7 Aspek Desain yang Harus Dimiliki Mobil Listrik Nasional
Senin, 04 Maret 2013
7 Aspek Desain yang Harus Dimiliki Mobil Listrik Nasional
Rabu, 27/02/2013 15:30 WIB
Jakarta - Dari sisi desain, sebenarnya bagaimana agar mobil listrik bisa diterima dengan baik di Indonesia? Ternyata menurut pakar Seni Rupa dan Desain, mobil listrik harus mengadopsi budaya Indonesia.
Pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Agus Sachari menuturkan kegagalan utama para produsen mobil nasional, ialah tidak mencampurkan budaya Indonesia dalam mendesain mobil.
"Sehingga para produsen kesulitan dalam mewujudkan kebutuhan masyarakat Indonesia sesungguhnya. Melalui pendekatan perspektif budaya, konsep mobil nasional yang ramah lingkungan tersebut. Bisa menjawab kebutuhan yang lebih proposional, dibandingkan mendesain berbasis pada pencangkokan dari mobil-mobil yang telah ada sebelumnya," ucap Agus di Jakarta.
Menurut Agus, ada 7 kriteria budaya yang harus terdapat di desain tubuh mobil listrik nasional. Berikut daftar yang harus dimiliki mobil nasional Indonesia.
1. Ideologi Nasional
Desain mobil listrik Indonesia harus didasarkan akan kebutuhan masyarakat banyak. Karena cara pandang masyarakat disuatu negara itu berbeda-beda. Karena masyarakat memandang mobil sebagai obyek benda lebih sekedar benda fungsional.
Terutama benda-benda yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mencari rezeki. Untuk itu dalam setiap perancangan, dirasa penting untuk mempertimbangkan hubungan emosional dengan benda yang dibuat.
2. Berpihak pada kearifan budaya
Banyak mobil yang dibuat tidak sejalan dengan kearifan budaya yang tumbuh di masyarakat. Sehingga menyebabkan malafungsi, human error, menjadi asing, atau berperilaku tak lazim.
Oleh sebab itu desain mobil listrik nasional harus bisa dipandang sebagai keluarga kita dan telah masuk kedalam sistem keluarga. Karena mobil dewasa ini telah menjadi bagian keluarga, selain menjadi alat transportasi.
3. Selaras Lingkungan
Hal ini bisa dipahami dalam merancang mobil listrik nasional, harus tetap menjaga pola keharmonisan.
Dimana desain mobil nasional bisa mewakili mobil irit. Contoh, kalau mobil irit, itu berukuran besar. Maka mobil irit itu tidak selaras dengan lingkungan.
4. Mempertimbangkan keakraban.
Desain yang ditampilkan harus memiliki keakraban. Sehingga tampilan visual tidak terlalu ekstrim, karena terlalu ekstrem akan sulit bersahabat dengan pengendaranya.
Kalau tidak akrab maka akan terjadi konflik. Contoh VW, dulu ini merupakan kendaraan Hitler. Namun seiringnya zaman, mobil ini memiliki keakraban dengan kita. Dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
5. Kewajaran visual
Desain mobil listrik nasional agar bisa diterima dengan baik, harus memiliki desain yang wajar. Tidak bermimpi untuk mendesain ekstrem, seperti yang dilakukan para modifikator.
6. Memberdayakan Masyarakat
Alangkah bermaknanya jika semua objek visual memacing masyarakat untuk belajar. Sehingga desain mobil nasional bisa dipandang sebagai pembelajaran.
Desain ini perlu ditunjukan melalui berbagai bendtuk kemandirian yang berkualitas. Sehingga kendaraan bisa berkompetisi diarena perekonomian nasional.
7. Memiliki daya keterjangkauan
Desain harus dapat dibuat di dalam negeri sendiri, dengan biaya ringan namun berkualitas.
Agar mobil listrik bisa terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
(ddn/ddn)
Pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Agus Sachari menuturkan kegagalan utama para produsen mobil nasional, ialah tidak mencampurkan budaya Indonesia dalam mendesain mobil.
"Sehingga para produsen kesulitan dalam mewujudkan kebutuhan masyarakat Indonesia sesungguhnya. Melalui pendekatan perspektif budaya, konsep mobil nasional yang ramah lingkungan tersebut. Bisa menjawab kebutuhan yang lebih proposional, dibandingkan mendesain berbasis pada pencangkokan dari mobil-mobil yang telah ada sebelumnya," ucap Agus di Jakarta.
Menurut Agus, ada 7 kriteria budaya yang harus terdapat di desain tubuh mobil listrik nasional. Berikut daftar yang harus dimiliki mobil nasional Indonesia.
1. Ideologi Nasional
Desain mobil listrik Indonesia harus didasarkan akan kebutuhan masyarakat banyak. Karena cara pandang masyarakat disuatu negara itu berbeda-beda. Karena masyarakat memandang mobil sebagai obyek benda lebih sekedar benda fungsional.
Terutama benda-benda yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mencari rezeki. Untuk itu dalam setiap perancangan, dirasa penting untuk mempertimbangkan hubungan emosional dengan benda yang dibuat.
2. Berpihak pada kearifan budaya
Banyak mobil yang dibuat tidak sejalan dengan kearifan budaya yang tumbuh di masyarakat. Sehingga menyebabkan malafungsi, human error, menjadi asing, atau berperilaku tak lazim.
Oleh sebab itu desain mobil listrik nasional harus bisa dipandang sebagai keluarga kita dan telah masuk kedalam sistem keluarga. Karena mobil dewasa ini telah menjadi bagian keluarga, selain menjadi alat transportasi.
3. Selaras Lingkungan
Hal ini bisa dipahami dalam merancang mobil listrik nasional, harus tetap menjaga pola keharmonisan.
Dimana desain mobil nasional bisa mewakili mobil irit. Contoh, kalau mobil irit, itu berukuran besar. Maka mobil irit itu tidak selaras dengan lingkungan.
4. Mempertimbangkan keakraban.
Desain yang ditampilkan harus memiliki keakraban. Sehingga tampilan visual tidak terlalu ekstrim, karena terlalu ekstrem akan sulit bersahabat dengan pengendaranya.
Kalau tidak akrab maka akan terjadi konflik. Contoh VW, dulu ini merupakan kendaraan Hitler. Namun seiringnya zaman, mobil ini memiliki keakraban dengan kita. Dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
5. Kewajaran visual
Desain mobil listrik nasional agar bisa diterima dengan baik, harus memiliki desain yang wajar. Tidak bermimpi untuk mendesain ekstrem, seperti yang dilakukan para modifikator.
6. Memberdayakan Masyarakat
Alangkah bermaknanya jika semua objek visual memacing masyarakat untuk belajar. Sehingga desain mobil nasional bisa dipandang sebagai pembelajaran.
Desain ini perlu ditunjukan melalui berbagai bendtuk kemandirian yang berkualitas. Sehingga kendaraan bisa berkompetisi diarena perekonomian nasional.
7. Memiliki daya keterjangkauan
Desain harus dapat dibuat di dalam negeri sendiri, dengan biaya ringan namun berkualitas.
Agar mobil listrik bisa terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
(ddn/ddn)
0 comments:
Posting Komentar