Singapura Dalam Dilema Bisnis Kasino
Minggu, 12 Mei 2013
Singapura Dalam Dilema Bisnis Kasino
Ditulis oleh: Tatang B Tamam, Sabtu, 08 September 2012. Pkl. 09:08 WIB
Dua tahun lalu Singapore me launched kasino pertamanya. Pemerintah Singapura seperti sedang berekperimen tentang bisnis kasino. Di satu sisi ada peluang mendapatkan penghasilan yang besar dari bisnis perjudian ini. Di sisi lain bisnis ini bakal menimbulkan penyakit sosial masyarakat. Melalui eksperimen ini sepertinya pemerintah Singapura berharap mampu mengurangi perjudian liar. Selain itu pemerintah Singpura juga berharap pengaturan yang lebih jelas terhadap kasino dapat berdampak terhadap ekonomi negara tersebut.
Beberapa hari yang lalu, seperti yang di kabarnya oleh Wall Street Journal (6/9/2012), perusahaan judi Singapura Genting Singapore di kabarkan meraup pendapatan sekitar US$6 billion pada tahun 2011. Tak cuma Genting, perusahaan judi di Las Vegas , Las Vegas Sands juga meraup penghasilan yang sama.
Setelah melegalkan bisnis kasino Pemerintah Singapura menghadapi dua kenyataan yaitu tekanan untuk bekerja lebih keras dalam memerangi dampak sosial dari perjudian di tengah melambatnya bisnis ini. Dan bagi negara yang baru memulai bisnis ini, seperti Singapura, meningkatnya persaingan akan mengancam pertumbuhan bisnis kasino.
Guna mengurangi dampak negatif dari bisnis ini pemerintah Singapura baru-baru ini melarang penduduk setempat yang tak punya uang atau kalah berjudi dan bergantung pada bantuan pemerintah pergi ke kasino. Diperkirakan jumlah mereka mencapai sekitar 43.000 orang.
Pada bulan Juli lalu, pemerintah mengusulkan peningkatan hukuman secara signifikan bagi operator kasino yang tidak mengikuti hukum berlaku. Besarnya pinalti ini mencapai S$100/ hari atau S$ 2.000 per tahun berupa pajak lokal. Pemerintah juga memperketat pemberian pinjaman bagi mereka yang berjudi. Pemerintah Singapura juga membatasi frekuensi kunjungan kasino untuk pejudi lokal. Robert Williams, seorang profesor di Canada University of Lethbridge dan peneliti di Perjudian Alberta Research Institute, seperti yang dikutip Wall Street Journal, mengatakan regulasi Singapura hanya baik dalam prinsip saja tetapi kebijakan itu memiliki dampak yang relatif kecil di Singapura. Dia juga tidak setuju jika aturan yang dibuat tersebut telah membantu untuk mencegah masalah yang ditimbulkan bisnis kasino. Para pebisnis kasino mengatakan kunjungan warga negara negara Singapura dan dan penduduk permanen-diperkirakan menurun dari 30% menjadi sekitar 20% dibanding tahun sebelumnya (2011). Menurut survey National Council on Problem Gambling (NCPG) pada Februari 2012 angka perjudian pacuan kuda, taruhan olah raga dan lotre penduduk setempat dan yang berusia 18 turun menjadi 47% pada tahun 2011 dari 54% pada tahun 2008. Tingkat kejahatan di Singapura tahun lalu turun mencapai 5,3% dibanding tahun sebelumnya ( 2010). Dan ini merupakan angka terendah sejak 20-tahun. Sementara, menurut data polisi setempat, angka kejahatan yang diakibatnya perjudian seperti pencurian, kecurangan dan pemalsuan relatif stabil yaitu sebesar 2% dari total kejahatan tahun 2010 dan 2011. Mereka yang berjudi juga secara kualitas lebih memberatkan karena mereka yang berpenghasilan rendah bertaruh dalam jumlah besar, sementara penjudi lainnya meningkat frekuensinya. Demikian hasil survei NCPG terbaru.
Sementara data resmi yang disusun pusat konseling menunjukkan adanya peningkatan jumlah orang yang mencari bantuan masalah perjudian. Salah satunya pusat konseling adalah National Addictions Management Service, menurut pusat konseling ini terdapat 398 kasus pada Maret 2011. Padahal pada Maret 2008 angkanya baru mencapai 88 Maret 2008. Kasus pusat konseling lainnya, Tanjong Pagar Family Services Center, naik dari 86 (2009) menjadi 105 (2010) dan 132 (2011).
Menurut para pengamat bisnis kasino tak hanya berdampak secara sosial. Ada dampak yang lebih luas dan serius dari bisnis kasino. Bisnis ini hanya menampilkan secara mencolok kekayaan seseorang sementara gagal untuk mengangkat upah pekerja berpenghasilan rendah. Sementara itu pemerintah berpendapat lain. Menurutnya kasino-yang mempekerjakan sekitar 22.000 orang-telah membantu kesejahteraan ekonomi warga. Meskipun dalam perkembangannya kini kesejahteraan itu telah bergeser ke pejudi asing.
Sekadar menggambarkan kontribusi bisnis kasino Singapura. Pada tahun 2010 bisnis ini mempunyai pendapatan sebesar S$5,3 miliar. Pada tahun 2011 pendapatan ini meningkat menjadi S$7,7 miliar. Diperkirakan pada tahun 2012-2014 angka ini terus meningkat menjadi S$8 miliar, S$ 8,6 miliar dan S$9,3 miliar. Angka perjudian selama tahun 2005-2011 menurun dari 58% (2008) menjadi 47% (2011).
Langkah Singapura untuk memperketat peraturan kasino belum menemukan banyak perlawanan dari operator kasino sejauh ini. Pemilik Las Vegas Sands ‘ Adelson mengatakan bahwa perusahaannya tidak prihatin dengan langkah pemerintah Singapura dan tidak mengharapkan aturan ketat secara signifikan yang dapat memukul bisnisnya. Namun menggarisbawahi tekanan dari pelaku bisnis kasino mungkin pemerintah merasa perlu untuk membuka pintu lebih lebar lagi bagi penjudi. Mengingat baik Marina Bay Sands dan Genting Singapore melaporkan penurunan laba kuartal kedua. Pertanyaannya apakah dalam jangka panjang pemerintah Singapora tidak akan tergoda untuk melonggarkan kontrolnya jika bisnis ini mempunyai pertumbuhan pendatan yang tinggi. Meskipun analis memperkirakan kecil peluang untuk memperluas dan mempercepat pertumbuhan bisnis ini dalam beberapa tahun ke depan. Terlebih lagi pertumbuhan pendapatan kemungkinan tergelincir ke satu digit di tambah lagi kompetisi yang semakin ketat di pasar Asia lainnya.
0 comments:
Posting Komentar