powered by Google

Video dan Peta: Pelajaran Inovasi dari Korea

Minggu, 09 Februari 2014




Chungbuk National University


-----------------------------------------
From: Suhono Harso Supangkat
Date: Sun, 9 Feb 2014 19:52:12 +0700 (WIT)
Subject: [Senyum-ITB] I Can Do, We Can Do (Pelajaran dari Korea)


Salam

Jumat lalu, di kuliah tamu saya, Smart Service System STEI
oleh Prof. Jaeho Choi, Chungbuk National University Korea,
selain kuliah tentang teknologi "smart grid for smart city"
beliau sekitar 20 menit memberikan perkenalan tentang beberapa poin-poin
penting terkait perkembangan dan pembangunan di Korea.

Beberapa poinnya diantaranya:
1. Korea adalah bekas jajahan Jepang selama 36 tahun (1910-1945, 36 tahun),
Perang Korea terjadi selama 3 tahun (1950-1953),
Setelah itu semua fasilitas negara rusak.
Semua tergantung dari bantuan luar negeri, tidak ada lapangan pekerjan.
Secara sosilogi, politiknya tidak stabil.
2. Namun demikian Korea bisa recovery dan bisa tumbuh perkonomiannya cepat secara mandiri
sejaktahun 1960. Melakukan proses transformasi dari manufaktur ringan ke
Industri Kimia dan Industri berat.
3. Orientasi ekspor, dimulai dari Wig (rambut buatan), tahun 1960-1970
diikuti dengan tekstil (1970-1980), Automobile (1980-1990), Semiconductor
(1990-2000), hingga sekarang "consumer electronic"
4. Income percapita naik tajam 1980-sekarang. Tahun 1962 hanya 89 USD, tahun
2005 sudah lebih dari 16.000 US dan 2012 skt 32000 USD.
5. Dijelaskan apa yang membuat itu terjadi:
- Strong Leadership (Make a rich Country)
- Unique Development strategy 5 Years Economic Development Plans (1962~1992)
- Education
- New Village Movement (Saemaul Undong)
- Campaign: make a good village all together!
- Unification, collaboration, concentration, thrift and diligence, fast movement, saving for future
- Harmonization between two conflicts group
- Membership and readership
I can do, we can do

Menarik sekali perjalanan Korea, yang startnya hampir sama dengan Indonesia, mereka bisa
lari cepat. Yah bisa beralasan negaranya Uniform. Kebinekaan adalah tantangan.
Prof. Jaeho Choi sering bilang I Can Do, We Can Do. Mungkin beda ya untuk Indonesia,
tapi bagus sebagai bahan pelajaran. Yes We Can, Indonesia Bisa

PS:
Beliau sempat cerita, gaji Full Professor disana sekitar 120.000 USD/ Annualy.
Satu Prodi terdiri dari sekitar 6 Full Professor dan 6 atau 8 Associate Professor
san sekitar 10-15 Lecturer.


Selamat berhari minggu.
Suhono
-----------------

Peta: (A) Seoul Airport - (B) Chungbuk National University = 3 jam 30 menit


View Larger Map

-------------------------------------------


Museum Sejarah Korea

--------------------
Komentar:

On Sunday, February 9, 2014 3:12 PM, ridwan.gani35 wrote:

Kita adalah big brother dari Korea Selatan , ketika kita sudah bilin pesawat korea baru belajar bikin mobil. Ditahun 90-an dia import gas dari kita terus dia bayar dengan mobil , mobil tersebut dibikin taksi di Jakarta. Terus kita joint lagi dalam program mobil Timor. 
Ketika Sony sudah merajai dunia , Samsung baru merangkak .

Mungkin juga kita masih.punya kesempatan , kalau.kita berpijak pada anak tangga pertama yang benar. Atau memang kita belum menemukan anak tangga yang pertama.


As-Salaam, 
Ridwan Gani, TM72

2 comments:

IA-ITB 9 Februari 2014 pukul 12.55  

From: "Henry Ako Tampubolon"
To: "Senyum-ITB@yahoogroups.com"
Date: Sun, Feb 9, 2014 12:19 pm



Pak Suhono,
Komentar yang menarik dari Pak Ridwan. Ini informasi pembelajaran yang bagus. Pada bagian akhir email Bapak menarik bagi saya:

Beliau sempat cerita, gaji Full Professor disana sekitar 120.000 USD/ Annualy.
Satu Prodi terdiri dari sekitar 6 Full Professor dan 6 atau 8 Associate Professor
san sekitar 10-15 Lecturer.

Kalau informasi gaji ini benar, ini luar biasa dimana mereka berani membayar seorang professor full spt ini. Saya membayangkan bahwa professor ybs harus bisa memberikan kontribusi dari kualitas riset yang dihasilkan dan bukan saja mengajar. Ini membuka mata juga bagaimana innovasi di Korea cukup banyak, mereka memulai dengan input yang bagus.

Saya ada pertanyaan bagaimana mereka mengukur parameter professor digaji spt ini? Apakah harus mencari project2 riset ke perusahaan2? Jumlah paper? Bagaimana kalau output riset mereka tidak kelihatan, apakah mereka tetap diteruskan digaji spt ini?


Salam,
Henry M96

IA-ITB 9 Februari 2014 pukul 12.57  

Kalau diamerika kadang Gaji yg dipublish termasuk Gaji research assistan dosen tsb. Jadi kalau punya 5 ra, ada tambahan $75 ribu pertahun. Jadi tidak jarang kalau kita lihat ada dosen amerika bergaji $200 ribu pertahun.


Salam,
Irsal, sipil 83

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP