powered by Google

Video: Ritual Jan Koum, pendiri WhatsApp, yang mengharukan

Jumat, 21 Februari 2014




WhatsApp's Founder Goes From Food Stamps to Billionaire

-------------------

From: Indra Djohari
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 22 Feb 2014 00:11:49
Subject: [Senyum-ITB] #WhatsApp Story



#WhatsAppStory

Jan Koum, pendiri WhatsApp, lahir & besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. Saat usia 16 tahun ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sbg "American Dream".

Di usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih supermarket. Hidup begitu pahit, begitu Koum membatin. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker. Mereka lalu hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya.

Koum lalu kuliah di San Jose University. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. Karena keahliannya sebagai programer, Jan Koum, diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. Ia bekerja di Yahoo selama 10 tahun. Di sini pula ia berteman akrab dengan Brian Acton.

Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo. Setelah resign dari Yahoo, mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkin menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka.

Setelah WhatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun tadi pagi, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan... Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun....

Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang.... Pelan2 matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dgm harga Rp 209 triliun.

Ia lalu terkenang ibunya yg sudah meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak....  Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya.  "Di tempat ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koum berbisik dalam hati. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi bilioner.

Impossible is nothing...(*)


----------------------
Keterangan Video:


Published on Feb 21, 2014
The $19 billion deal to sell WhatsApp Inc. to Facebook Inc. (FB) started at Yahoo! Inc. more than five years ago, when Jan Koum became disillusioned at the way Internet companies were fixated on advertising.

He left Yahoo in 2007 with one of the company's other engineers, Brian Acton, and started a company by 2009 that shuns advertising altogether. The strategy allowed them to concentrate on creating an easy-to-use messaging product instead of developing new ways to glean customer information for their marketing pitches, Koum said in a 2012 blog post.

"No one wakes up excited to see more advertising, no one goes to sleep thinking about the ads they'll see tomorrow," Koum said in the post. A hand-written note on the his desk reads: "No Ads! No Games! No Gimmicks!"

2 comments:

IA-ITB 21 Februari 2014 pukul 18.16  

From: mdanildaud.milisitb@gmail.com
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 22 Feb 2014 00:20:03


Jan Koum is One of American Dream. What about Indonesian dream?

IA-ITB 21 Februari 2014 pukul 18.17  

From: "Milis ITB"
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Fri, 21 Feb 2014 18:59:05 -0700



Jangan2 Jan Koum ini salah satu tukang bersih2 di Silicon Valley yg direkrut pada saat .com booming akhir tahun 90an. Akibat kehabisan programer banyak janitor yg menjadi kaya, yg penting pernah pegang komputer, langsung dihire sbg programmer:).

Salam,
-Irsal, si'83.

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP