Yayung TI'77 berbagi di Metro TV
Selasa, 19 November 2013
From: B. Antariksa (Erik), 99Bali International, www.99Bali.com
Sender: EL-ITB
To: Senyum-ITB
Cc: IA-ITB
Subject: [EL-ITB] Yayung TI'77 berbagi di Metro TV
Sent: Nov 18, 2013 07:28
Rekan2,
Nonton yuk Mba Yayung berbagi pengalaman mengobati leukemia putranya.
Kabar dari Mba Yayung di bawah ini.
Salam kompax
Erik
-----
Dapat kabar dr Metro TV, bhw saya dan anak, menjadi narasumber dalam acara Kick Andy,
akan ditayangkan pd hr jumat tg 22 Nov 2013 jam 21.30, dan tayang ulang hr Minggu tg 24Nov 2013 jam 15.30....
dg judul Indah Pada Waktu nya...
bagi teman2 yg ada waktu dan berkenan menonton, monggo dicatat jamnya....
makasiihh--
salam,
dian soerarso
----------------------
Hidup tidak selamanya mudah. Karena sejatinya hidup adalah perjuangan dalam meraih kebahagiaan. Seberat apapun ujian dan cobaaan yang kita hadapi, percayalah bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian dan cobaan tersebut diluar batas kemampuan kita. Seperti apa yang dilakukan oleh para narasumber Kick Andy kali ini yang berhasil melewati segala rintangan dalam kehidupannya dan berhasil meraih dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Dian A. Soerarso harus merasakan ujian dalam kehidupannya saat putra bungsunya, Dias W. Ramadhan yang berusia 5 tahun divonis menderita penyakit kanker darah atau leukemia jenis leukemia limfoblastik akut. Jika tidak segera ditangani maka dapat berakibat fatal bagi Dias. Kejadian tak terduga ini sontak membuat Dian dan keluarganya terpukul. Saat itu, Dian harus bisa membagi waktu antara bekerja dan menjaga Dias. Dian yang menempati salah satu posisi penting di sebuah bank swasta ini senantiasa mendampingi putranya disela-sela pengobatannya. Dias pun tidak menyerah terhadap kondisinya, dalam keadaan sakit ia tetap giat belajar.
Usaha pengobatan yang dilakukan sampai ke negeri Belanda membuahkan hasil. Dias pun dinyatakan sembuh dan dapat kembali menjalankan aktivitasnya dengan normal. Pria yang sekarang bekerja diperusahaan multinasional ini menjadi lebih bersemangat dalam menimba ilmu hingga mendapat predikat Best Student di SMA-nya. Ia bahkan menyelesaikan pendidikan sarjananya dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Bandung. Dan kemudian meraih gelar pasca sarjananya dari sebuah universitas di Glasgow, Skotlandia. Perjuangan Dian demi kesembuhan putra bungsunya berbuah manis. Dias mampu bangkit dan terus menggapai cita-citanya. “Jangan pernah bertanya kenapa harus mendapatkan cobaan ini, karena semua kejadian selalu ada alasan dan pelajarannya. Jika dulu saya tidak sakit leukeumia, mungkin saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Tetap semangat dan berusaha mudah-mudahan jalan akan terbuka,” ujar Dias.
Bermimpilah setinggi langit dan raihlah impianmu. Mustahil hanya untuk mereka yang menyerah. Kalimat ini begitu terpatri dalam benak Taufiq Effendi, seorang diffabel tuna netra yang tidak menyerah pada keadaan. Taufiq terlahir normal namun kecelakaan yang dialaminya saat berusia 6 tahun membuatnya lambat laun kehilangan penglihatan. Hingga di usia 10 tahun, ia menjadi tunanetra. Taufiq pun sempat frustasi dan putus sekolah selama beberapa tahun. Namun pria berusia 31 tahun ini kemudian bangkit dari keterpurukan dan melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi. Ia kemudian berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Negeri Jakarta dalam waktu yang relatif singkat dengan predikat cum laude. Saat lulus, Taufiq bahkan dinobatkan sebagai salah satu wisudawan terbaik dengan kriteria akademik dan non-akademik.
Kini cahaya terang menyinari kehidupan Taufiq. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, ayah satu anak ini berusaha untuk mengembangkan semua potensi yang ia miliki demi mewujudkan mimpi-mimpinya. Ia sukses mengukir prestasi dengan meraih 8 beasiswa di luar negeri. Saat ini Taufiq sedang meneruskan pendidikannya di Sydney, Australia dari beasiswa pemerintah Australia. Taufiq berhasil membuktikan keterbatasan fisik tidak menghalangi dirinya untuk meraih mimpi-mimpinya. “Skenario terbaik adalah menjadi pesan bagi masyarakat bahwa tanpa penglihatan pun saya masih bisa berprestasi”, ucap Taufiq.
Semua orang berhak hidup bahagia. Tak terkecuali dengan sosok wanita satu ini, Elmy Suzanna. Semasa remaja, Elmy tumbuh menjadi wanita yang ceria. Kegemarannya membaca membawanya aktif diberbagai organisasi kepemudaan. Hingga ditahun 2004, Elmy harus menelan pil pahit setelah dokter memvonis dirinya menderita gagal ginjal kronis.
Spontan dunia Elmy pun menjadi gelap. Semua harapan dan cita-citanya diusia muda seakan sirna. Bahkan sakit yang ia derita menjadikan Elmy takut bermimpi untuk memiliki pasangan hidup. Namun bagaimana pun bila Tuhan berkehendak, apapun bisa terjadi. Perjumpaannya dengan seorang pria bernama Hafiz Deni ditahun 2007 membawa semangat hidup baru bagi Elmy.
Keikhlasan Deni menerima Elmy dengan segala kelebihan dan kekurangannya membawa hubungan keduanya pada sebuah komitmen untuk membangun rumah tangga. Kini setelah 6 tahun menikah, Elmy dan Deni mengarungi kehidupan rumah tangga dengan penuh rasa syukur. Bahkan gagal ginjal yang telah bertahun-tahun diderita Elmy tidak mengurangi kebahagiaan. Karena mereka percaya semua itu adalah anugerah dari yang Maha Kuasa dan semua akan indah pada waktunya.
0 comments:
Posting Komentar