Panalangsa (Dandang Gula)
Jumat, 28 Juni 2013
From: Irawati Osman
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Fri, 28 Jun 2013 16:25:56 +0800
Subject: [Senyum-ITB] Panalangsa
Panalangsa
(dandanggula)
Aduh Gusti pan punapa malih
Ya Tuhan (= Allah) .. apa lagi
Ingkang kedah kula lampahana
yang harus hamba lakukan
Paringa kekiyatane
Berilah hamba kekuatan
Manut karsa Hyang Agung
Tawakal atas kehendak Yang Maha Agung
Tinuntuna tan mleset malih
Berilah bimbingan agar tidak gagal lagi
Apasrah jiwa raga
Pasrah jiwa dan raga
Datanpa panyuwun
Tanpa permintaan apapun
Amung rasa gung pracaya
Hanya berbekal keyakinan yang besar
Aprasetya manembah nuwun mring Gusti
Setia menyembah meminta kepada Mu Mugiya maringana
Semoga Engkau kabulkan
Pan pranyata tuhu agung yekti
Ternyata dengan penyerahan diri total
Arti urip ingkang jati nyata
arti hidup menjadi nyata (jelas)
Kudu binuka wancine
Pada saatnya akan tibaMring kaendahan agungpada keindahan yang agung
Nora nana bisa nandingi
yang tak tertandingi
Bisa weh katentreman
Yang dapat memberikan ketentraman
Tanpa timbangipun
Tanpa ada bandingannya
Jatine tan ana liya
Pada prinsipnya caranya adalah
Yeku amung ngupaya jatining Gusti
dengan mengupayakan ma’rifat (mengenal) Allah
Sumbering sakalirnya
Sumber dari semuanya
Yen ta nganti sampun den paringi
Manakala telah Tuhan beri
Marga prapto antuk swiji ika
(petunjuk) jalan yang lurus dan terang itu
De pangalamane kabeh
Jadikan itu sebagai keinginan semua
Iku satuhu wahyu
Itulah anugerah yang sangat besar
Nadyan iku amung swijining
Walaupun itu hanya salah satu anugerah-Nya
Titik cilik kang sakaBagaikan sinar yang menerangi karena
Tutup lurup kudhung
Kelambu (kain yang jadi penutup) makam
Kang binuka kang kuwasa
Yang dibuka oleh Yang Maha Kuasa
Bisa nggambar nikmate ing endah peni
Bisa memberi gambaran kenikmatan-Nya dalam keindahan yang luar biasa
Ngawula kang kuwasa
Berbakti kepada Yang Maha Kuasa
Sasmitaning ngaurip puniki
Dalam kehidupan ini
Mapan ewuh yen durung weruha
Akan salah tingkah kalau belum tahu
Tan jumeneng ing uripe
Yang memberi kita kehidupan
Akeh kang ngaku-aku
Banyak yang mengaku-aku
Pangrasane sampun udani
Menurutnya dia sudah telanjang (suci)
Tur durung wruh ing rasa
Padahal dia belum tahu rasa
Rasa kang satuhu
Rasa yang sesungguhnya
Rasa rasaning punika
Rasa merasakan itu
Upayanen darapon sampurna ugi
Usahakan sesempurna mungkin
Ing kahuripan nira
Dalam kehidupanmu.
Dudu rasa kang karaseng lati
Bukan rasa yang dirasakan lidah
Dudu rasa rasaning pacuwan
Bukan rasa rasanya berlomba
Dudu rasa kang ginawe
Bukan rasa yang dibuat-buat
Dudu rasaning kalbu
Bukan rasa yang terdapat dalam kalbu
Dudu rasa rasaning ati
Bukan rasa yang terdapat dalam hati
Dudu rasa rerasan
Bukan rasa yang diperoleh dari ngerumpi
Rasane amengku
rasanya berkuasa
Salwiring rasa surasaSeluruh rasa dan merasakan
Rasa jati kang karasa jiwa jisim
Rasa sejati yang dapat dirasakan jiwa raga (adalah)
Rasa mulya wisesa
Rasa mulia yang abadi
Irawati Osman GL'74
----------------
Ibu Pertiwi (Ki Nartosabdho)
Uploaded on Jul 5, 2011
Ki Nartosabdo (lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 -- meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.
Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membuat banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan ada RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Meskipun demikian dukungan juga mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang hendaknya lebih luwes dan tidak kaku.
Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melalui grup karawitan bernama Condong Raos yang ia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu atau gending, antara lain yang terkenal Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prau Layar, dan Rujak Jeruk.
-------------------
Tanggapan:
Matur suwun mbak Irawati, kulo janten waged uro2...
Dandang gulo
Kowe ojo lali
Marang aku iki cah ayuu
Budi Rijanto AR'73
Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an. Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membuat banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan ada RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Meskipun demikian dukungan juga mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan di mana seni wayang hendaknya lebih luwes dan tidak kaku.
Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melalui grup karawitan bernama Condong Raos yang ia dirikan, lahir sekitar 319 buah judul lagu atau gending, antara lain yang terkenal Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Klinci Ucul, Prau Layar, dan Rujak Jeruk.
-------------------
Tanggapan:
Matur suwun mbak Irawati, kulo janten waged uro2...
Dandang gulo
Kowe ojo lali
Marang aku iki cah ayuu
Budi Rijanto AR'73
0 comments:
Posting Komentar