powered by Google

Kembali ke Mobil Listrik

Senin, 24 Maret 2014


Pak Pekik,


Untuk full electric vehicle, sekarang sudah bisa jarak jauh. 
Lihat ModelS dari Tesla. Lihat di youtube untuk cerita2 orang2 yang memakai ModelS untuk jarak jauh. 

Kendala utama adalah harga batre sehingga saat ini mereka baru bisa bersaing di kelas atas (S class, BMW 7 seris, dan Audi A8). Di US, tahun lewat, ModelS sudah melampaui saingannya (http://www.forbes.com/sites/markrogowsky/2014/01/16/tesla-sales-blow-past-competitors-but-with-success-comes-scrutiny/). 

Targetnya 2015, Tesla motor akan punya produk dengan harga $40ribu. Mereka juga berencana membangun giga factory untuk produksi batre dengan target produksi tahun 2017.

Elon Musk pendiri Tesla Motor, juga turut mendirikan Solarcity (www.solarcity.com). Yang menarik, bahwa masalah terbesar solar panel bukan di teknologi, tetapi bagaimana membuat paket bisnis yang menarik bagi pengguna. Dalam artian, mereka menyediakan solusi solar panel yang bisa menghemat uang pengguna. 
Tentu saja ini sulit di Indonesia, seperti Pak Pekik jelaskan di forum lain, karena harga listrik di Indonesia yg disubsidi.


salam, 
iwan nadapdap, el94

-----------------------------------------


2014-03-09 3:46 GMT+08:00 Pekik Dahono :

Apa kabar dengan mobil listrik kita?
Kesimpulan sementara saya, dengan teknologi sekarang: 
Jarak dekat, bisa full electric vehicle. 
Jarak jauh, hybrid vehicles atau plug-in hybrid vehicles. 
Heavy vehicles mungkin layak memakai fuel-cell vehicles.
Dalam masa transisi, pemanfaatan teknologi integrated starter generator bisa banyak membantu hemat bahan bakar. Demikin pula transisi dari tegangan 12 Vdc menjadi 36 Vdc pada banyak mobil modern.
Di masa yang akan datang, komputer, mobil, dan kapal merupakan small electrical power system yang mana terdapat banyak pembangkit dan bermacam beban.
Semuanya menjadi semacam microgrid yang juga harus smart.
Wuihh menjadi semakin menarik untuk diteliti dan dikembangkan.
Sayangnya ga ada perusahaan yang tertarik untuk mendanai pengembangannya.
Jadinya aku cuma bisa bengong melihat perkembangan teknologinya.
Kemajuan teknologi di bidang ini bisa diterapkan juga untuk mengatasi sistem kelistrikan di banyak pulau terpencil.


Salam


2 comments:

IA-ITB 24 Maret 2014 pukul 01.14  

2014-03-24 15:52 GMT+08:00 Triwidodo, Darmawan :


Dear para supporter mobil listrik,

Yang saya heran kenapa untuk kebijakan LCGC tidak didorong ke arah mobil listrik atau hybrid, apakah secara technology tidak bisa murah?

Dari kacamata saya mestinya justru “mesin listrik” bisa lebih murah disbanding dengan “mesin BBM”.

Apakah kebijakannya (masih) didorong oleh “status quo” industry otomotif Indonesia?



Salam hangat,
Darmawan EL93

IA-ITB 24 Maret 2014 pukul 01.15  

From: Iwan Nadapdap
Date: Mon, 24 Mar 2014 15:58:06 +0800


Bagaimana cara/skenario-nya mesin listrik bisa lebih murah dari mesin BBM?

AFAIK, Mesin listrik jauh lebih mahal saat ini karena harga battery.

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP