Berbicara tentang gudeg seolah tidak ada habisnya. Setiap waktu dari terbit matahari sampai menjelang terbit di keesokan harinya, silih berganti para pedagang gudeg menggelar dagangannya. Di berbagai sudut kota Jogja, makanan yang satu ini tak pernah kehabisan pembeli. Uniknya lagi, para penjual pun tak pernah habis dari generasi ke generasi, seiring dengan pembeli yang tak pernah sepi melintasi sekian banyak generasi. Demikian halnya dengan gudeg yang satu ini,  yang tetap setia mewariskan tradisi gudeg dari generasi ke generasi, dengan tidak mengesampingkan inovasi. Gudeg yang satu ini adalah Gudeg Bu Tjitro 1925.
Sesuai dengan namanya, gudeg ini sudah mulai beroperasi sejak tahun 1925, dan sampai kini mempunyai pelanggan setia hingga lintas generasi. Bahan dasar gudeg ini sama dengan gudeg-gudeg kering lainnya, hanya saja ada tambahan sambal bajag yang melengkapinya. Selain itu, Anda juga dapat menikmati buntil daun pepaya yang sama sekali tidak terasa pahit sebagai menu tambahannya. Untuk minumannya, Anda dapat menikmati beragam es krim, aneka teh, aneka jus buah dan sayuran, hingga beras kencur.
Restauran Bu Tjitro 1925 terletak di Jalan Janti no 330. Tempat ini tidak sulit untuk ditemukan karena berada di seberang Jogja Expo Center (JEC), tepat di tikungan jalan, dan tidak jauh dari kebun binatang Gembira Loka. Resto ini adalah bangunan dua lantai yang cukup luas dan mampu menampung hingga 300 orang. Resto ini mempunyai ruang VIP yang mampu menampung hingga 17 orang dan meeting room dengan kapasitas 50 orang. Dengan fasilitas tersebut, tidak mengherankan apabila tempat ini menjadi tempat favorit bagi para pejabat untuk singgah menikmati makanan khas Jogja yang satu ini.
Selain di Janti, ada juga Andrawina Loka Gudeg Bu Tjitro yang berada di seberang Bandara Adi Sucipto, yang boleh dikunjungi oleh tamu VIP dari pemerintah Pusat. Tidak berlebihan apabila kemudian restauran ini disebut sebagai restauran berbintang.
Satu hal lagi yang menarik dari Gudeg Bu Tjitro ini adalah inovasi yang dilakukannya. Dengan bekerja sama dengan LIPI Yogyakarta, Gudeg Bu Tjitro mampu membuat gudeg dalam kemasan (kaleng) yang dapat bertahan hingga 1 tahun. Rasa dari gudeg ini hampir mirip dengan gudeg yang disajikan sehari-hari, dan dikemas tanpa menggunakan bahan pengawet dan MSG. Hingga saat ini, gudeg kaleng Bu Tjitro ini sudah dipasarkan di Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya, dan juga beberapa negara di Timur Tengah. Harga untuk satu kalengnya sekitar Rp 25.000,-.
Untuk menuju tempat ini, Anda dapat menggunakan bus Trans Jogja dan berhenti di shelter JEC. Dari sini Anda tinggal menyeberang jalan dan berjalan kaki sekitar 50 meter ke arah barat. Atau Anda dapat menggunakan taksi dari Bandara Adi Sucipto.

Sumber: kuliner.panduanwisata.com