahuan tentangnya. "Semuanya bermuara pada minimnya dana dan perhatian ke soal-soal gunung api," keluh Surono.
Dia menceritakan, saat Anak Krakatau menggeliat di bulan Oktober 2001 itu, selama lebih dari dua minggu, pusat kontrol gunung api di kantornya kehilangan akses langsung terhadap perkembangan Anak Krakatau dan gunung-gunung api di seluruh Indonesia. "Sambungan satelit diputus karena tagihannya tidak dibayar," kata Surono. "Akhirnya kembali ke manual, perkembangan situasi gunung api dilaporkan lewat SMS, faks, dan telepon."
Surono juga menceritakan tentang kurangnya alat, petugas pemantauan, dan tenaga ahli yang menangani gunung api. "Belum semua gunung api terpantau. Kami terpaksa memilih mitigasi terhadap gunung api yang letusannya bisa berdampak besar terhadap masyarakat," katanya.
Setiap tenaga ahli di PVMBG, kata Surono, harus menangani minimal lima gunung api. "Ini kondisi sangat tidak ideal. Di Jepang, satu gunung api dikeroyok oleh puluhan ahli," katanya.
Bahkan, Singapura yang tak memiliki gunung api selangkah lebih maju dibandingkan Indonesia. Negara tetangga yang relatif aman dari bencana geologi ini memiliki pusat kajian tentang gunung api, Earth Observatory of Singapore, di bawah naungan Nanyang Technological University. "Beberapa ahli kita bergabung di sana," kata Surono. Ke depan, barangkali Indonesia harus belajar tentang gunung api dari Singapura.
Seperti penelitian geologi dan vulkanologi yang minim, perhatian di bidang botani juga sangat kurang. "Yang memanfaatkan Krakatau, laboratorium suksesi alam satu-satunya dan terlengkap, kebanyakan peneliti dan media asing," kata Tukirin.
Tukirin satu-satunya peneliti botani dari Indonesia, yang bertahan menekuni suksesi Krakatau. "Saya menjadi peneliti Krakatau awalnya karena kebetulan. Semua penelitian saya ke Krakatau sejak 1980-an tidak dibiayai Pemerintah Indonesia sepeser pun, tetapi nebeng dari penelitian universitas dan lembaga luar negeri," kata Tukirin, yang ke Krakatau minimal setahun sekali ini.
Kita memiliki keajaiban alam tiada duanya, tetapi tidak peduli. "Saat ke Oxford, ditanya saya meneliti Krakatau, profesor di sana langsung bilang, Krakatau selalu jadi rujukan dalam kuliah biogeografi. Di sekolah-sekolah di Jepang, pelajaran tentang suksesi primer juga selalu mengambil contoh Krakatau. Tapi, di Indonesia banyak yang tak paham soal keunikan Krakatau ini," katanya.
Senja mulai menjelang saat perahu kayu membelah gelombang, meninggalkan kehidupan dan kehijauan yang mulai pulih di tengah keterpencilan kompleks Krakatau. Tukirin sekali lagi menatap puncak Anak Krakatau yang mengepulkan asap tipis. "Semakin lama, pemulihan alam di Krakatau semakin sulit karena hutan di Jawa dan Sumatera yang menjadi sumber benih semakin hilang," ujarnya.
Kekhawatiran Tukirin perlahan mewujud. Perlahan-lahan bayangan kawasan pesisir Banten kian jelas dan membesar. Lampu-lampu hotel, perumahan, dan cerobong asap pabrik menyesaki pinggir pantai, tak menyisakan lagi ruang bagi hutan. Sepanjang kawasan yang pernah tersapu tsunami letusan Krakatau itu kini penuh sesak dengan manusia.
Hampir malam saat kami tiba di Pantai Carita-Anyer, debur ombak memecah pantai. Angin sepoi-sepoi. Nun jauh, dalam samar, Anak Krakatau berdiam diri di tengah laut. Inilah pantai yang sejak zaman Belanda telah menjadi tempat warga Jakarta lari dari penat.
Tsunami setinggi 25 meter yang pernah melanda kawasan ini saat Krakatau meletus pada 1883 nyaris tak terlihat jejaknya selain karang sebesar rumah yang terserak di pekarangan salah satu hotel di sana. Tak banyak pengunjung yang mengenali riwayat batu karang itu yang, menurut catatan Simkin dan Fiske (1983), terbongkar dari bawah laut dan terseret ke pantai karena empasan tsunami.
Bagi Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Banten Achmad Sari Alam, Gunung Anak Krakatau dan aktivitas vulkaniknya merupakan aset wisata belaka. "Anak Krakatau itu bukan ancaman, tapi potensi wisata yang dapat dimanfaatkan untuk mengundang wisatawan datang ke Banten, terutama ke kawasan pantai sepanjang Anyer-Carita," kata Achmad.
Pada saat gelombang Selat Sunda tidak tinggi dan cuaca cerah, wisatawan dapat diajak melihat panorama Anak Krakatau lengkap dengan lelehan lava pijar maupun letupan seperti kembang api di malam hari ketika gunung api tersebut sedang beraktivitas vulkanik. "Anak Krakatau sudah masuk ke dalam paket wisata yang ditawarkan bagi turis yang hendak berkunjung ke Indonesia, baik mereka yang datang berwisata melalui Lampung maupun Banten," katanya.
Sekalipun Anak Krakatau terus memberikan peringatan dengan letusan-letusan kecil nyaris sepanjang tahun, nyaris tak ada kekhawatiran bahwa bencana akan mungkin kembali terulang. Cara pikir masyarakat di pesisir Banten dan Lampung itu mengingatkan pada keadaan sebelum letusan Krakatau 1883.
"Memang, setiap orang pernah mendengar cerita tentang letusan di zaman kuno, dan ada orang yang mengamati peta dan beranggapan mereka pernah mendengar cerita ketika Jawa dan Sumatera merupakan satu pulau yang kemudian terbelah menjadi dua akibat peristiwa vulkanik mahadahsyat di zaman dahulu," tulis Winchester. "Sebagian orang waktu itu beranggapan Krakatau sudah lama padam dan tidak lagi berbahaya."
Sejarah seperti berulang. Anak Krakatau bagi kebanyakan orang hanyalah tontonan, dan batu pijar yang kerap dilontarkannya seolah kembang api tahun baru yang sama sekali tidak berbahaya. "Asalkan tak terlalu dekat," kata Achmad. Sungguh, sejarah kehancuran itu sudah terkubur dalam-dalam di benak masyarakat.

(Tim Penulis: Ahmad Arif, Indira Permanasari, Yulvianus Harjono, C Anto Saptowalyono. Litbang: Rustiono)


----------------------

Peta lokasi Gunung Krakatau


View Larger Map


Peta :  A (ITB Bandung)  ke  B (Gunung Krakatau)

Read more...

Singapura Dirikan Pusat Penelitian Gunung Api


Singapura Dirikan Pusat Penelitian Gunung Api

28 Oktober 2011


Jakarta, Kompas - Singapura, negeri kecil yang tidak memiliki gunung api, justru memiliki pusat penelitian kebumian dengan fokus kajian gunung api, gempa bumi, dan tsunami. Ironisnya, Indonesia yang memiliki 129 gunung api, atau 30 persen dari total gunung api di dunia, tidak memiliki pusat penelitian tersebut.
Berdasarkan penelusuran Kompas, pusat penelitian kebumian itu berada di bawah naungan Nanyang Technological University dengan nama lembaga Earth Observatory of Singapore.
Ironisnya, lembaga tersebut lebih banyak melakukan kajian gunung api, gempa, tsunami, patahan, dan kajian kebumian di Indonesia. Bahkan, peneliti Indonesia juga direkrut oleh lembaga tersebut.
”Seharusnya Indonesia yang mendirikan lembaga itu,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono. Namun, Indonesia memang abai. ”Sampai kini di Indonesia tidak ada satu pun perguruan tinggi yang membuka jurusan vulkanologi,” ungkap Surono.
Menurut sejumlah peneliti, sebelumnya, California Institute of Technology menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk membangun pusat penelitian kebumian. Pertimbangannya, Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki gunung api dan terletak di zona tumbukan tiga lempeng benua yang hiperaktif. Selain rawan bencana gempa bumi dan tsunami, Indonesia juga rawan bencana letusan gunung api. Namun, tawaran tersebut tidak mendapat respons dari Pemerintah Indonesia sehingga didirikan di Singapura.
Penelitian diabaikan
Bukan hanya riset ilmu kebumian yang diabaikan pemerintah. Banyak temuan peneliti Indonesia yang sulit mendapatkan paten dan tidak berlanjut ke produksi massal. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), misalnya, tahun 2001 menemukan semacam papan terbuat dari bambu yang dipres.
”Di Indonesia tidak ada yang meneruskan produksinya secara massal. LIPI hanya berwenang melakukan riset, tetapi tidak boleh memproduksi secara komersial,” kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial LIPI Suprapedi di Cibinong Science Center, Cibinong, Jawa Barat. Kini papan terbuat dari bambu tersebut malah digunakan untuk dinding-dinding kanal di Belanda.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta dalam Rapat Koordinasi Nasional Riset dan Teknologi, Kamis, di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong menginstruksikan agar dilakukan inventarisasi semua temuan hasil riset. Gusti juga meminta pengembangan lembaga riset milik pemerintah.
”Banyak yang akan dihasilkan kalau anggaran untuk riset cukup. Namun, kita tidak perlu cengeng,” kata Gusti.
(AIK/NAW)

Sumber: www.kopertis12.or.id

Read more...

Ramli Sihaloho mengirim foto Jembatan Tenggarong


 



Linenya masih ada. Dekat tiang sebelah kanan adalah stadion yg cukup mewah.
Lokasi di tenggarong seberang.

RS®TA'82

----------------------------
Peta lokasi Jembatan Tenggarong


View Larger Map


Peta dari A (Samarinda) ke B (Tenggarong)
Jarak sekitar 35 km. Waktu tempuh menggunakan mobil sekitar 1 jam.

Read more...

Nanyang Tech Univ mengembangkan Earth Observatory

Nanyang Tech Univ mengembangkan Earth Observatory



Peta lokasi Nanyang Tech Univ, Singapura


View Larger Map

Peta dari A (Changi Airport) ke B (Nanyang Tech Univ).
Waktu tempuh menggunakan transportasi umum sekitar 2 jam


-----------------------------------------

From: Surono
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Wed, 22 Aug 2012 21:59:44 +0700
To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: [Senyum-ITB] Keuntungan mengembangkan Earth Observatory


Mas Erik,

Saya tdk mau ber andai2, saya bingung, krn orang2 yg kembangkan EOS dr USA dan Eopa saya kenal dgn baik. Saya mengeluh dan sedikit marah kpd beliau2 saat beliau2 datang ke kantor saya pamer EOS, knp tdk mengembangkan Earth Observatory of Indonesia. Beliau2 jawab, sebetulnya saat itu berniat mengembangkan di Indonesia. Bahkan beliau2 pernah menghadap ke org tinggi kedudukannya di Indonesia, beliau bilang tdk ada tanggapan, akhirnya beliau2 cari lokasi yg tdk jauh dr Indonesia, beliau2 datang ke Singapore, langsung direspon dgn baik. Jadilah EOS. 

Mas Erik, saya hanya org kecil, saya pernah mengutarakan kekecewaan saya ke org tinggiiiiii sekali, juga terbukti, memang tdk ada respon yg nyata. Mungkin kita msh sibuk ngurus kepentingan orang kelas menengah ke atas, krn segmen ini yg membuat jalannya politik di Indonesia, aman or hiruk pikuk. Memang demokrasi politiknkita maju luar biasa, hanya tdk diimbangi dengan demokrasi di bidang lainnya.

Satu hal Mas Erik, ahli2 kita masih spt pemain jazz, asyiiik dgn diri sendiri, belum beani, mari kita bersatu, agar kita lbh kuat dr siapapun. Apakah kita kurang ahli dlm kebumian? Tdk, kita punya banyak ahli, yg tdk punya adalah rasa kebersamaan untuk maju bersama. Masing2 berkutat dininstitusi masing2, dgn ego kepandaian dan institusinya, padahal sama2 dibayar negara. Saya kadang ingin tertawa sendiri, makanya kita dijajah demikian lama ha ha ha. Untung kita punya Soekarno, Bung Kecil yg bersuara BESAAAR.



Salam hormat

Surono FI-76

-----------------------------
On 21 Aug 2012, at 07:07, "B. Antariksa (Erik) wrote:


Mbah Rono,

Kutipan: "Betapa sedihnya saya, Nanyang Tech Univ, mendirikan Earth Observatory of Singapore (EOS), mengembangkan penelitian. dlm bidang gunungapi, gempabumi dan tsunami. Jika kita tdk bergerak cepat, dlm 4 thn kedepan, kita belajar gunungapi dan gempabumi di Singapore"

Terima kasih infonya.
Dalam bayangan Mbah Rono berapa biaya untuk mengembangkan Earth Observatory ?
Apa rencana S'pura untuk ini?

Trims sebelumnya.




Salam kompax,

Read more...

Anggota baru: Chandra ingin terkoneksi dengan seluruh Alumni ITB

Anggota baru: Chandra ingin terkoneksi dengan seluruh Alumni ITB


Lampiran foto terkini (Foto attachment) ? [ ] Ada dong :-) [V] Tidak
Note: file foto lebih kecil dari 150 KB

Nama (Name) : Chandra Salim
Nama panggilan (Nickname) : Chand

Jurusan di ITB : Teknik Fisika
Jenjang S1 / S2 / S3 : S1
Angkatan Tahun : 2005

Personal Web/URL/Blog : -
Foto / Alamat Facebook : http://www.facebook.com/chandra.salim.710
Rekaman Video / Film : -

Profesi (Profession) : Operational Manager
Keahlian (Expertise) : Reliability

Alamat Rumah (Home Adr) : Jl Macan no 23
Kota/Negara (City/Country): Bandung / Indonesia

Perusahaan (Company) : PT TOV Rek Utama
Alamat Kantor (Office Adr): Panin Life Center 1st Fl, Jl S Parman Kav
91, Jakarta Barat
Kota/Negara (City/Country): Indonesia
Company Web/URL : -

Tempat/Tanggal Lahir (Place/Date of Birth) : Palembang / 24 juli 1987
Umur (Age) : 25
Hobby/Life Style : Music, sport
Ceritakan 1 pengalaman berkesan semasa di kampus ITB : ITB yang
membuka mata saya mengerti bahwa dunia jauh lebih keras dari pada yang
bisa saya bayangkan.
Ceritakan juga 1 pengalaman berkesan sesudah berkarir : berkesan
ketika hampir semua orang tersenyum dengan bangga mendengar nama ITB
ada di pundak saya.
Interest (ketertarikan, aspirasi, minat) join : keterhubungan dengan
seluruh alumni ITB

Read more...

So Many Songs We Forgot To Play

Kamis, 27 September 2012

So Many Songs We Forgot To Play


So many adventures couldn't happen today
So many songs we forgot to play
So many dreams are swinging out of the blue
We let them come true



Masih ingat cara menyanyikan lirik lagu di atas ?
Jika sudah lupa, silahkan putar video kiriman Esthi TF83 di bawah ini.




Let us die young or let us live forever
We don't have the power but we never say never
Sitting in a sandpit, life is a short trip
The music's for the sad men




Selamat menyanyi,

;-))
99Venus Team

----------------------
On Sep 26, 2012, at 22:58, "Esthi T. Bhirawati"  wrote:

Read more...

Sutradara mencari Produser Film


From: Kuncoro Sejati
Date: Thu, 27 Sep 2012 07:40:04 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Mencari PRODUSER FILM

 
Rekan-rekan yang saya hormati,
kami sedang mencari seorang produser film layar lebar.
Adakah di antara rekan-rekan yang berminat?




Salam hangat,

Kuncoro Sejati
Sutradara 

Read more...

TOP (Technopreneurship Orientation Program) ITB mencari Mentor


Dari: "suhono@stei.itb.ac.id" <suhono@stei.itb.ac.id>
Kepada: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Dikirim: Kamis, 30 Agustus 2012 21:15
Judul: [Senyum-ITB] TOP (Technopreneurship Orientation Program) ITB, Dicari Mentor program


Salam,

Divisi Pengembangan Kewirausahaan dan Divisi Inkubator Bisnis LPIK ITB, akan meluncurkan TOP (Technopreneurship  Orientation Program) , suatu mentoring orientasi pengembangan kewirausahaan bagi civitas dan alumni ITB.
Rencana program selama satu semester (satu tahun 2 x).

Masih dicari rekan-rekan alumni/dosen yg tertarik jadi mentor program ini.
Saat ini yg bersedia jadi mentoring:
1. Budi Rahardjo (STEI, founder beberapa start up company)
2. Husni Fuad (Mantan IBM, Founder dan CEO Solvenis)
3. Gede Wenten (Inovator,
Founder beberapa company)
4. Hiramsyah Thaib (Bakri Investama)
5. Wawan Dewanto (SBM/LPIK ITB)
6. Shana (Mantan Presiden KM, Pendiri beberapa start up company)
7. Suhono H Supangkat (LPIK)
8. Trenggono (TRG Investama)

Bagi yg tertarik bisa hubungi P Dr. Wawan Dewanto, ketua divisi Pengembangan Kewirausahaan LPIK ITB atau ibu Dr. Dea Ketua Inkubator Bisnis ITB.
Tlpon LPIK: O222501006


Salam
Suhono

Read more...

Peta Citra Satelit


From: Agus Triwiyono 
Date: Thu, 27 Sep 2012 08:47:53 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Peta Citra Satelit


 

Selamat pagi man-teman,

Ada kebutuhan sedikit nih,
Ada nggak yang bisa share nama perusahaan sekaligus contact person-nya,
Yang memberikan jasa penyediaan peta citra satelit dengan resolusi 15 meter.

Terima-kasih sebelumnya 

--
Salam,
AT-EL'76

Read more...

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP