Mempelajari Sejarah Ekonomi
Kamis, 20 September 2012
From: bambang@tempo.co.id
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Fri, 21 Sep 2012 04:16:02
To: <Senyum-ITB@yahoogroups.com>
Reply-To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: [Senyum-ITB] [sinergi-ia-itb] Indonesia to Surpass Germany by 2030
Memang menarik mempelajari "the history of economy".
Siapa sangka Argentina pernah jadi tujuh negara terkaya dunia dan membantu Finlandia saat mengalami bencana kelaparan (1930), bahwa Korea Selatan sampai 1950 dianggap negara tanpa harapan hingga oleh McArthur dan banyak pakar dianggap tak mungkin bisa bertransformasi menjadi negara industri karena rakyatnya feodal dan pemalas. Srilanka dan Filipina saat itu dianggap yang paling siap menjadi negara maju.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: Subakat Hadi <subakat.hadi@pti-cosmetics.
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Fri, 21 Sep 2012 10:34:35
To: <Senyum-ITB@yahoogroups.com>
Reply-To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: [Senyum-ITB] [sinergi-ia-itb] Indonesia to Surpass Germany by 2030
Terima kasih Mas Moko,
Ada 3 orang mengarang sebuah buku, karena satu sudah meninggal, maka hanya Robert Merton dan Myron Scholes yang memenangkan hadiah Nobel ekonomi,
Mereka menggunakan teknik yang sama. Kemudian berdasar mereka yang memenangkan hadiah Nobel Ekonomi itu, mereka meramal untuk perusahaan mereka yaitu Long Term Capital. Yang terjadi …… mereka bangkrut sedemikan dalam, sehingga pemerintah Amerika harus membail out mereka. Untung saja ini terjadi sebelum Amerika resesi.
Jadi profesor Anda benar, demikian juga profesor ditempat saya kuliah. Ketika nanti tidak ada resesi, orang baru bisa percaya bahwa ada suatu teknik yang bisa meramalkan situasi ekonomi dengan keakuratan yang cukup besar.
Rgds
SH KI68
0 comments:
Posting Komentar