From: Wedo Pramono
Date: Mon, 31 Dec 2012 16:39:06 -0800 (PST)
Subject: Re: [Senyum-ITB] Bahasa Daerah mendukung Kearifan Lokal
Saya waktu SD diberi pelajaran bahasa Jawa termasuk huruf-2 Jawa sehingga bisa baca dan tulis dg huruf Jawa. Sesudah itu tidak pernah berhubungan dg bahasa Jawa tulis atau baca karena saya sekeluarga bekerja di Sumatera dan Kalimantan. Anak-2 saya walaupun lahir di Yogya akhirnya tidak bisa bahasa Jawa.
Lima puluh tahun kemudian saya sekeluarga kembali ke Jawa dan menemukan catatan kakek saya yg ditulis dalam huruf Jawa. Wah terpaksa mengingat-ingat kembali, syukur nemu buku pelajaran bahasa/huruf Jawa untuk SD.
SIngkat cerita saya bisa membaca catatan kakek saya yg isinya persiapan kemerdekaan, UU Kepolisian, falsafah Jawa, uraian agama Hindu dan Budha sampai Islam.
Jadi saya berpendapat masing-2 daerah harus menjaga bahasa daerahnya masing-2. Ini bukan kemunduran tetapi menjaga kearifan lokal dan budaya daerah. Itu pendapat saya kini usia 72th lebih.
Salam,
PRM
From: "mang kaby"
Date: Mon, 31 Dec 2012 03:42:40 +0000
Subject: Re: [Senyum-ITB] Bahasa Daerah mendukung Kearifan Lokal [2 Attachments]
Salah satu yg paling penting menurut Mamang dari kearifan lokal Sunda adalah dari kata Sunda sendiri kalo orangnya disebut Nyunda.
Sunda ~ Bersih/ Suci.
Nyunda : Cageur, Bageur, Bener, Singer n' Pinter :).
Cageur: Sehat Jasmani n' Rohani
Bageur: Baik budi pekerti n' tutur bahasanya.
Bener: Jujur n' selalu memegang teguh integritas/ kebenaran universal.
Singer: Cekatan, mawas diri/ mau menerima kritik, n' tidak sombong
Pinter : Cerdas, pandai, visioner punya pemikiran jauh kedepan.
Urang Sunda itu bisa merumuskan UGA ~ Ramalan buah hasil perenungan n' pemikiran yang visioner jauh kedepan.
Tentang kejujuran silahkan di cek adakah yang berani nyuri sesuatu di Baduy ato Ciptagelar? Gabah yang ditaro di Leuit ato Ternak di pinggir hutan aman tentram, rumah ngak pernah di kunci aman saja. Kita di Kota di Kost-an Mamang motor 2 raib padahal di Carport yg pagarnya tingginya 2,5meter n' gembok-nya double. Tetangga Honda Jazz hilang di Garasi :(. Temen Mamang Avanza istrinya hilang dicuri :(.
Istilahnya "Jati kasilih ku Junti", pohon jati yg bernilai tinggi tergantikan oleh Junti~ pohon hama yg ngak ada nilainya.
Mamang yakin semua Budaya itu baik, baik untuk daerahnya masing-2 karena Budaya itu adalah proses hasil olah pikir manusia ribuan tahun untuk beradaptasi dgn lingkungannya/ daerahnya (cuaca, iklim, geograpi, topograpi, dlsb) dalam rangka bertahan hidup.
Kemarin malem mingguan Balong Mamang kedatangan tamu Spesial Bang Leboy dari Padang, 3 keluarga 12 orang (6 dewasa 6 anak), 5 tenda kemping di Balong Mamang n' subhanalloh kita banyak sharing kebetulan beliau ini pecinta alam, main di Mobil Oprod, Motocross, dlsb. Beliau bercerita mengenai kearifan budaya Minang n' pengalaman-2 hidup beliau. Ketika Aceh Tsunami, hari ke -2 beliau bersama Kakak-nya langsung pergi membantu, itu katanya mobil yg dia gunakan jalan melewati mayat-2 yg bergelimpangan n' bahkan ada yg sedikitnya terlindas, emas perhiasan ato dompet yg dikumpulkan dari mayat itu ada mungkin satu tas katanya kalau berniat jahat sudah kaya tapi untuk apa katanya. Jadi diserahkan ke Panitia yg ada di Masjid Raya.
Begitu juga ketika gempa Padang terjadi tanpa ada komando langsung brangkaat. Buahnya beliau cerita sampai orang-2 GAM itu kenal beliau n' sampe sekarang sudah menganggap seperti keluarga saja. Brotherhood Never Die katanya :). Sabilulungan dasar Gotong Royong, Sabilulungan persatuan Tembong :).
Yg anehnya kata Bang Leboy sepulang dari Aceh usaha yg dia rintis itu pelan-2 seperti mendapat panduan dari Yang Maha Kuasa mendapatkan kemudahan-kemudahan.
Semoga kedepan ethos budaya yang menjungjung tinggi etika n' moral semakin baik sehingga pelan-2 Score Corruption Perception Index kita naik n' cita-2 para Pahlawan pendiri bangsa ini utk menjadi bangsa yang maju, subur, makmur, gemah ripah loh jinawi bisa tercapai. Segitiga kehidupan yaitu Pangan, Energi, n' Moral pun kuat ketahanannya :).
|
1 comments:
From: Larasati Sedyaningsih
Setuju banget Pak Wedo.
Siapa lagi yg bisa menjaga kearifan lokal masing2 bila bukan Putra daerah itu sendiri.
Jangan sampai kita terasing di negara sendiri.
Salam hangat,
Larasati TK85
Posting Komentar