powered by Google

Berita MEC: Akhlak mulia seorang pengusaha, Part 1

Kamis, 16 Oktober 2014


From: "Hari Tjahjono
Date: Fri, 17 Oct 2014 09:36:18 +0700
Subject: [sinergi-ia-itb] Berita MEC: Akhlak mulia seorang pengusaha, Part 1



Pada saat mahasiswa dulu, saya sering berdebat dengan sahabat baik saya tentang kelakuan buruk para pengusaha. Di RBR (Ruang Bau Rokok) di jurusan Teknik Penerbangan ITB, sahabat saya itu ngotot mengatakan bahwa kelakuan pengusaha itu di-mana2 sama saja: pengin menang sendiri, korup, jahat, dll. Pokoknya semua atribut akhlak buruk melekat pada diri pengusaha.

Kita tentu maklum kalau stereotipe buruk tentang pengusaha itu terbentuk seperti itu, karena obrolan ngalor-ngidul itu terjadi pada pertengahan tahun 80an, ketika orde baru masih sangat jaya2nya, ketika banyak pengusaha jahat juga sedang berjaya. Tapi waktu itu saya pun ngotot membantah pendapat sahabat baik saya itu dengan mengatakan bahwa tidak semua pengusaha jahat, masih banyak pengusaha mulia, karena baik buruk seseorang tidak ditentukan oleh profesinya. Dan seperti biasa, diskusi ringan itu diakhiri dengan kesepakatan untuk tidak sepakat... :-)

Perihal akhlak pengusaha ini muncul kembali dalam benak saya ketika kemarin saya bersama dengan pengurus IAM (Ikatan Alumni Mesin) dan aktivis MEC (Mesin Entrepreneur Club) mengunjungi pak Benny Subianto, seorang alumni senior yg layak menjadi panutan kami. Sebagai seorang pengusaha yg berhasil, pernah masuk orang terkaya dunia versi majalah Forbes, ternyata pak Benny Subianto begitu rendah hati. Ketika sedang asyik berdiskusi mengenai gagasan2 MEC, pak Benny mohon maaf mengatakan bahwa waktunya habis karena beliau ada janji dengan tamu penting yg lain. Jadi mohon maaf diskusi terpaksa harus disudahi sampai di sini saja. Nanti dicarikan waktu lagi untuk melanjutkan diskusi yg belum selesai.

Kami tentu maklum kalau jadwal pak Benny begitu padat karena kelompok usaha yg beliau pimpin begitu banyaknya. Pasti banyak sekali rapat dan tamu penting yg sedang mengantri. Akhirnya kami pun pamit, dan tidak lupa sempat foto2 bersama dulu. Maklum budaya fb memang sedang menjalar ke-mana2... he-he-he...

Ketika pamit, saya ter-kaget2 waktu mengetahui bahwa tamu penting pak Benny itu ternyata bukan pejabat atau pengusaha beken seperti yg kami duga. Tamu yg diperlakukan sangat penting dan mendapat penghormatan sangat tinggi dari pak Benny itu ternyata "hanya" seorang perempuan muda dengan penampilan sangat sederhana. Jilbab sederhana yg dikenakanpun terlihat lusuh. Menurut sekretaris pak Benny, anak muda yg beruntung dan mendapat penghormatan begitu tinggi itu adalah seorang sarjana baru dari Universitas Diponegoro (?) penerima beasiswa President Club (?) yg digagas dan didanai pak Benny Subianto. Prestasi anak muda itu pastinya begitu hebat, karena mendapat perhatian begitu spesial dari pak Benny. BTW, mohon maaf kalau informasi yg saya sampaikan ini banyak diberi tanda tanya dan tidak akurat, karena saya memang tidak sempat dan merasa tidak perlu memverifikasi informasi tsb karena memang bukan itu poin pembicaraan saya. Poin yg ingin saya sampaikan adalah, sebagai pengusaha besar, ternyata pak Benny Subianto tetap menjaga prinsip2 akhlak mulia seperti kerendahan hati yg sangat mengagumkan. Bagi beliau, semua orang itu penting, tidak peduli apakah mereka seorang pejabat tinggi atau hanyalah seorang mahasiswa lusuh penerima beasiswa.

Jadi tidaklah benar pandapat sahabat baik saya lebih dari 25 tahun yg lalu bahwa semua pengusaha itu akhlaknya buruk. Kalau stereotipe akhlak buruk itu menjadi kendala bagi sahabat semua untuk terjun menjadi pengusaha, mulai sekarang buanglah jauh2 anggapan itu, karena seorang pengusaha besar seperti pak Benny Subianto pun telah menunjukkan bahwa beliau tetap memegang teguh prinsip2 akhlak mulia.
(Bersambung)



Salam,
Hari, MS/PN84

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP