Riset Fundamental Jadi Kekuatan Tradisional ITB
Senin, 04 Maret 2013
Riset Fundamental Jadi Kekuatan Tradisional ITB
Sabtu, 2 Maret 2013 11:30 WIB
BANDUNG, TRIBUN - Dalam kaitan peran ITB sebagai Universitas Penelitian (Research University), Senat Akademik sedang menggodok kebijakan riset ITB yang baru. Penelitian yang dilakukan ITB difokuskan kepada riset fundamental untuk menjadi pemain dunia. Hal ini harus tetap dilakukan karena merupakan kekuatan tradisional ITB.
Ketua Senat Akademik ITB, Prof Intan Ahmad PhD mengatakan, dilihat dari jumlah publikasi di Scopus (data 21/02/2013) bahwa selama ini ITB tetap menjadi yang terunggul di Indonesia (2739) dibandingkan dengan universitas lainnya.
Dibanding negara lain di Asia dan ASEAN, seperti India, Malaysia, Thailand, dan Pakistan, ITB masih harus bekerja lebih keras lagi.
"Walaupun demikian, dari segi kualitas perorangan, nampaknya kita di ITB tidak kalah dari segi kualitas perorangan nampaknya kita di ITB, tidak kalah dari para peneliti dari negara maju sekalipun," katanya pada acara Dies Natalis ITB Ke-54 di Aula Barat ITB Jalan Ganeca, Sabtu (2/3).
Fokus penelitian lainnya yang akan dikembangkan IT adalah penelitian inovatif yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi aktivitas ekonomi. Dalam hal ini inovasi yang dikembangkan haruslah berdasar kepada permasalahan yang ada, misalnya energi, pangan, kesehatan atau lainnya. Sehingga pada akhirnya keberhasilan hasil penelitian ITB dapat juga menjadi mesin pengembang ekonomi.
"Fokus ini akan memberikan suatu harapan baru, karena selama ini terkesan bahwa hanya universitas di AS, Eropa, Jepang, Cina, dan India yang dapat melakukannya," katanya. (*)
Ketua Senat Akademik ITB, Prof Intan Ahmad PhD mengatakan, dilihat dari jumlah publikasi di Scopus (data 21/02/2013) bahwa selama ini ITB tetap menjadi yang terunggul di Indonesia (2739) dibandingkan dengan universitas lainnya.
Dibanding negara lain di Asia dan ASEAN, seperti India, Malaysia, Thailand, dan Pakistan, ITB masih harus bekerja lebih keras lagi.
"Walaupun demikian, dari segi kualitas perorangan, nampaknya kita di ITB tidak kalah dari segi kualitas perorangan nampaknya kita di ITB, tidak kalah dari para peneliti dari negara maju sekalipun," katanya pada acara Dies Natalis ITB Ke-54 di Aula Barat ITB Jalan Ganeca, Sabtu (2/3).
Fokus penelitian lainnya yang akan dikembangkan IT adalah penelitian inovatif yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi aktivitas ekonomi. Dalam hal ini inovasi yang dikembangkan haruslah berdasar kepada permasalahan yang ada, misalnya energi, pangan, kesehatan atau lainnya. Sehingga pada akhirnya keberhasilan hasil penelitian ITB dapat juga menjadi mesin pengembang ekonomi.
"Fokus ini akan memberikan suatu harapan baru, karena selama ini terkesan bahwa hanya universitas di AS, Eropa, Jepang, Cina, dan India yang dapat melakukannya," katanya. (*)
Penulis : tif
Editor : dar
Sumber: jabar.tribunnews.com
0 comments:
Posting Komentar