Pelajaran Roti Gratis dari Mount Saint Thomas, Australia: Kalau Mampu Beli, Kenapa Ambil yang Gratis ?
Senin, 24 November 2014
Baca juga:
- Video: Hasnur Ramadhan FI'85 mengajak makan Padang di dekat NSWU Sydney
-------------------------
Pada 25 Nov 2014, pukul 08.06, "'Eko Tjahjo P.' [TM-ITB-Bandung]" menulis:
Tjiptadinata
Sebagai salah satu dari 240 juta orang Indonesia, maka cara berpikir saya, tentunya tidak mungkin bisa terlepas dari pola pikir gaya Indonesia. Salah satunya adalah: ” Kalau bisa gratis, kenapa harus beli?”
Nah, saya dapat pelajaran baru disini, yang membuat saya tercenung dan merenung diri.
Sore Hari Roti Gratis
Awalnya dulu, saya tidak percaya, ketika ada teman dari Indonesia yang sudah lebih lama tinggal disini. Katanya, bahwa toko roti disini, tidak menjual roti yang sudah bermalam. Makanya kalau sudah sore, roti bisa diperoleh secara gratis. Tapi saya sama sekali tidak melihat ada yang antri untuk dapatkan roti gratis Padahal saya pernah saksikan di salah satu mall di Indonesia, pada jam 7 malam ada antrean yang panjaaang, karena roti dijual setengah harga. Nah, apalagi kalau dikasih gratis.
Pengalaman Dapat Roti Gratis
Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capuciino di Gloria Jean, café yang capucinno-nya paling enak (menurut saya), kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko roti,untuk dipotongkan ,sehingga nanti dirumah gampang, tinggal comot dan makan.
Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis,sambal berucap, ”It’s free .nothing to pay.” “Are you sure?” kata saya, Maka gadis remaja yang tugas jualan disana, menjelaskan,bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang yang membutuhkan.
Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya. Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.
Ada Pembeli Lain
Belum selesai ngobrol dengan si mbak. tiba tiba ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Kelihatan si Pria adalah orang Australia,sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti pada di mbak ,tapi di cegah oleh suaminya,sambal berkata ”No darling, please We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us. take it.”
Wah… wah, merasa tersindir wajah saya panas… Egoisme saya melonjak kepermukaan. Dalam hati saya bergumam,” Hmm saya ini dulu pengusaha tau” tapi, syukur cepat sadar diri, nggak sampai terucapkan. Karena orang bicara suami istri, masa iya saya nyelak ditengah tengah?’ Hampir saja saya berbuat kesalahan. Karena toh mereka tidak omongin saya… Kalau saya merasa tersindir, itu salah saya sendiri.
Renungan diri
Hingga menjelang tidur. kata kata si Suami kepada istrinya. masih tergiang ngiang rasanya, “We have enough money to buy… why do we have to pick up a free one,” setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata kata ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit,ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh sungguh membutuhkan, tidak bakalan kebagian lagi roti gratis.
Walaupun saya sesungguhnya mau membayar, namun si mbak yang nggak mau terima uang saya. pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan. Kalau kita sanggup beli. jangan ambil yang gratis.Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya. Sungguh sebuah kepedulian akan sesama , yang diterapkan dengan sungguh sungguh hati .Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis,tapi jarang ada yang ambil, Mereka lebih suka membeli. bukan karena gensi gensian,tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan.
Pelajaran yang sungguh sungguh memberikan inspirasi bagi diri saya.
Mount Saint Thomas, 01 November, 2014
Tjiptadinata
Peta: (A) Sydney - (B) Mount Saint Thomas
-----------------
Komentar di Senyum-ITB Facebook :
6 comments:
From: "Alfi sutan_alfi
Date: Tue, 25 Nov 2014 08:10:27 +0700
Keren abizzzzz
Alfi
From: "Krisna Murti
Date: Tue, 25 Nov 2014 11:10:10 +0700
Salam rekan-rekan ITB yang saya hormati
Saya rasa, pada prakteknya, sulit sekali hal semacam ini terjadi di Indonesia. Karena disuruh beli saja habis tak bersisa. Seperti barang diskon: selalu yang jelek yang di diskon (atau ukuran yang tidak popular, atau model yang tidak laku), karena yang bagus sudah habis dibeli.
Terima kasih atas perhatiannya
Salam Ganesha
Krisna PN00
From: "Adrisman Tahar
Date: Tue, 25 Nov 2014 11:28:59 +0700
Yang sulit-sulit harus dicoba. Kayak ada yang coba bikin kantin kejujuran dan semacamnya. Bung Krisna berani mencoba bikin? :)
Salam,
Adrisman (TK'95)
From: "Saifuddien Sjaaf
Date: Tue, 25 Nov 2014 11:49:30 +0700
Bagus sekali Mas Eko.
Seandainya, prinsip yang sama diterapkan untuk BBM BERSUBSIDI, maka subsidi BBM barangkalitidak membengkak terus dan tak perlu ada tindakan pengalihan seperti sekarang ini, ya.
Mengelola Indonesia, memang menjadi lebih sulit, karena sikap rakyatnya.
Bagaimana cara pendidikan agar bisa berprinsip seperti si suami tadi ya.
Itu yang harus diajarkan kepada generasi anak-anak dan cucu-cucu kita semua. Kalau generasi kita sudah terlanjur, ya kalau masih bisa idubah, ayo kita coba.
Salam
Saifuddien Sjaaf / TK-64
From: "Subakat Hadi
Date: Tue, 25 Nov 2014 16:34:40 +0700
Setuju sekali Mas Sjaaf, sangat setuju sekali,
Kita jangan mengaharapkan orang lain berbuat benar. Namun masing-masing dari kita harus berbuat benar.
Kita sering menginginkan pemimpin yang baik, namun sesungguhnya semua pemimpin akan gagal, kalau integrita rakyatnya kurang.
By the way : istilah "pemimpin" yang saya pakai sesungguhnya salah, yang benar adalah "president" atau "pemimpin pemerintahan"
Rgds
Subakat-KI68
Selamat pagi Admin dan sahabat semuanya. Terima kasih sudah berkenan sharing tulisan saya disini. Hingga saat ini ,setiap kali ke gereja,meja dipintu keluar tersusun roti yang masih hangat. Tapi hanya beberapa orang yang mau mengambilnya. Sehingga yang bawa roti ,sampai berdiri disana dan bilang :" Please dibawa pulang,sayang sekali kalau sampai terbuang. Ini bukan roti kemarin,tapi roti baru yang masih hangat "
Salam hangat dari Burns Beach ,Western Australia
Posting Komentar