powered by Google

"Et tu, Brute ?"

Rabu, 24 Oktober 2012


From: Irwan Tampubolon
Date: Thu, 25 Oct 2012 07:19:38 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Re: [sinergi-ia-itb] Intermesso - rame rame tidak takut


Rame2 memberi efek anonimitas (jauh dari beban pribadi). Tapi
sebenarnya obatnya juga sederhana: dispersal, memecah kelompok.
Memanfaatkan naluri SDM (selamatkan diri masing2) pada manusia.

Jaman kolonial dulu VOC mengadu sultan dgn sultan, tokoh dengan tokoh.
Jaman 1978 komandan kompi naik jip jangkrik, supirnya merem lalu
mobilnya turun dari atas menabrak rombongan mas BW di simpang KGU.
Buyar dahh jadi 3 kumpulan. Tabrak lagi, buyar lagi. (beberapa orang
patah-kaki ya ?)

Dalam korupsi politik juga begitu. Taruh saja si Polan dibawah lampu
sorot, teman2nya pasti ikut menikam dari kiri, kanan, belakang.
Menarik melihat wajahnya ketika itu..

"Et tu, Brute ?"

ITb.EL76


Baca juga:
- Detik-detik terakhir Julius Caesar dan Brutus



On 10/24/12, Bambang Winarto wrote:

> Saya mengikuti thread berjudul Sejarah Buku Putih di senyum ITB. Maaf
> karena kesibukan belum sempat menanggapi ulasan Jeng Tila yang
> menawarkan koleksi pustakanya khususnya terkait ke Gerakan Mahasiswa
> kala itu.
> Ada statement dari Mas Priyo Soemarno yang menarik, ketika mahasiswa
> bentrok dengan tentara, barisan mahasiswa datang dari arah Unpad dan
> tentara dari arah Dago yang kemudian kedua rombongan berhenti dan secara
> frontal bertemu di perempatan Suryakencana - Kiai Gde Utama, bahwa saat
> itu _para mahasiswa__tidak mengenal rasa takut._
>
> Kebetulan saat itu posisi saya pas di perempatan tsb, memang kebetulan
> lokasi tsb sangat strategis untuk nonton, jadi jujur saat itu saya
> datang untuk nonton (mungkin juga sebagian besar mahasiswa mulanya cuma
> ingin nonton juga seperti saya?). Lalu entah apakah ada instruksi dari
> MaKo (Markas Komando) untuk memblock jalan, tapi rasanya gak ada....jadi
> yang terjadi itu spontan saja (biasa kan kalau mahasiswa gerakannya
> spontan?) ada salah satu rekan mahasiswa yang meminta kami yang pakai
> motor supaya memparkir/atau menidurkan motor2 kami ditengah jalan
> sehingga gerakan maju tentara yang menggunakan jeep terhalang di
> perempatan tsb. Memang benar, saya juga gak ada rasa takut juga, bahkan
> saat lari dikejar tentara saya kebagian (sekali lagi kebetulan saja)
> berada di barisan belakang jadi lari2 bareng sama tentara.....ya nggak
> di apa2in juga sih, sementara teman saya yang lain sempat kena popor
> senjata laras panjang di perempatan itu, plus ada lagi Bung Peter
> Simanjuntak yang pipinya bolong kena bayonet.
> Yang gak enak, tuh motor Honda Bebek yang saya pakai itu punya temen
> satu kontrakan rumah, yang terpaksa malam itu hampir menginap di
> kemahnya tentara........sore itu saya ambil kembali setelah ketemu
> komandan tentara disitu.
>
> Nah yang saya ingin garis bawahi ini fenomena rame2 gak takut itu.
> Bandingkan dengan kebiasaan nyontek.......rame2 gak merasa salah.
> Bandingkan dengan tawuran antar pelajar di Jakarta......karena rame
> akalpun hilang, gak sadar bahwa nyawa terancam ketika tahu bahwa lawan
> bawa roda gigi (gear) sepeda yang didaulat jadi seolah senjata Cakra-nya
> Prabu Kresna.
> Yang terakhir bandingkan dengan budaya DPR yang rame2 tidak takut
> itu......hehehe.
>
> Salam,BW

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP