Video: Joi Surya Dharma mendirikan perusahaan kompor gas dengan penjualan Rp 1T tahun lalu
Sabtu, 20 April 2013
From: "Joi - EnergyNusantara.com"
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 20 Apr 2013 11:18:50 +0700
Subject: [Senyum-ITB] Re: [IA-ITB] Video: Joi Surya Dharma mendirikan perusahaan kompor gas dengan penjualan Rp 1T tahun lalu
Wuahahahah bisa aja nih Bli Erik. Suksema.
Saya baru follow twitter senyum itb.
Insya Allah akhir bulan depan ngunjungin sanurnya Bli Erik nih.
Kuliner lg ya Bli.
Joi Surya Dharma - Si 95
Energy Nusantara
Indonesia's Leading Energy Network
Our 5 Divisions: Consultancy, Capacity Building, Strategic Partnership, Business Networking, MICE
Find out more: http://www. energynusantara.com/about
Head Office:
Indonesia Stock Exchange Building, Tower II 17th Fl
JI. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Indonesia
On 20 Apr 2013, at 10:28, "Moderator wrote:
Video: Joi Surya Dharma mendirikan perusahaan kompor gas dengan
penjualan Rp 1T tahun lalu
Video di Senyum-ITB Twitter.
Klik https://twitter.com/Senyum_ITB/status/325449902035460096
- Admin
__._,_.___
1 comments:
Masih Perlukah Investasi Asing di Sektor Migas?
Sektor minyak dan gas adalah salah satu sektor primadona Indonesia. Sebagai salah satu contributor terbesar pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara, sepak terjang sektor ini tidak dapat dipandang remeh.
Lihat saja dalam kurun waktu lima tahun ke belakang angka realisasi penerimaan negara setiap tahun mengalami kenaikan. Misalnya realisasi penerimaan negara yang pada tahun 2007 sebesar US$23,79 miliar menjadi $35,79 miliar pada 2011. Angka penerimaan APBN ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah lifting minyak dan gas bumi domestic.
Beberapa tahun terakhir ini, sejak Indonesia menanggalkan keanggotaan OPECnya, produksi minyak nasional terus mengalami penurunan. Indonesia yang dulu terkenal sebagai net oil exporter telah berubah menjadi net oil importer sejak 2008 lantaran lapangan-lapangan minyak yang ada tidak lagi semenjanjikannya seperti dulu.
Maklum saja blok-blok minyak Indonesia saat ini sudah masuk tahap mature alias tua karena telah diproduksikan sejak jaman Belanda. Kini, setelah ratusan tahun diproduksi, sudah barang tentu cadangan yang ada sudah semakin menurun. Dan sudah barang tentu, diperlukan efforts yang luar biasa kalau kita masih ingin tetap memproduksikannya. Sebut saja, usaha-usaha itu antara lain teknologi, kecakapan dan juga modal. Apalagi saat ini, eksplorasi migas sudah mulai beralih ke laut dalam yang hitungannya lebih sulit dan tingkat resikonya juga tinggi.
Yang menjadi pertanyaan, apakah perusahaan nasional sudah dapat melakukannya sendiri tanpa investor asing? Jawabannya iya, namun bukan untuk saat ini, tapi beberapa belas tahun mendatang ketika kita sudah cukup banyak belajar mengenai teknologi dari investor asing tersebut, ketika modal perusahaan domestic sudah mencukupi dan ketika sumber daya manusia nasional sudah mumpuni. Jadi, terus terang saja, tidak selamanya yang berbau asing itu jelek.
Sudah saatnya kita arif dalam melihat hal tersebut, bahwa sebenarnya kita masih membutuhkan investasi asing untuk membantu kita memproduksi migas, terutama di daerah-daerah frontier, mature ataupun yang memiliki karakteristik sulit. Kita dapat belajar dari mereka bagaimana para investor tersebut bagaimana minyak tetap dapat diproduksikan dan kita juga dapat belajar mengenai teknologi yang digunakan.
Jangan sampai apabila kita ngotot untuk memproduksikan sendiri tanpa investor asing, alih-alih meningkatkan produksi namun malah produksinya jeblok. Pada akhirnya kita juga yang akan rugi.
Posting Komentar