powered by Google

Video: Harry Kusna ITB'75 mengajak jalan-jalan ke Pantai Corniche, Doha, Qatar

Kamis, 28 Agustus 2014


Baca juga:
Video: Rangkuman pengalaman Harry Kusna ITB'75 di industri migas Qatar





Pantai Corniche, Doha, Qatar

--------------------------

From: "Harry Kusna
Date: Thu, 28 Aug 2014 17:33:08 -0700
Subject: Re: [Senyum-ITB] Video: Rangkuman pengalaman Harry Kusna ITB'75 di industri migas Qatar


Mas Erik, 

Karena anak2 sudah besar2, malahan sudah ada yg kerja, maka pada saat saya dulu berangkat ke Qatar tahun 2007, saya hanya berdua dengan istri saya saja.  Tetapi jumlah masyarakat Indonesia di Qatar cukup banyak, sehingga kami, terutama istri saya, tidak merasa sendiri, karena banyak temannya.  Ada perkumpulan masyarakat Indonesia di Qatar yang bernama Permiqa, dan juga ada kumpulan alumni ITB (disamping kumpulan alumni2 lainnya, spt UI misalnya) yang saat ini di komandani oleh Mas Kamal  (Muhamad Kamaluddin - TF 92?), dan sebelumnya oleh Mas Susilo (Si-87).

Kegiatan di luar pekerjaan di Qatar cukup banyak, terutama kegiatan sosial, seperti pengajian bulanan, olah raga (minimal jalan kaki di sepanjang pantai - Corniche), dan juga adventure jalan2 menyusuri bukit2 pasir di luar kota.  Kelompok pengajian cukup banyak, salah satunya dikoordinir oleh Kang Bidin (TM83) dan Uda Alex Hanief (TM86).  Olah raga jalan kaki biasanya dilakukan sepanjang pantai Corniche yg indah atau di lingkungan taman Aspire yang asri, dikoordinir oleh Mas Wahjuadji GL78), dan kelompok ini dinamakan "Perjaka Jumpa" (Persatuan Jalan Kaki Jum'at Pagi), karena kegiatannya biasa dilakukan pada hari Jum'at pagi, saat weekend di Qatar.  Berbeda dengan di Indonesia, hari2 weekend di Qatar adalah Jum'at Sabtu, bukan Sabtu Minggu.  Pada hari Minggu, kami sudah mulai kerja kembali.

Adventure ke Padang pasir dilakukan sekali2, bersama keluarga dalam iring2an mobil 4X4. Iya, mobilnya harus jenis 4X4 karena kadang2 di pasir yang lembut, mobil kita bisa terpuruk.  Biasanya kalau keadaannya sudah begini, selagi rombongan berusaha untuk mengeluarkan mobil yg terpuruk, ada saja Qatari (penduduk lokal) yang lewat dan datang membantu secara percuma (gratis). Mereka2 ini sangat piawai dalam mengendarai mobil di padang pasir, dan selalu bisa mengatasi kesulitan yg terjadi.  Di akhir minggu, juga suka ada semacam atraksi dari mereka yang mengendarai mobilnya menyusuri tebing2 bukit pasir dengan kemiringan yang cukup curam, sekitar 80 derajat.  Karena kecepatannya, dan tanah pasir yg lembut, mobil mereka bisa tetap melaju tanpa terbalik.  Kami bersama penonton di kaki bukit hanya menonton saja dengan berdecak kagum dan agak ngeri2.  Pernah satu kali, ketika kami menonton acara tsb, ada kecelakaan, dimana 2 mobil yang saling berpapasan di tebing tsb, salah satunya berhenti (mengurangi kecepatan), memberi jalan kepada mobil yg bergerak dari arah yang berlawana.  Saya kira pengereman ini adalah tindakan refleks dari pengemudinya, tetapi akibatnya, mobil tsb jadi berguling, dan 2 orang penumpangnya terpental keluar mobil.  Tetapi karena jatuhnya di pasir yang lembut, nampaknya mereka tidak mengalami cidera berarti.  Hanya mobilnya saja, semacam Toyota Land Cruiser yang digunakan Pak Prabowo, yang bagi ukuran saya, rasanya sayang dipakai untuk hal2 demikian. Tapi mungkin memang demikian gaya hidup anak2 muda kaya di Qatar.  Tidak berapa lama, muncul helicopter medivac untuk mengevakuasi mereka yang mengalami kecelakaan tsb. 

Response terhadap kecelakaan atau kejadian darurat memang sangat cepat di Qatar.  Hal ini tidak hanya pada kejadianyang saya ceritakan di atas, tetapi juga di beberapa kejadian lain, seperti kecelakaan lalu lintas, penanganan pasien terkena serangan jantung, dsb.  Jika ada kecelakaan, polisi, ambulance, dan mobil pemadam kebakaran datang ke TKP, seperti seakan2 satu paket.  Polisi akan menangani lalu lintasnya, ambulance menangani korbannya, dan pemadam kebakaran akan membersihkan lokasinya, menyemprot dengan air, sehingga dalam beberapa saat, semua menjadi normal kembali.

Mungkin ini saja dulu cerita saya.  Rasanya banyak yang bisa kita contoh, sebagaimana mungkin teman2 yang juga tinggal di negara lain, bisa menceritakan hal2 baik yg bisa diaplikasikan di kita.  Untuk kemajuan Indonesia yang kita cintai.

@Mas Oem Khay, maaf, saya baru baca pertanyaannya, kondisi QP yang sangat berbeda dari Pertamina ant. lain adalah dalam jumlah cadangan migas yang dikelola, dimana QP mengelola migas yg reserve-nya sangat banyak, sekitar 900 TCF untuk gasnya. Hal ini mencerminkan kekuatan keuangan yg bisa di dapat, karena merupakan sesuatu yang bankable. Bandingkan dengan kita yang dulu mempunyai Arun, lapangan gas terbesar pada saat itu yang hanya sekitar 17 TCF.  Selain itu jumlah penduduk yg jauh lebih kecil dari Indonesia, yang hanya 1.4 jt jiwa termasuk para expatnya, dimana hal ini juga merefleksikan jumlah kebutuhannya yg jauh di bawah kita.  Pendistribusiannya juga tidak sesulit kita karena luasnya hanyalah sebesar Jabodetabek (sampai ke Cikampek kira2), dibandingkan dengan kita yg tersebar dari Sabang hingga ke Merauke.  Kalau hal2 lain, karena menyangkut politik dsb., mungkin lebih baik kita diskusikan sambil kongkow2 aja Mas ... hehehe :)

@Mas Priyo, Terimakasih Komandan.  Jayalah NKRI.  Semoga ke depan negara kita bisa selalu menjadi lebih baik lagi.  Amin.


Wassalam,
HK'75

------------------
On Thursday, August 28, 2014 6:23 AM, "'B. Antariksa (Erik), 99Bali International wrote:


Terima kasih sudah berbagi pengalaman, Kang Harry.

Apakah dg keluarga di Qatar?
Kegiatan apa yg biasa dilakukan jika akhir minggu di Qatar?


Salam kompax
Erik

------------

Peta: (A) Doha Airport - (B) Pantai Corniche = 17 km

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP