Perjalanan demokrasi di Turki
Minggu, 12 Agustus 2012
From: akhmadkh@yahoo.com
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sun, 12 Aug 2012 12:07:45 +0000
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Re: Bls: [Senyum-ITB] dinasti politik.jpg
Istanbul, Turki |
Turki sebelum 2002, adalah suram. Pemerintah korup, dominasi militer atas sipil, ekonomi hancur, pengangguran tinggi, tingat kriminalitas mengkhawatirkan, inflasi triple digit. Saat itu jika kita naik taksi, bayarnya bisa 2 juta lira.
Tetapi ditengah sistem demokrasi yg amburadul dan dominasi militer yg korup itu, terjadi keajaiban berupa tikungan sejarah. Partai yg baru dibentuk dengan membawa "grand national vision" memenangkan 37% suara dan akhirnya berkuasa. Dari 2002 sampai 2012 banyak pencapaian:
1. Inflasi turun single digit.
2. Denominasi nilai uang shg 1 yeni lira (lira baru) = 1.5 USD
3. Turki saat ini menjadi kekuatan ekonomi ke 7 di eropa dan ke 16 di dunia.
4. Demokrasi makin kokoh,dominasi militer berhasil dibawah kontrol sipil. (Turki 10 tahun lalu mirip Indonesia jaman Suharto dimana militer mendominasi semua segi kehidupan bernegara)
5. Turki dengan Gulen Movement (Hizmet Movement) mempunyai sekolah yg tersebar di 140 negara, termasuk Indonesia ada sekitar 3-4 sekolah Turki. Tiap tahun mereka mengadakan Turkish Olimpiad dimana murid2 sekolah Turki dari 140 negara berkumpul di Turki berkompetisi dg bhs Turki.
6. Pendapatan perkapita nasional Turki naik dari 3000 USD ke sekitar 12000 USD dari 2002 sampai 2012.
7. Secara politik, Turki sangat diperhitungkan di kancah global.
Turki dengan kekayaan alam sangat minim, dg pemimpin yg baik mampu bangkit.
Itu salah satu contoh sisi baik demokrasi yg mampu melahirkan pemimpin yg jujur, bersih, profesional, amanah.
Sy berharap, suatu saat di Indonesia demokrasi akan memunculkan pemimpin spt kasus Turki, yg akan membawa Indonesia mencapai kemajuan dan kesejahteraan yg ia berhak mendapatkannya.
Tugas saya hanya memupuk semangat tsb, menebarkannya, dan berdoa. Smg ada "belokan sejarah" di Indonesia yg akan memunculkan pemimpin yg mungkin sekarang belum muncul.
Khaqim
TK'91
View Larger Map
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Achirizal Rizal <ariz_1407@yahoo.co.id>
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sun, 12 Aug 2012 18:12:08 +0800 (SGT)
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Re: Bls: [Senyum-ITB] dinasti politik.jpg
Setuju bahwa esensi politik adalah kekuasaan yg diperoleh melalui
pertarungan antar bebagai kekuatan. Kekuatan bisa dibangun dgn membentuk
dinasti krn hubungan keluarga, teman, kelompok yg bisa dipercaya.
Dinasti ini tidak hanya ada pada level kekuasaan tertinggi, namun juga
ada pada level2 di bawahnya. Misalnya dilingkungan militer dll. Jadi
pembentukan dinasti adalah keniscayaan baik di sistem kerajaan maupun
sistem demokrasi.
Membangun kekuatan itu cost-nya mahal sekali shg diperlukan uang
banyak, dari mana?? kalau tidak sanggup sendiri lalu munculah
korporatokrasi, persinggungan antara penguasa/birokrat dgn
pengusaha/korporat. Kejadian2 yg terungkap belakangan ini menunjukkan
hubungan mutualisme spt itu. Hubungan yg kolutif-koruptif.
Kemudian orang berfikir dan berharap pada selain dari kalangan
politik, birokrat, dan pengusaha. Ada premis yg menyebutkan bhw
akademisi/pendidik, penganjur kebaikan (tokoh agama), anak muda yg belum
terkontaminasi relatif bersih, shg bisa berperan membangun negara yg
bersih. Namun premis ini juga terbantahkan setelah terungkap bbrp
kejadian belakangan ini.
Jadi memang sulit mendapatkan sosok yg jujur dan bersih. Sepertinya
kita mengharapkan sosok yg ideal. Tapi ada juga yg berupaya tampil
idealis dengan menggunakan topeng-citra yg kemudian dikenal dgn
pencitraan. Pencitraan membutuhkan popularitas. Sehingga cost untuk
membuat topeng inipun sangat mahal sekali.
Lantas bagaimana??
kita sebagai rakyat hanya bisa menonton dan jadi korban pertarungan
tersebut. Sulit sekali keadilan bagi rakyat terwujud. Mereka para elit
dari berbagai pihak temasuk dari dinasti2 terlalu sibuk menyusun
kekuatan, terlalu sibut berebut kekuasaan. Lupa kepada rakyat.
Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
salam,
Rizal TK86
0 comments:
Posting Komentar