"They can't take away my dignity": kata George Benson EL'81 dan Widodo SW EL'91
Jumat, 15 Agustus 2014
The Greatest Love Of All (The George Benson Collection)
I decided long ago, never to walk in anyone's shadows
If I fail, if I succeed
At least I'll live as I believe
No matter what they take from me
They can't take away my dignity
Widodo SW dan George Benson mengajak menyanyi bersama.
Selamat menyanyi ;-)
-------------------------------------
From: "Widodo widodo.sw"
Date: Sat, 16 Aug 2014 10:55:25
Subject: [sinergi-ia-itb] Greatest Love All --- (dulu: Perwal Ridwan Kamil Yang Bikin Galau)
Mas Saifuddien,
Terima kasih untuk tulisan dan pendapat yang sangat menarik, saya
banyak sepakat atas yang dituangkan didalamnya. Untuk menambahkan,
beberapa kali saya bertanya kepada beberapa orang tua, untuk apa
menyekolahkan anak? Pertanyaan yang sering membuat banyak orang
terkejut dan melongo, karena jawabannya dianggap sudah umum dan pasti
seperti diuraikan mas Saifuddien.
Seperti bang Nelson yang mengutip puisi Kahlil Gibran, saya sangat
menyukai puisi tentang "anak" tersebut. Demikian juga lagu "The
Greatest Love of All" yang ditulis oleh Michael Masser dan Linda
Creed, direkam pertama kali tahun 1977 dinyanyikan oleh George Benson.
Pembentukan karakter manusia modern saat ini dipengaruhi oleh tiga
lingkungan: keluarga, masyarakat, dan sekolah. Hanya pada lingkungan
sekolah, pemerintah dapat ikut campur dengan memasukkan kurikulum dan
pendidikan yang perlu sebagai warga negara ideal. Lingkungan
masyarakat mempunyai aturannya sendiri yang sulit dikendalikan,
sedangkan lingkungan keluarga adalah wilayah pribadi dimana setiap
keluarga mempunyai norma-norma yang ingin ditanamkan.
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk membentuk manusia
dewasa yang mandiri dan dapat menyelesaikan masalah-masalah
kehidupan pribadinya, jika ada kelebihan kemampuan dapat juga membantu
menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat.
Berikut lirik lagu Greatest Love All:
"Greatest Love Of All"
======================
I believe the children are our future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children's laughter remind us how we used to be
Everybody's searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfilled my needs
A lonely place to be
And so I learned to depend on me
[Chorus:]
I decided long ago, never to walk in anyone's shadows
If I fail, if I succeed
At least I'll live as I believe
No matter what they take from me
They can't take away my dignity
Because the greatest love of all
Is happening to me
I found the greatest love of all
Inside of me
The greatest love of all
Is easy to achieve
Learning to love yourself
It is the greatest love of all
I believe the children are our future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children's laughter remind us how we used to be
[Chorus]
And if, by chance, that special place
That you've been dreaming of
Leads you to a lonely place
Find your strength in love
Salam,
widodo.sw
EL-91
-------------------------------
Friday, August 15, 2014, 8:01:06 PM, Saifuddien wrote:
Rekan alumni yang saya hormati,
Adalah kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan yag terbaik
bagi putra putrinya. Dan pernah saya dengar - dari Cak Nun, MH Ainun
Najib - di Radio Delta beberapa tahun lalu, bahwa pendidikan bagi
anak-anak adalah tanggung jawab orang tua. Guru di sekolah hanyalah
membantu. Para orang tua tidak boleh pasrah bongkokan [menyerahkan
sepenuh nasib pendidikan anaknya] kepada guru dan sekolah.
Orang tua terpaksa melakukan itu, karena keterbatasan waktunya
dalam mendidik [bahkan untuk mengawasi] anak-anaknya. Dan karenanya
mencari sekolah yang terbaik untuk anak-anaknya. Walau itu kadang jauh, dan mahal pula.
Menyekolahkan anak-anak sudah berubah polanya, dari asal bersekolah
[diawal kemerdekaan dulu, karena orang tuanya tidak bersekolah],
menjadi mencari sekolah terbaik bagi anak-anaknya [karena ingin agar
nanti melebihi orang tuanya]. Sesuatu yang wajar dan sudah seharusnya.
Siapa orang tua yang tidak mencintai anaknya. Dan seakan dosa
besar bagi orang tua bila tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah
yang baik, yang top, yang favorit, yang diperebutkan oleh banyak
orang. Apalagi bila secara finansial dia mampu. Yang repot memang
yang pas-pasan. Dan ini saya alami, bagaimana menyekolahkan ketiga
anak saya ketika masih SD, SMP, SMA. Maksud hati ingin menyekolahkan
ke yang terbaik yang ada, tetapi apa daya, berbagai keterbatasan
tidak bisa ditembus. Walau yakin, secara cognitif [yang menjadi
tolok ukur berbagai seleksi penerimaan] mereka mampu. Dan
alhamdulillah, mereka semuanya diterima di Perguruan Tinggi Negeri
yang punya nama dalam jurusan yang dipilihnya, sudah selesai, dan
memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang pendidikan yang dipilihnya dan keinginannya. Alhamdulillah.
Rasa ketakutan akan anaknya tidak bisa seperti dirinya, memperoleh
pendidikan yang diperolehnya dulu, mendorong berbagai hal untuk
dilakukan oleh orang tua. "Menekan anak-anaknya" untuk melakukan
berbagai kegiatan agar bisa memperoleh nilai tinggi, dan mudah masuk
ke jenjang pendidikan berikutnya. Tidak salah. Itu baik. Tetapi
sesuatu yang berlebihan, apapun itu, tidaklah baik. Apa sekarang,
atau dikemudian hari nanti. Masing-masing anak memiliki jalan
sendiri dalam melakoni hidupnya, sesuai yang direncanakan Allah swt.
Kita hanya bisa berdoa agar keinginan kita sejalan dengan rencana Allah swt.
Tidaklah usah cemas dan khawatir bila anak-anak kita tidak dapat
masuk ke sekolah yang kita harapkan [dengan berbagai sebab], dan
yakinlah bahwa itu adalah jalan terbaik yang dipilihkan oleh Allah
swt bagi anak kita. Insya Allah ada sesuatu kebaikan yang tidak kita ketahui saat ini.
Semoga menenangkan hati rekan alumni yang sedang gundah karena
menghadapi kendala anaknya harus bersaing untuk masuk sekolah di
Kodta Bandung, karena tinggalnya di tapal batas Kodya dengan Kabupaten.
Setelah saya pensiun karena mencapai batas usia kerja, saya
membantu mengurus sekolah dan menemukan ada saja orang tua yang
seakan pasrah bongkokan, menuntut sekolah untuk memberikan yang
terbaik anaknya, tetapi pada saat yang sama mengabaikan kewajiban
sebagai orang tua yang seharusnya menjadi pendidik utama bagi
anaknya. Padahalmereka adalah orang tua yang berpendidikan,
tergolong yang berhasil dalam pekerjaannya dan sebagainya.
Teriring mohon maaf, bila ada kata-kata yang kurang berkenan bagi anda semua.
Semoga putra-putri rekan-rekan alumni dapat memperoleh pendidikan
yang diharapkan, yang memberikan manfaat bagi mereka untuk
mengarungi kehidupannya di masa mendatang, walau tidak bersekolah di
sekolah favorit. Yakinlah, bahwa Allah swt akan memberikan yang terbaik bagi keluarga kita.
Salam
Saifuddien Sjaaf / TK-64
0 comments:
Posting Komentar