powered by Google

Sebuah Renungan

Selasa, 23 Agustus 2011

Ada kisah menarik dari negeri Paman Sam. Pada waktu itu, dikenal seorang
multijutawan, John D Rockefeller (July 8, 1839 – May 23, 1937). Dalam usia 43
tahun, ia telah berhasil membangun sebuah monopoli dagang paling besar dunia
dengan mendirikan Standard Oil Company. Dia seorang kaya raya, tetapi ia sangat
anti orang lain, ia menghindar apabila ada uang yang harus dikeluarkannya,
sekalipun uang itu diperuntukkan bagi kepentingan orang lain yang membutuhkan.
Dia menikmati hasil jerih payahnya untuk dirinya sendiri. Sampai-sampai ia
hampir tidak memiliki waktu untuk istirahat, bermain dan rekreasi. Dalam
sekejap, raut wajahnya dpt berubah gembira, sekejap pula raut wajahnya bisa
menjadi muram bila tidak bersesuaian dengan kehendaknya.

Dalam karier usahanya, ia dikenal berwatak kurang harmonis dan kurang ramah.
Sikapnya dingin dan mudah curiga sehingga banyak orang yang tidak menyukainya.

Ketika sampai puncak kesuksesan itu, dunia usaha pesaingnya mulai membencinya
karena membuat mereka bangkrut. Mereka kalah dalam persaingan dan ekspansi
bisnis yg dilakukan John D Rockefeller. Alhasil, di negerinya, ia menjadi orang
yang dibenci banyak orang karena kerakusannya. Surat surat berisi kecaman dan
teror datang silih berganti.

Suasana ini membuatnya goyah dan labil. Vitalitas kesehatan tubuhnya menurun.
Akan tetapi, selalu menyembunyikan dari pandangan orang lain. Ia menderita
insomnia yg menyiksa, gangguan pencernaan, dan kerontokan rambut yang akut.
Penderitaan berlanjut karena makanan yg dikonsumsi harus dibatasi. Ia hanya
mengkonsumsi susu yg diasamkan dan roti kering. Padahal ia orang terkaya di
dunia
Z, yg bisa membeli makanan apa saja yg diinginkannya. Tubuhnya kelihatan tinggal
tulang dibalut kulit tipis. Akibat kesehatan yg makin memburuk, John harus
beristirahat total.

Sejak saat itulah ia mulai berpikir ttg kehidupan. Sepercik renungan tentang
kehadiran orang lain muncul di benaknya. Dan satu pertanyaan kemudian
terujar:"kalaulah uang yg didapatkan bisa dibaginya dg orang lain, seberapa
jauhkah mereka akan bahagia?".

Kesadaran itu mengantarkan pada episode baru dalam kehidupannya. Ia mulai
membukan keran kekayaannya untuk dibagi dg orang lain, orang2 mulai beruabh
pandangan terhadap dia. Ia membantu rumah sakit, sekolah2 dan universitas, salah
satunya University od Chicago. Bahkan Rockefeller Universiypun didirikannya. Ia
juga memberi beasiswa untuk anak anak cerdas dan berprestasi. Ia juga
menggelontorkan uangnya untuk mengatasi wabah dan penelitian obatnya. Berdiri
juga rockefeller foundation, yg akhirnya membantu ribuan orang orang serta
penelitian untuk menemukan obat2an utk penyakit radang otak, sumsum tulang,
malaria, TBC dan banyak lagi.

Akhirnya setelah mengikhlaskan sebagain uangnya utk orang lain, dan aktif
berinterkasi secara sosial, berbgai, ia mendapoatkan kepuasan batin dan
kebahagiaan hidup. Dan tahukah anda bahwa setelah mengubah paradigma hidupnya
ini, ternyata dia berumur lebih panjang. Yang dari harapan hidup tipis pada usia
43 tahun, dan akhírnya ia meninggal pada usia 98 tahun. Selama renatang usia itu
ia memperpanjang usianya dengan membantu orang lain. Seperti itulah berbagi,
rasa, cinta akan menghidupkan hati dan melahirkan keajaiban2.

Sebagai penutup, sebuah nasihat bijak:"peliharalah Imanmu dengan berbagi
sedekah, bentengi hartamu dengan zakat dan tolaklkah gelombang bencana dg
senantiasa berdoa kpd Allah azza wa Jalla".

(Dari AHeffects:, S Abdurrahim).

3 comments:

IA-ITB 23 Agustus 2011 pukul 21.02  

Re: Sebuah Renungan

Pernah ada dosen yg cerita bahwa di jurusan finance top business school pernah
ada survey ttg kenapa mereka berlomba-lomba utk mengambil jurusan finance.
Jawabannya yg terbanyak adalah agar bisa cepat kaya raya sehingga mampu
menggunakan kekayaannya utk diberikan kepada orang lain. Gimana dg orang
Indonesia, yg ingin cepat kaya tapi utk diri-sendiri:).

salam,

-Irsal

IA-ITB 23 Agustus 2011 pukul 21.03  

Re: [IA-ITB] Sebuah Renungan

Artikel yg bagus mas Sus.. Semoga kita bisa ambil hikmahnya..

Tks & salam.
NHA_SI-77


Sent from my BlackBerry with love

IA-ITB 23 Agustus 2011 pukul 21.36  

Re: [IA-ITB] Sebuah Renungan

Pak Nur,

Dalam skala kecil, saya yakin masing-masing kita pernah merasakan kebahagiaan
tersendiri saat berbagi atau bahkan mungkin keajaiban setelahnya.

Salam,
Susilo
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP