Anak-Anakmu: Puisi Kahlil Gibran dari Nelson Napitupulu EL'86
Selasa, 05 Agustus 2014
On Tuesday, August 5, 2014 10:19 AM, "'Nelson Napitupulu' wrote:
Mas Harry,
Perasaan 'bertanggung jawab' dari orang tua ini memang menjadi motivasi utama ketika kita men-drive anak kita memilih jurusan saat si anak hendak masuk kuliah. Bahkan dalam memilih pasangan hidup pun, orang tua sering meng-intervensi karena merasa bahwa dia bertanggung jawab atas kebahagiaan anaknya.
Sayangnya, latar belakang 'tanggung jawab' tsb didominasi oleh alasan yg materialistik.
Poin saya adalah, kita masih menganggap bahwa ukuran sukses seseoraang ditentukan oleh jumlah uang/materi yg berhasil dia kumpulkan. Dan untuk itu, kita mengarahkan anak2 kita ke arah yg menurut kita memberi peluang terbesar utk meraih sukses tsb, yg (sayangnya) diukur dgn jumlah uang/materi yg dapat dia raih.
Sebagai bahan renungan, mungkin pusi Khalil Gibran ini bisa sedikit membantu kita memahami 'hakekat' anak2 kita:
Anak Anakmu
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki ikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
-----
nelson-el86
Kahlil Gibran: Lebanese Artist, Poet and Mystic Pt. 1 of 3
From: "Harry KusnaDate: Mon, 4 Aug 2014 19:19:44 -0700Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Re: Memilih Jurusan, Part 1
Teman2 ysh.,Mungkin pemimpin formal paling kecil dalam tatanan kehidupan kita adalah suami/bapak anak2nya di dalam keluarga. Dan sebagai pemimpin, dia bertanggung jawab atas anggota keluarga yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang bisa membuat anggota keluarganya survive di masyarakat, sesuai dengan hukum2/aturan/etika yg berlaku di masyarakat tsb. Minimal tidak menjadi beban masyarakat, syukur2 bisa berguna bagi masyarakat. Dalam hal ini yang saya maksud adalah masyarakat normal, bukan masyarakat penjahat. Sehingga kalau dalam istilah agama, bisa mendapatkan selamat dunia akhirat.Terdorong oleh rasa tanggung jawab inilah, maka kepala keluarga selalu berusaha mengarahkan anaknya ke arah yang dinilainya baik, sejauh pengetahuannya, pengalamannya, wawasannya, tata nilainya. Salah jurusan adalah penilaian yg didasarkan kepada satu referensi yg dianggap benar, yang mungkin kalau menurut Talent Mapping, idealnya mengacu kepada 4E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn). Tetapi keadaan ini adalah keadaan ideal, dimana pada kenyataannya, dunia tidak demikan mudah memberi ke-empat-nya.Jalan terbaik menurut saya adalah menguatkan anak akan apapun yang terjadi setelah dia menentukan jalan hidupnya (dengan sedapat mungkin mendekati 4E ini), sehingga kalaupun nantinya ternyata anak (dan kita orang tuanya) menganggap bahwa dia telah salah jurusan, bagaimanapun dia akan kuat dan terus berusaha untuk survive ..... never crack under pressure. Saya kira banyak anak2 / orang2 yang berhasil, walaupun ternyata dia menilai bahwa dia telah salah jurusan. Di ITB, di militer, di perusahaan2 yang pressurenya tinggi, lembaga2 ini menghasilkan orang2 yang tahan uji, terbiasa dengan tekanan, dan tidak menyerah.Dengan keadaan negara kita yang masih belum makmur, keadaan ideal 4E rasanya masih akan sulit ditemukan. Saya kira menguatkan anak sebagaimana salah satu kalimat dalam "doa seorang ayah" dari Jend. Mc. Arthur .... Tuhanku, didiklah anakku dijalan yang keras, penuh kesulitan dan tantangan, agar dapat tegak berdiri di tengah badai ..., merupakan solusi untuk mengatasi kemungkinan salah memilih jurusan walaupun kita telah berusaha sebaik mungkin mengarahkannya mendekati 4E ini. Semoga.Wassalam,HK'75
Keterangan video:
Uploaded on Apr 4, 2009
by Justin Kear through Professor Rev. Dr. James Kenneth Powell II, opensourcebuddhism.org This very well-done project presents the hard childhood and harder adulthood of one of the great Christian mystical poets of the last century.
Few know however, his art pieces which may even excel his poetry.
Watch his life and loves and controversy - did he even really write the poetry for which he is famed, or did his patroness and would-be lover?
0 comments:
Posting Komentar