powered by Google

Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi

Sabtu, 02 Februari 2013


Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi

Wahyu Daniel - detikfinance
Rabu, 23/01/2013 14:04 WIB



Jakarta - Pemerintah mulai melakukan tahapan awal pelaksanaan redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah. Yuk, melihat sejarah negara-negara yang telah sukses dan gagal melakukan redenominasi.

Dikutip dari situs Sekretariat Negara (Setneg), Rabu (23/1/2013) dikatakan, masyarakat seringkali menganggap pengertian 'redenominasi' sama dengan 'sanering'. Padahal kedua istilah tersebut jauh berbeda.

Perbedaan kedua kebijakan tersebut terlihat sangat jelas. Titik berat dari perbedaan keduanya berada pada nilai mata uang dan daya belinya, di mana kebijakan redenominasi sama sekali tidak mengubah nilai mata uang dan daya belinya. Sementara kebijakan sanering mengurangi nilai mata uang terhadap daya belinya atas suatu barang dan jasa. 

Menurut artikel di Setneg tersebut, kebijakan redenominasi dapat pula meningkatkan martabat bangsa dengan meringkas digit uang tanpa mengurangi nilai mata uang. Saat ini di Asia Tenggara hanya Indonesia dan Vietnam saja yang memiliki pecahan mata uang hingga 5 digit. Dengan redenominasi berupa menghilangkan tiga angka nol (3 digit), maka nilai kurs baru rupiah terhadap mata uang negara lain akan mengalami penyesuaian nominal, meskipun daya belinya tidak berubah. 

Contoh negara yang sukses menerapkan redenominasi adalah Turki. Selain Turki, negara yang berhasil meredenominasi mata uangnya adalah Rumania, Polandia, dan Ukraina. 

Turki meredenominasi mata uang Lira secara bertahap selama 7 tahun yang dimulai sejak 2005. Setelah redenominasi, semua uang lama Turki (yang diberi kode TL) dikonversi menjadi Lira baru (dengan kode YTL, di mana Y bermakna 'Yeni' atau baru). Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL, atau menghilangkan enam angka nol (6 digit).

Turki meredenominasi mata uang secara bertahap dengan memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negerinya. Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9%.

Sementara itu, negara-negara seperti Rusia, Argentina, Zimbabwe, Korea Utara, dan Brasil tercatat sebagai negara-negara yang gagal dalam melakukan redenominasi, meski Brazil kemudian berhasil dalam melakukan redenominasi pada tahun 1994. 

Negara-negara tersebut memberlakukan redenominasi pada saat yang tidak tepat di mana kondisi perekonomian tidak stabil dan memiliki tingkat inflasi yang tinggi. 

Di Rusia, redenominasi bahkan dianggap sebagai instrumen tak langsung pemerintah merampok kekayaan rakyat. Korea Utara pada akhir tahun 2009 melakukan redenominasi 100 won menjadi 1 won. Namun, saat warga hendak menggantikan uang lama won ke uang baru, stok uang baru tidak tersedia.

Brasil sempat mengalami kegagalan melakukan redenominasi yakni pada tahun 1986-1989. Brasil melakukan penyederhanaan mata uangnya dari cruzeiro menjadi cruzado. Namun, kurs mata uangnya justru terdepresiasi secara tajam terhadap dolar AS hingga mencapai ribuan cruzado untuk setiap dolar AS. Kegagalan ini dikarenakan pemerintah Brasil tidak mampu mengelola inflasi yang pada waktu itu masih mencapai 500% per tahun. 

Rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah juga menjadi pangkal masalah kegagalan redenominasi pada tahun 1986 mengingat negeri itu masih dilanda konflik politik dan instabilitas pemerintahan yang mengikis kepastian berusaha. Brasil akhirnya berhasil dalam menerapkan redenominasi pada tahun 1994. Kombinasi sukses memangkas inflasi dan masuknya modal asing yang meningkatkan cadangan devisa merupakan faktor terpenting keberhasilan redenominasi di Brasil. 

Bagaimana dengan Indonesia? Mari kita tunggu rencana selanjutnya dari pemerintah.

Tapi, RUU Redenominasi telah masuk dalam Prolegnas dan bakal dibahas DPR tahun ini. Jika disetujui, mulai 2014 bakal dimunculkan mata uang baru hasil redenominasi, sehingga ada 2 mata uang yang beredar di masyarakat. Setelah itu secara perlahan hingga 2017 atau 2019 redenominasi dilakukan dan mata uang rupiah lama akan hilang di masyarakat.

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP