Denni Andri (GL89) menjawab tantangan kegalauan saya tentang Industri permesinan Indonesia
Minggu, 11 September 2011
Denni Andri (GL89) menjawab tantangan kegalauan saya tentang Industri permesinan Indonesia
Senin, 24 Agustus 09 - oleh : Triharyo Soesilo
Dua tahun yang lalu (Agustus 2007), saya membuat e-mail yang agak bikin heboh (terlampir). Intinya adalah "kegalauan" saya terhadap industri permesinan di Indonesia. E-mail ini sempat menyebar dari milis ke milis dan membuat banyak pihak marah (khususnya para insinyur mesin). Banyak Insinyur Mesin yang langsung ingin mengajak saya untuk berdiskusi dan berargumentasi terbuka. Dengan senang hati saya selalu melayani berbagai pertemuan, untuk menyampaikan pemikiran saya dan mencari solusi bersama bagi kemajuan Industri Permesinan Indonesia.
Setiap kali bertemu dengan banyak pihak yang berminat memajukan industri permesinan Indonesia dan tentunya ke intern jajaran perusahaan kami, saya terus menerus mengajak (men-challenge) agar para insinyur Indonesia mampu membuat mesin berputar di dalam negeri, minimal dalam proyek-proyek kami. Ternyata e-mail saya tersebut juga sempat "membakar" semangat salah seorang alumni ITB, bukan dari Jurusan Mesin tapi dari Jurusan Geologi, yang bernama Denni Andri (Alumni GL-89).
Bagi yang belum tahu, Denni pada tahun 1997 mendirikan sebuah perusahaan yang bernama PT Taka Masineri Indonesia (lihat foto Denni memulai dengan mesin bubut pertamanya). Saat ini Taka telah tumbuh besar menjadi salah satu perusahaan yang mampu memperbaiki Turbin, Pompa, Compressor skala raksasa di Indonesia. Fabrication Shop-nya di Jalan Soekarno Hatta no:797 sudah ditambah dengan fasilitas gedung baru (lihat foto di kanan). Taka saat ini hampir mendominasi bisnis overhaul Turbin, Compressor dan Pompa di Pertamina, PLN dan berbagai industri Kimia. Mereka melakukan reblading turbine, rekondisi dan overhaul pompa, rebabbit sleeve bearing, dlsb (silahkan download presentasi PT Taka disini - 3.1 MB).
Denni bercerita bahwa ia memulai bisnisnya dengan modal awal Rp 60 juta. Saat ini asetnya sudah mencapai Rp 80 Milyard, dan pendapatan per-tahunnya mencapai Rp 60 Milyard. Untuk pertama kali setelah 12 tahun berdiri, perusahaannya baru saja membagikan deviden keuntungan tahun ini. Karyawan perusahaannya PT Taka telah mencapai 120 orang
Tetapi bukan ini yang membuat Denni Andri hebat. Setelah bertemu beberapa kali dengan beliau, Denni akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah pemasok lisensi teknologi Turbin, untuk membuat Turbin di Indonesia secara mandiri. Kami telah sepakat untuk bersatu-padu, bahu membahu agar turbine-turbine pabrik kelapa sawit, pabrik gula, penggerak pompa di unit-unit utilitas industri kimia dan perminyakan, maupun juga di pembangkit listrik skala kecil, akan dibuat sepenuhnya oleh putra putri Indonesia. Amien. Itulah cita-cita dan juga semangat kami bersama.
Tidak lain kami mohon doa dan dukungan dari rekan-rekan semua.
Salam
Hengki
From: Wisnu T Nugroho
Sent: Wednesday, August 26, 2009 9:50 PM
To: itb77@bhaktiganesha.or.id
Subject: [itb77] Re: Denni Andri (GL89) - menjawab tantangan kegalauan saya tentang Industri permesinan Indonesia
HQ,
Sekedar info aja, kompartemen pemeliharan Pupuk Kaltim pada saat turm around pertengahan Juli yang lalu bekerja sama dengan PT Taka melkukan overhaul gas turbine generator Kaltim 4
Saya mengenal Taka dari Harry Widodo (ms75 /direktur pemasaran Taka) yang dulunya VP director Hickam ( sulzer ) Purwakarta. PKT sebelumnya beberapa kali menjalin kontrak dengan Hickam.
Mudah-mudahan kerja sama dengan Taka dapat berlanjut dan saya mendoakan agar Taka dapat berkembang sebagai pelopor industri mesin berputar di Indonesia sesuai harapan HQ dan kita semua
Saya sempat berkunjung ke work shop Taka di Bandung yang saat ini dalam tahap perluasan, kelihatanya cukup menjanjikan
Salam
Wisnu T Nugroho
Sumber: http://www.triharyo.com/?pilih=news&aksi=lihat&id=195
1 comments:
Hebring euyyyy :-)
Posting Komentar