Dari Cibaduyut ke Cikébék : Pengalaman melamar pekerjaan akademik di Kanada
Selasa, 02 Juni 2015
From: "hendra.hermawan
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: 02 Jun 2015 10:25:06 -0700
Subject: [Senyum-ITB] Dari Cibaduyut ke Cikébék : pengalaman melamar pekerjaan akademik di Kanada [3 Attachments]
Salam,
saya bukan alumni pertama yg jadi dosen di luar negeri, tapi mungkin yg pertama berbagi pengalaman di milis ini. Silakan, semoga bermanfaat.
Hendra, MT94
(tulisan ini juga diterbitkan di media lain)
Universite Laval
Uploaded on Jan 14, 2010
This video is about the Universite Laval, a very old university in the french area of Canada, Quebec city.
---------------------
Pengalaman melamar pekerjaan akademik di Kanada
Saya lahir dan besar di Cibaduyut dari keluarga pengrajin sepatu, dari orang tua yang sangat perhatian dengan pendidikan (hatur nuhun salawasna kanggo Ema sareng Bapa). Sekolah saya dimulai dari SD Cibaduyut III, SMP 3, SMA 5 kemudian ITB, semuanya di Bandung. Minat yang tinggi untuk terus sekolah membuat saya selalu mencari peluang dan baru berhenti setelah mendapat tawaran dari seorang profesor di Kanada. Dari sini lah petualangan akademik di mancanegara saya bermula. Awal tahun 2004 saya memulai program doktorat dan selesai lima tahun kemudian, berlanjut dengan dua tahun postdoktoral dalam proyek kerjasama dengan sebuah perusahaan di Barcelona.
Kerinduan pada tanah air cukup terobati ketika kemudian saya bergabung dengan UTM Malaysia di akhir tahun 2010. Dengan ditunjang iklim pendidikan tinggi dan penelitian yang cukup baik, saya memulai karir penelitian secara mandiri. Diawali dengan memohon dana penelitian kepada kerajaan, membangun lab, merekrut mahasiswa sampai menjalankan penelitian dan mempublikasikan hasilnya.Sejumlah kolaborator dan sepuluh mahasiswa pascasarjana memperkuat tim penelitian saya dan dalam tiga tahun lebih kami berhasil unjuk diri melalui publikasi di jurnal-jurnal internasional terbaik di bidang biomaterial (http://www.scopus.com/authid/ detail.url?authorId= 56500756700).
Awal tahun 2014 saya melihat sebuah peluang yang tidak bisa diabaikan. Peluang yang bisa membawa kebaikan lebih banyak kepada diri dan negeri nusantara. Sebuah lowongan dosen di Kanada, yang saya lihat di milis AcademicKeys (http://www.academickeys.com), mensyaratkan kriteria yang sesuai dengan kualifikasi saya. Melalui curriculum vitae, surat motivasi dan tiga surat referensi saya berusaha meyakinkan pihak komite seleksi untuk mempertimbangkan lamaran saya. Dalam curriculum vitae saya berusaha menunjukkan kualifikasi, pengalaman dan potensi. Usaha ini kemudian didukung secara faktual oleh ketiga surat referensi yang saya dapatkan dari mantan pembimbing doktorat, dari kolega dalam komunitas penelitian (profesor di Jerman) dan dari kolega di tempat kerja (profesor di UTM,terimakasih Pak Hadi Nur). Sementara surat motivasi menjadi penghubung semuanya dimana saya nyatakan lamaran untuk posisi yang diumumkan, saya jelaskan kesesuaian kriteria yang diminta dengan kualifikasi saya juga nilai tambah saya, dan juga saya tuliskan apa yang akan saya perbuat untuk departemen dalam hal pengajaran, penelitian dan kerjasama internasional.
Lamaran saya berhasil meyakinkan pihak komite seleksi untuk memberikan saya kesempatan masuk ke tahap selanjutnya. Dua bulan setelah hari penutupan lamaran, saya mendapat undangan untuk proses wawancara secara tatap muka langsung dengan biaya perjalanan dan akomodasi ditanggung komite. Sesuai dengan yang diterangkan dalam surat undangan, proses wawancara berlangsung dalam empat sesi. Dimulai dari perkenalan (10 menit), presentasi tentang pengalaman penelitian dan tanya jawab (45 menit), presentasi tentang pengajaran (30 menit) dimana saya diminta melakukan simulasi mengajar di hadapan komite seleksi, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab (1 jam). Sungguh pengalaman yang sangat menegangkan. Tiga jam lebih berusaha meyakinkan komite seleksi yang beranggotakan enam profesor bahwa saya adalah calon terbaik. Setelah selesai wawancara saya diberitahukan bahwa ada tiga calon yang masuk tahap ini dan hasilnya akan diumumkan kemudian. Tiga bulan kemudian saya menerima pemberitahuan bahwa saya terpilih dan dalam satu bulan diminta menjawab surat tawaran dan kontrak kerja sebagai assistant professor di Université Laval, Québec. Secara pribadi tidaklah sulit untuk memutuskan menerima tawaran tersebut. Yang cukup sulit adalah meninggalkan apa yang sudah saya bangun dan pekerjaan yang belum selesai.
Sekarang, bermula lagi lah proses membangun tim penelitian yang baru tanpa memutuskan hubungan dengan tim dan kolaborator yang lama. Saya pun beralih menjadi external supervisor untuk lima mahasiswa saya di UTM yang belum selesai, sementara disini dua mahasiswa pertama saya datang dari nusantara. Sebuah MOU dengan perguruan tinggi di Bogor telah ditandatangani kedua rektor dan menjadi pembuka untuk kerjasama penelitian dan pengajaran. Ketika ada yang bertanya mengapa tidak kembali dan mengabdi di negeri sendiri. Jawaban saya: untuk saat ini, lebih baik saya disini membantu mahasiswa dari nusantara menempuh pascasarjana dengan sistim dan fasilitas terbaik Kanada. Harus ada yang mengorbankan rasa rindunya pada tanah air demi membantu kemajuan negerinya.
Jalan sudah dirintis, mari kita bekerja sama!
Hendra Hermawan, PhD
Dept. of Mining, Metallurgical and Materials Engineering
Laval University, Quebec City, Canada
Peta: (A) Quebec Airport - Laval University
5 comments:
From: "Saifuddien Sjaaf
Date: Wed, 3 Jun 2015 05:59:14 +0700
To: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Sangat mengesankan Kang Hendra.
Yang paling mengesankan adalah bagaimana anda MEMBANGUN suatu laboratorium itu. Mungkin merupakan suatu kesempatan yang jarang dipunyai oleh banyak orang dan akademisi di negeri kita [dan juga mungkin di dunia].
Semoga Allah swt selalu memudahkan jalan bagi anda dan keluarga menuju kemudahan dalam melaksanakanapa yang anda dharmabhaktikan, dan mencapai tujuan hidup anda.
Salam
Saifuddien Sjaaf / TK-64
From: "Chairil Anom
Date: Tue, 2 Jun 2015 16:51:10 -0700
To: Senyum ITB
Terima kasih sharingnya.
@ri/m76
From: "herculessitanggang
Date: Wed, 3 Jun 2015 00:18:45 +0000
To: ;
Wah, mantap nih keputusan mas Hendra.
Mebangun simpul dan jangkar keahlian di pelabuhan teknology demi memfasilitasi pemuda pemudi Indonesia
Ayo, di ambil kawan2.
Sukses selalu mas Hendra.
Hercules Si84
From: "Didik Fotunadi
Date: Wed, 3 Jun 2015 09:17:25 +0700
To: Milist ITB Senyum
Mas Chairil Anom,
Hebat, dimanapun berada memang yang paling utama adalah tetap dalam kerangka kebangsaan dan memajukan negeri.
Salam,
Didik F GL-93
terimakasih atas doa dan dukungan dari para senior
Hendra MT-94
https://sites.google.com/site/hendrahermawan
Posting Komentar