powered by Google

Kiat Ferry Soetikno TK'79-ITB membesarkan Dexa Medica

Sabtu, 17 Mei 2014

Baca juga:
-Video: We Did It! Prestasi Alumni TK (Teknik Kimia) ITB menembus Pasar International



From: "Wajan Sudjana Sudja
Date: Sun, 18 May 2014 10:28:45 +0700


Mohon ijin,
Koreksi juga mas Monny

Bukan Freddy mas, sejak lahir di Palembang, namanya tetep Ferry Abidin Soetikno dari TK79 dengan Dexa Medika, perusahaan farmasi terbesar kedua di Indonesia sesudah Kalbe Farma.
Beliau melanjutkan, membesarkan dan menduniakan usaha yang dirintis ayahnya, Bp Rudy Soetikno, alumni FA ITB.
www.dexa-medica.com/en/about-dexa-medica

Dia tukang obat beneran mas.

Terima Kasih

Salam
Wajan Sudja
TK79



Kiat Ferry Soetikno Besarkan Dexa Medica
Kamis, 31 Maret 2011 | 19:20 WIB 



KOMPAS.com — Dexa Medica, perusahaan farmasi nasional yang lahir di Palembang tahun 1969, dalam 10 tahun terakhir ini masuk dalam lima besar perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.
Dexa Medica sukses merambah pasar internasional. Selain menguasai pasar dalam negeri dan menjadi lima besar di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, Dexa Medica juga eksis di pasar global di tujuh negara.
Orang di balik suksesnya Dexa Medica adalah Ferry Soetikno, putra sulung keluarga Rudy Soetikno, pendiri Dexa Medica. Lahir di Palembang, 22 Juni 1961, Ferry Soetikno lulusan SMA Xaverius I Palembang tahun 1979 ini melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Kimia ITB (1979-1984), dan meraih gelar MSc dari Washington University, AS, dan gelar MBA dari University of Pittsburgh di AS.
Ferry sempat bekerja di perusahaan farmasi di Amerika selama enam tahun (1987-1993). Setelah memiliki pengalaman yang cukup, Ferry kembali ke Indonesia dan memimpin perusahaan farmasi yang didirikan sang ayah.
Berikut ini wawancara dengan Ferry Soetikno, Presiden Direktur PT Dexa Medica, oleh Robert Adhi Kusumaputra dari Kompas.com di Palembang belum lama ini.

Setelah kembali dari Amerika, Anda masuk ke Dexa. Apa tantangannya?
Salah satunya adalah tantangan sebagai profesional, mengadaptasi kultur Indonesia di perusahaan ini. Saya masuk ke Dexa Medica mulus, tidak ada rekayasa, dan tidak mentang-mentang. Saya profesional murni. Secara bertahap, saya mendapat kepercayaan dari atasan.

Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, apa yang terjadi pada Dexa?
Dexa mampu melalui masa-masa sulit. Tapi, Dexa tidak mem-PHK satu karyawan pun. Dalam masa krisis 1998, kami mendapat berkah juga karena pembayaran hasil ekspor dalam dollar AS sehingga menjadi cash flow bagi perusahaan.

Apa kiat sukses Anda memimpin dan mengembangkan Dexa Medica sehingga mampu masuk lima besar perusahaan farmasi nasional?
Pertama, tentu saja harus visioner, harus tahu arah dan kebutuhan pasar. Kedua, harus mampu membangun daya saing karena pasar sangat fragmented. Ketiga, membangun tim yang tangguh, yang mau tumbuh bersama perusahaan ini. Dan ini tidak mudah.
Saya meningkatkan eksistensi Dexa Medica. Dalam 10 tahun terakhir ini, Dexa mampu masuk dalam lima besar perusahaan farmasi nasional. Kuncinya adalah delegasi dan pemberdayaan. Kalau memberi delegasi, tanpa kekuasaan, itu percuma karena itu sama dengan boneka. Jadi memberi delegasi dengan otoritas. Itu kuncinya.
Saya tidak malu belajar dari orang lain. Dan Dexa harus memiliki strategi unik dan diferensiasi menghadapi para pesaing. Kami harus memiliki teknologi dengan riset yang baik. Jadi, Dexa harus dipersepsikan berbeda.
Kalau biasa-biasa saja percuma. Industri farmasi industri fragmented. Di Indonesia, ada 200-an pemain di industri ini. Jadi harus ada kelebihan dan perbedaan dari yang lainnya. Dan salah satu yang kami adopsi adalah diferensiasi.
Ini terbukti membuat Dexa tumbuh lebih cepat dari pasar. Kami memiliki ragam produk. Kami mengerti kebutuhan pasar. Kami berharap suatu hari kelak, Dexa menjadi yang terdepan.

Dexa baru saja menambah kapasitas pabrik hingga 40 persen. Apa yang Anda harapkan dari penambahan kapasitas ini?
Pertama, langkah ini melanjutkan komitmen Dexa Medica mematuhi persyaratan pemerintah yang berkembang secara dinamis soal cara membuat obat terbaik, memenuhi ISO 9001 dan 14001, termasuk syarat Badan POM.
Kedua, menambah kapasitas pabrik untuk menunjang kebutuhan masa depan dan mengantisipasi kebutuhan obat terkait jaminan kesehatan nasional. Ketiga, Dexa tetap hadir di Palembang sejak awal berdiri pada tahun 1969 hingga kini. Seperti yang Anda tahu, Dexa Medica didirikan tahun 1969 oleh ayah saya untuk memenuhi kebutuhan obat di Sumatera Selatan. Dalam perjalanannya, Dexa makin berkembang dengan dinamis.
Dalam pertumbuhannya, Dexa menambah kapasitas, standar, dan persyaratan good manufacture practice. Kami mengantisipasi pergerakan ke depan yang sangat dinamis.
Dexa Medica perusahaan farmasi nasional yang terus membangun daya saing dan menunjang program Pemerintah Indonesia. Dexa konsisten memproduksi obat generik berlogo sejak tahun 1991 hingga saat ini.
Belum lama ini, Dexa Medica menerima penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dari pemerintah. Ke depan, Dexa akan terus mendukung pengadaan obat berkualitas dan terjangkau melalui OGB.
Untuk itulah, Dexa mengembangkan pemasaran dan menambah suplai pabrik. Saat ini kapasitas Dexa meningkat 40 persen, dan ini signifikan bagi perkembangan Dexa. Untuk menambah kapasitas, solusi yang diambil Dexa adalah membeli teknologi canggih dalam skala besar, termasuk menambah dan melatih orang-orang yang berkompeten menggunakan teknologi canggih ini. Dan investasi yang dibutuhkan tidak kecil.
Ini semua didukung oleh keputusan berani membeli teknologi canggih tanpa harus mengurangi tenaga kerja di pabrik. Kami mempersiapkan pegawai pabrik mampu menguasai teknologi canggih.

Dexa lahir di Palembang dan hingga kini tetap hadir di Palembang. Mengapa?
Kami tetap hadir di Palembang dan makin disayang masyarakat Sumsel. Tidak banyak memang, industri farmasi berada di luar Jawa. Namun, Dexa yang sudah dikenal luas di bumi Sriwijaya tetap berada di Palembang.

Dexa sukses merambah ke pasar global?
Kami tetap masuk pasar ASEAN, dan mempersiapkan diri menjelang pasar perdagangan bebas AFTA tahun 2015. Kami juga membuat brand yang dikenal luas hingga ke mancanegara. Setidaknya ada enam brand besar yang dikenal di mancanegara, mulai dari produk obat hipertensi, diabetes, saluran pernapasan, sampai saluran pencernaan. Selain itu juga ada merek Stimuno yang dikenal masyarakat Indonesia.
Sebenarnya masih banyak impian untuk memajukan Dexa Medica. Yang penting, kami konsisten mengabdi bagi kemajuan kesehatan. Kami mempertahankan trust, kepercayaan, dan dukungan. (Robert Adhi Kusumaputra)



2 comments:

IA-ITB 17 Mei 2014 pukul 23.15  

On May 18, 2014 12:19 PM, "'B. Antariksa (Erik), 99Bali International wrote:


Terima kasih infonya, Bli Wajan

Nelson dan Rekan2,
Dexa Medica sudah Go Public?
Baguskah sahamnya utk jangka panjang?

Di sekolah anakku, Bursa Efek Indonesia memberi pelajaran dan merekomendasikan murid2 membeli saham Kalbe Farma utk investasi jangka panjang.


Salam kompax
Erik

IA-ITB 17 Mei 2014 pukul 23.16  

From: "wahyusaidi.ws
Date: Sun, 18 May 2014 04:37:19 +0000
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Dexa Medica sudah Go Public? Re: Video: We Did It! Prestasi Alumni TK (Teknik Kimia) ITB menembus Pasar International


Rasanya Dexa Medika belum go public,

Didirikan di palembang tahun 60 akhir oleh bp Soetikno, alumni FA-ITB yg militer (pensiun dengan pangkat letnan kolonel cmiiw)

Sekarang generasi kedua, ceonya Ferry Soetikno, sma xaverius 1 palembang dan ITB TK-79, dulu aktif di unit tenis itb.

Pabrik pertama di palembang masih ada di jalan letjen bambang oetoyo, pabrik lainnya di cikarang dan pulogadung.

Dexa market leader untuk ethical di indonesia dan juga nomor satu untuk distribusi obat.


Uhuiiiii
*lulusan sma xaverius 1 palembang 81

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP