powered by Google

Pandangan Rachmad Mekaniawan SI79 tentang Kereta Api

Kamis, 31 Mei 2012

From: "Rachmad M"
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Fri, 01 Jun 2012 01:57:50 -0000
To:
ReplyTo: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Subject: [Senyum-ITB] Kereta Api :-)



 

Menarik, kemarin ikut menghadiri acara yang diadakan IA-ITB yang mungkin sebagian besar alumni juga ikut menyaksikan melalui live streaming :-)

Awalnya dibuka dengan memberi kesempatan pada hadirin untuk menyampaikan harapan tentang kereta api di Indonesia. Pada kesempatan pertama saya langsung mengajukan beberapa pandangan dan harapan.

Bagiman Singapore dengan hanya memiliki 97 km rel kereta api serta penduduk yang hanya berjumlah 4 sampai 5 juta mampu menfasilitasi masyarakatnya dengan MRT hingga mencapai 1,3 juta perjalanan perhari.

Seandainya Jabotabek yang memiliki 200 km rel (Bekasi-Jakarta, Bogor jakarta, Serpong-Jakarta, Tanggerang-Jakarta dan lingkar dalam kota) dan 24 juta penduduk Jabodetabek mampu menfasilitasi 2 juta penduduk saja perhari dan tiket yang hanya 2.500 sekali naik, maka setidaknya sudah terkumpul 5 Milyar rupiah perhari. Dalam setahun sudah mencapai 1,5 Trilyun Rupiah.

Bandingkan dengan putaran uang PT KA yang saat ini mungkin hanya sekitar 6 Trilyun rupiah pertahun dengan menyewakan properti, KA barang dan penumpang seluruh Indonesia :-)

Kemudian mas Wimbo memberikan penjelasan, bahwa PT KAI pada saat ini sebenarnya hanya seperti perusahaan Damri. yang hanya mengoperasikan angkutan Penumpang/Barang tanpa harus memikirkan jalan raya atau jalan tol. Berorientasi pada pendapatan sejalan dengan berubahnya PJKA yang merupakan Public Servioce menjadi PT KAI yang merupakan BUMN dan profit oriented.

Apakah ini merupakan arah yang benar ? Memang konsekwensinya, seluruh jalur yang merugi harus ditutup dan hanya yang mampu menghasilkan uang yang dioperasikan. Maka tak heran jika banyak aset berharga jadi tak berguna dan dimakan waktu atau diserobot penduduk untuk hunian.

Seperti juga disampaikan MDD (AR84) bahwa masalah ini memang harus dibahas banyak pihak dan tidak bisa hanya dibahas oleh PT KAI seperti yang telah disampaikan bahwa PT KAI tak ubahnya Damri yang hanya mengoperasikan bis dan perawatannya tanpa memikirkan jalannya yang merupakan bagian Pemerintah.

Problem sebenarnya adalah bagaimana Kereta api mampu mensubtitusi/menggantikan angkutan berbahan bakar BBM agar kita sebagai bangsa dapat menghemat BBM, mengurangi polusi, menghemat import kendaraan bermotor dan onderdilnya dan menjual BBM sebagai devisa dann juga tidak membuang banyak waktu masyarakat yang terjebak dalam kemacetan berlalu lintas yang tentu akan menjadi kekayaan Bangsa ini dan bukan bagaimana PT KAI dapat tetap hidup dengan caranya sendiri :-(




Salam

RM

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP