powered by Google

Jalan-jalan ke Danau Mendota, Madison memakai Google Street View

Minggu, 26 Agustus 2012


View Larger Map


Menyambut ajakan Moko Darjatmoko SI70 di bawah, silahkan ikuti rute jalan-jalan dari A (Madison University) menuju ke B (Danau Mendota).
Untuk melihat keadaan sekitar, silahkan putar-putar tombol arah di sebelah kiri atas.
Klik "View Larger Map" untuk melihat peta yang lebih besar.

Selamat jalan-jalan dan menikmati pemandangan di Danau Mendota, Madison.


Danau Mendota, Madison




Baca juga:
- Jalan-jalan dari Mount Elizabeth ke Orchard Road memakai Google Street View

_______________________________________________________________
From: "Moko" <dmoko@mac.com>
Date: Thu, 23 Aug 2012 15:17:38 -0000
Subject: [Senyum-ITB] Re: Keuntungan mengembangkan Earth Observatory

  Setiap summer Madison, WI, jadi host konperensi internasional dalam cellular/molecular biology, bio-technology, genetics dan sebangsanya. Entahlah, kenapa selalu di Madison ... must be something in the water :-) Belasan tahun mengikuti --walau nggak ikut 'hajatan', memandangi ribuan posters dari peserta selalu memberi "hope" bahwa dunia ini akan okay-- saya selalu berhenti di depan peta dunia yan besar, dimana para peserta menancapkan pin warna-warni yang menunjukkan negara/kota asalnya.  Selama ini saya belum pernah melihat ada pin yang menandai archipelago kita, walau nun jauh disana, sendirian ditengah samudera Hindia, negara-pulau Mauritius selalu tampil dengan megahnya [Note: Mauritius itu pulau kecil dengan penduduk sekitar 1,2 juta diatas area 200-an ribu hektar.

Entah kenapa kita selalu absen .. masalah dana? huh, kalau lihat "middle class" jakarta-bandung, rasanya jauh diatas GDP (nominal) Mauritius yang cuma $8,654 per capita. Lalu apa yang menyebabkan kita nggak pernah mncul di kancah bio- internasional ini? Ah ini kan bidang yang tidak ...

Whoa, we really don't have a sense of priority ... dengan lebih dari 241 juta mulut yang musti disuapi, bidang bioteknologi dan sekitarnya ini sangat krusial [bisa dilihat berapa banyak import bahan makanan kita! beras saja sekitar separohnya dari luar, kedele 70%]. Barangkali bidang ini "kurang sexy" seperti industri mobil listrik atau bikin pesawat ... "pet project" yang bulan ini genap berusia 36 tahun tanpa menunjukkan profit, malah ninggalin utang ukuran kolosal dan terus minta di-bailout, ditalangi, disupport [sampai kapan?], Oh boy ... 36 years ... haven't we learned enough?

BTW, Dewan Research Nasional itu tugas/kerjaaannya apa sih .. ada yang bisa memberi pencerahan?

Moko/

++++

--- In Senyum-ITB@yahoogroups.com, Alma Gawei wrote:
>
> Mbah Rono...saya ikut prihatin mbah...sayang sekali ya kalau teman-teman
> sejawat mbah Rono akhirnya memilih mengembangkan EOS daripada di Indonesia,
> karena kurangnya respons dari petinggi.
> Di bidang biologi molekular juga begitu mbah....dulu Singapura belajar dari
> Institut Eijkman Jakarta untuk mengembang penelitian biologi molekular di
> Singapura, sekarang mereka jauh lebih maju dari Institut Eijkman, dan
> mirisnya dari mana mereka mendapat sample kalau bukan dari Indonesia. Juga
> penelitian pabrik-pabrik obat melakukan kerja sama dengan universitas di
> Singapura, sementara sampelnya diambil dari pasien-pasien di Indonesia.
>
> Mbah Rono apakah mungkin Dewan Riset Nasional memberikan rekomendasi agar
> dibuat EO di Indonesia? Sayang DRN tidak mengelola dana penelitian ya....
>
> salam
> alma

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP