powered by Google

Rapat Kabinet atau Ketoprakan?

Senin, 28 Mei 2012

From: buntoro MAK - 1
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Tue, 29 May 2012 00:04:06 +0700
To: senyum-itb
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: RE: [Senyum-ITB] Plok-plok-plok di Istana Jogja - rapat kabinet apa ketoprakan?



Mba Betti ysh,

Tadi pagi saya membaca tulisan Dahlan Iskan di Harian Rakyat Merdeka sampai 2 kali.
Saya tidak percaya bagaimana bisa rapat kabinet yang digelar jauh2 di Jogya sampai melenceng jauh menjadi panggung ketoprak.
Saya sungguh sedih sekali gus kecewa karena harus menerima kenyataan bahwa negeri ini dipimpin oleh para pemimpi yang begitu mudahnya menelan mentah2 omong kosong tentang produksi mobil listrik di dalam negeri.
Seolah para pemimpin negeri ini tidak pernah belajar bahkan terindikasi hilang ingatan.
Dalam hitungan bulan, setelah omong kosong mobil esemka, sekarang muncul khayalan / ilusi tentang mobil listrik.
Gundala mengejawantah menjadi Pandawa, benar2 ketoprakan.

Apa yang dilakukan oleh Pandawa-5 pada hakekatnya baru pada tahapan prototype fungsional yang kurang lebih sama dengan anak2 yang merakit mobil Tamiya.
Tahapan ini masih harus dilanjutkan menjadi Prototpe profesional, komersial dan produksi untuk pada akhirnya bisa menjadi sebuah industri.
Tahapan2 tersebut tidak mungkin untuk di by-pass dan (hampir) mustahil untuk bisa dilanjutkan menjadi industri karena Indonesia bisa dikatakan (hampir) tidak punya sama sekali resources (sumber daya) yang diperlukan untuk mewujudkannya.

Satu hal yang tidak pernah disadari adalah bahwa industri (sejenis) otomotif adalah industri yang tidak bisa diwujudkan dengan "dibangun" sebagaimana industri semen, petrokimia, gula dll dimana kita hanya memasukan bahan baku (sesuai resep) untuk menghasilkan produknya.
Industri otomotif hanya bisa terwujud apabila ekosistem (mengambil istilah Pak Adi) industrinya terpenuhi.

Mohon maaf apabila komentar saya kurang berkenan.

Salam entrepreneur 

http://buntoro-mak-one.blogspot.com/
This blog will really inspire You....

Best Regards
buntoro
 

Youtube mak inspiring Indonesia
www.youtube.com/watch?v=cfQLQZBJ44M

------------------
From: bsalisjahbana@gmail.com
Date: Mon, 28 May 2012 18:21:28 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Plok-plok-plok di Istana Jogja


Setelah pada hari Sabtu yang lalu para peserta "Kelompok Minat
Kendaraan Listrik" mendengar cerita tentang pertemuan di Jogja ini
dari Dasep, kini ada versi Dahlan Iskan nya.
Menarik dan membuat optismis ceritanya.


“Plok–plok–plok” di Istana Jogja
Posted by Co-Administrator ⋅ 28 Mei 2012 ⋅ 265 Komentar

Manufacturing Hope 28

Belum pernah soal mobil listrik dibahas seserius ini. Serius
pembahasannya, tinggi level yang membahasnya, dan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri inisiatornya. Bahkan beliau sendiri
pula yang memimpin rapatnya.

Ini terjadi, Jumat sore (25/5) lalu di Istana Negara Jogjakarta. Lebih
separo menteri anggota kabinet hadir. Semua rektor perguruan tinggi
terkemuka diundang: UI, ITB, ITS, UNS, UGM, dan lain-lain. Para rektor
itulah yang menyiapkan presentasi hasil kajiannya. Saya sendiri
menghadirkan “Pendawa Putra Petir” yang kini sedang menyiapkan
prototipe mobil listrik nasional.

Para rektor itu, di bawah koordinasi Mendikbud Muhammad Nuh dan
Menristek Gusti Muhammad Hatta, secara mengejutkan menyajikan hasil
kajian akademik yang sangat lengkap dan mendalam.

Padahal, Presiden SBY hanya memberi waktu 2,5 bulan kepada mereka.
Presiden memang pernah mengundang para rektor itu ke Istana Jakarta.
Untuk meminta pandangan mereka mengenai realistis tidaknya mobil
listrik nasional. Presiden lantas minta kajian akademiknya. Waktu 2,5
bulan ternyata cukup untuk mereka.

Karena itu, saat Presiden menagih yang ditagih begitu siapnya. Rupanya
Presiden dan para rektor sama-sama semangatnya. Ini seperti “tumbu
ketemu tutupnya, Anang ketemu Ashantinya”!

Ini juga menunjukkan bahwa dunia perguruan tinggi sebenarnya sudah
lama memendam kesumat: melahirkan sesuatu yang bersejarah oleh
kemampuan intelektual bangsa sendiri. Bahwa konsep itu bisa lahir
begitu cepat pada dasarnya juga karena dunia perguruan tinggi sudah
lama melakukan kajian, riset, dan ujicoba yang mendalam.

Para mahasiswa pun sudah bisa membuatnya. Saya sudah mencoba yang
buatan mahasiswa ITS, ITB, atau pun mahasiswa UGM. Sudah
bertahun-tahun mereka memendam harapan: kapan hasil riset itu tidak
sekadar berhenti sampai di peti. Mereka sudah lama mimpi kapan hasil
kajian itu menjadi karya nyata untuk bangsa. Bahkan mereka pernah
curiga jangan-jangan kepentingan bisnis besarlah yang membunuh bayi
mereka –sejak masih di dalam kandungannya.

Maka begitu Presiden SBY memberikan sinyal yang kuat untuk lahirnya
mobil listrik nasional ini, para rektor menyala seperti bensin
menyambar bara yang menganga. “Kami sampai kurang tidur dan tidak
sempat mengajar,” ujar doktor elektro UGM yang terlibat penyiapan
konsep itu.

Presiden SBY kelihatan amat puas mendengarkan presentasi Mendikbud dan
Rektor UGM yang mewakili para rektor semua. Presiden juga memberikan
komitmen yang kuat untuk kelanjutan proyek ini. Para rektor bertepuk
tangan berkali-kali.

Kesimpulan paparan akademik para rektor tersebut adalah: kelahiran
mobil lisrik adalah suatu keharusan. Kata “keharusan” itu ditulis
dengan huruf besar semua. Itu menandakan keniscayaannya. Sedang saat
yang tepat untuk melahirkannya, kata kesimpulan itu: sekarang juga.
Kata “sekarang” itu juga ditulis dengan huruf besar –menandakan jangan
sampai kita mengabaikan momentum.

Terlambat merealisasikannya, kata para rektor, hanya akan membuat
Indonesia mengulangi sejarah buruk kita di masa lalu: jadi pasar empuk
semata. Kita akan gigit jari untuk kesekian kalinya.

“Secara teknologi, SDM, pasar, dan industrial kita mampu
melakukannya,” ujar Prof Dr Agus Darmadi, guru besar elektro UGM yang
mewakili para rektor menyampaikan presentasi.

Paparan para rektor itu tercermin juga dalam paparan tim Pendawa Putra
Petir yang dihadirkan setelah itu. Yakni lima putra bangsa yang siap
merealisasikannya. Lima orang ini merupakan hasil seleksi dari lebih
seribu orang yang mendukung lahirnya mobil listrik nasional. Lima
orang inilah yang memenuhi tiga syarat utama sekaligus: kemampuan
akademik, pengalaman industri, dan passion untuk mewujudkannya.

Dasep Ahmadi, engineer lulusan ITB dan pendidikan luar negeri sudah
lama berada di industri mobil. Kini Dasep mampu memproduksi mesin
presisi dan berhasil mengekspornya. Kalau sudah bisa membuat mesin
presisi, semua mesin menjadi mudah baginya. Dasep kini lagi
menyelesaikan tiga prototipe city electric car. Sudah hampir jadi.
Sebulan lagi sudah bisa dikendarai. Bentuknya yang sudah kelihatan,
mirip Avanza. Sudah dua kali saya mengunjungi workshopnya.

Danet Suryatama, engineer lulusan ITS dengan gelar doktor dari
Michigan USA, sudah lebih 10 tahun menjadi engineer di pabrik mobil
AS. Saat pertemuan dengan Presiden SBY itu Danet baru tiba dari USA.
Masih belum mandi. Hampir saja tidak sempat hadir. Pesawatnya dari AS
terlambat berangkat.

Saya sudah sekali mengunjungi workshop di Jogja yang akan mengerjakan
mobil listriknya. Danet menyiapkan prototipe mobil listrik kelas
mewah. “Agar jangan ada anggapan mobil listrik itu ecek-ecek,”
- Show quoted text -
“Dalam satu mobil,” kata sang Sadewa ini, “diperlukan 150 motor”.
Kalau satu juta mobil diperlukan 150 juta motor. Semuanya impor. Satu
pabrik gula besar bisa memerlukan 1.000 motor. Apa saja, memerlukan
motor. Tapi kita belum bisa membuatnya.

Sadewa dari Sumbar inilah yang akan mengubahnya. Kini dia sedang
membentuk tim yang kuat. Dia akan keliling perguruan tinggi mencari
tenaga yang handal untuk menjadi timnya. Dalam tiga bulan ke depan
prototipe motornya akan lahir di Bandung. Tentu Sadewa akan
memprioritaskan motor untuk mobil listrik nasional lebih dulu.

Melihat tekad putra-putra bangsa itu, Presiden SBY tidak bisa
menyembunyikan keterharuannya. Wajah, mimik dan kata-kata Presiden
membuat suasana pertemuan sore itu campur aduk: haru dan bangga!

Presiden memberikan dukungan penuh pada lahirnya babak baru ini.
Misalnya dukungan regulasi dan insentif. Menperin MS Hidayat juga
sangat bersemangat. Ia komit memberi dukungan yang diperlukan.

Lantas, kata penutup dari Presiden SBY dalam pertemuan itu seperti
sapu jagad: dalam tiga bulan ke depan konsep regulasi yang diperlukan
berikut insentif yang diinginkan sudah harus berhasil dirumuskan. Dan
Presiden SBY akan menagihnya.

Tepuk tangan pun menggemuruh: plok-plok-plok!

*Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN

2 comments:

IA-ITB 28 Mei 2012 pukul 20.22  

From: "Moko"
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Mon, 28 May 2012 19:02:49 -0000
To:
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: [Senyum-ITB] Re: Plok-plok-plok di Istana Jogja - rapat kabinet apa ketoprakan?



Akhirnya ... ada yang bisa melihat "ironi" dari heboh/latah seputar mobil listrik nasional ini. Terimakasih Mas Ciu Pek Tong! Barangkali memang benar kata orang bijak, kita perlu "thinking out of the box" (where the "box" is the small world of ganesha campus :-) supaya akal sehat dan jernih tidak ikut terkubur oleh euforia gegap-gempita kebanggaan semu ini. [Tanya: apa jadinya dengan heboh mobil es-em-ka sebelumnya?]

Saya sendiri juga bingung apakah musti sedih atau ketawa ... karena disatu pihak mirip ketoprakan tetapi implikasi atau aibat yang musti ditanggung oleh bangsa juga menyedihkan (tidak beda dengan rencana gila "penyatuan zona waktu"). Dalam literatur kejadian ini bisa dimasukkan kedalam genre "tragi-comedy" ...

"... let it be a tragicomedy. I don't think it would be appropriate to make it consistently a comedy, when there are kings and gods in it. What do you think? Since a slave also has a part in the play, I'll make it a tragicomedy." -- Plautus, Amphitryon

Sebetulnya 2 bulan yang lalu saya sudah coba "mengingatkan" kompleksitas dari fabrikasi atau manufacturing dalam industri automotive ini, dengan mengajak teman-teman screening film jumat malaman [fridaynight@the movie], "Revenge of the Electric Car" ... tetapi tanggapan di milis ini adem-adem saja. Barangkali ini perlu diputar ulang, plus kelanjutannya yang berkaitan, ducomentary tentang fabrikasi Chevy Volt yang digarap oleh national Geographic (2010). Film seperti ini bisa jadi "pembuka mata" ... untuk berpikir yang rasional, untuk mencegah terhanut dalam euphoria mimpi yang hampir mustahil direalisasikan.

Moko/

IA-ITB 28 Mei 2012 pukul 20.24  

From: ari.surhendro@gmail.com
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Mon, 28 May 2012 22:11:48 +0000
To:
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Cc: ; ; ; IA-ITB IA-ITB@yahoogroups.com;
Subject: Re: [Senyum-ITB] Re: Plok-plok-plok di Istana Jogja - rapat kabinet apa ketoprakan?



Menarik!

Rasanya baru kali ini ada topik yang ditanggapi oleh dua sisi yang berseberangan dengan cool. Dan nampak greget positipnya untuk kebaikan bangsa ini.
Terima kasih.

Kalau merujuk SWOT, email dibawah mewakili WT di satu sisi, dan SO di sisi lainnya.
Sebagai pelaku bisnis, yang pernah mengalami sendiri secara langsung, untuk case sejenis/berbeda, saya lebih suka memanfaatkan moment "kecil" yang penting (dukungan "decision maker"). Harus kompeten dan bertanggung jawab.
Mumpung ada dukungan dari (para) pejabat top markotop, hajar blehhh. Hajar terussss.

Manfaatkan dukungan ini sampai target tercapai. Jangan kendor! Bikin plan sampai ujung perjuangan. Bikin dokumentasi eksekusi aktualnya. Kontrol, coaching, monitoring. Kalau ada kendala diluar kontrol anda, lapor ke para boz tadi. Minta dukungan, minta usulan solusinya di dukung. Mumpung beliau2 janji.
Bikin revisi plan jika ada perubahan di jalan. Bikin revisi utk improvement.

Sebetulnya, salah satu faktor tersulit adalah "gangguan" pihak yang merasa dirugikan. Mumpung sedang didukung boz dan big boz, hajar terusss. Yang ngganggu akan mikir2. Moment ini tidak lama. Kalo kendor dan tidak nampak gregetnya, tidak serius, tidak dedicated, tidak berintegritas tinggi, bisa ewes-ewes bablas angine.
Saya nggak begitu suka SWOT, saya suka Gap Analysis.
Sekarang saatnya anda bikin mapping, posisi sekarang seperti apa. Di akhir business development atau di akhir perjuangan ini, posisinya seperti apa? Nampak gap-nya khan? Bikin strategi, bikin program, untuk sedikit demi sedikit mengikis gap tersebut.
Kalian lebih tahu. Ini bidang anda.
Mas Bun bisa dijadikan nara sumber.
Komen mas Bun yang "negative", jadikan tantangan. Terima kasih lah telah diingatkan mas Bun.
Juga mas Moko dan mas Bambang.

Kesempatan tidak datang dua kali pren.
Ayoooo, geberrrrrr.
Kuatin stamina.
Mumpung di dukung nih.
Saya bantu doa yaaaaa.
Asyikkk, tarikkk mannnggggggg!


@ri, lurah ms76.

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP