powered by Google

KEK (Kawasan Ekonomi Khusus): Potensi Besar Terkendala Infrastruktur

Kamis, 30 Mei 2013




gambar berita warta ekonomi - kek: potensi besar terkendala infrastruktur (4)

WE.CO.ID Sementara itu, pembangunan KEK Tanjung Lesung harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan dan bandara. Tanjung Lesung berada di ujung barat Pulau Jawa, dengan jarak sekitar 190 kilometer dari Jakarta. Jarak menjadi kendala utama kawasan ini, karena dibutuhkan waktu sekitar empat jam dari Jakarta untuk mencapainya.
Keberlangsungan proyek KEK Tanjung Lesung akan bergantung pada kesiapan infrastruktur jalan dan mungkin bandara untuk mempermudah calon wisatawan menjangkau kawasan wisata ini. Dengan waktu yang diberikan pemerintah hanya tiga tahun, tentu sangat berat untuk mempersiapkan infrastruktur yang pembangunannya membutuhkan waktu lama dan biaya yang sangat besar.
Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Pandeglang, agar KEK Tanjung Lesung dapat berjalan, dibutuhkan beberapa proyek pembangunan infrastruktur. Di antaranya, jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 100 kilometer, pelebaran konstruksi jalan nasional Serang-Panimbang, pembangunan Bandara Panimbang, pembangunan gardu induk Banten Selatan, pembangunan pelabuhan untuk kapal pesiar, dan revitalisasi jaringan kereta api. Tanpa itu semua, investor tidak akan tertarik untuk berinvestasi di Tanjung Lesung.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang sendiri menargetkan investasi sebesar Rp19 triliun akan masuk ke KEK Tanjung Lesung hingga tahun 2015. Pada saat itu diperkirakan sebanyak 8 juta wisatawan domestik dan internasional yang berkunjung ke kawasan wisata Tanjung Lesung, dan akan mendatangkan devisa sebesar US$4 miliar. Menurut Bappeda Pandeglang, jika KEK Tanjung Lesung ini bisa dioperasikan secara maksimal, pada tahun 2020 kawasan ini akan mampu menyerap investasi hingga Rp50 triliun, dan mendatangkan devisa sebesar US$15 miliar. Jumlah kunjungan wisatawan juga akan meningkat hingga 21 juta wisatawan asing maupun domestik per tahunnya, serta menyerap 85.000 tenaga kerja.
Namun, untuk mencapai semua itu dibutuhkan usaha keras dari semua pemangku kepentingan karena sebelumnya kawasan Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai kawasan wisata terpadu yang dikelola oleh PT Banten West Java. Dan, setelah 10 tahun berjalan, kawasan ini baru mampu menarik empat investor untuk membangun objek wisata, dengan wilayah yang telah terbangun hanya seluas 8 hektare dari lahan seluas 1.500 hektare yang tersedia.
Maka, jelas, elemen penting yang menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan KEK adalah infrastruktur serta reformasi birokrasi. Dalam MP3EI pun infrastruktur menjadi prioritas utama pembangunan untuk menghilangkan infrastructure bottleneck, yang selama ini menjadi kendala pembangunan di Indonesia. Masalah pembebasan lahan seharusnya tidak lagi menjadi kendala setelah pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. Sayangnya, semua itu masih berjalan di tempat, terutama reformasi birokrasi. Dalam laporan Doing Business Bank Dunia dua tahun terakhir, tercatat hanya dua aturan yang direformasi dalam melakukan bisnis di Indonesia. Jadi, memang perlu ada banyak terobosan. ###

HAPPY FAJRIAN

Foto: blogspot.com
Dimuat di majalah Warta Ekonomi No.5/2013

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP