Perpaduan Dua Dunia di Laweyan Solo
Minggu, 02 September 2012
Perpaduan Dua Dunia di Laweyan Solo
Bagaimana mengembangkan perkembangan arsitektur masa kini dengan bangunan yang mengandung nilai-nilai sejarah?
Itulah tantangan yang arsitek muda Ari Wibowo saat membangun rumah milik Eddy Sandjoko berupa rumah tua di tepi Jalan Dr, Radjiman, tidak jauh dari kawasan Laweyan, Solo.
View Larger Map
Peta : A (Sriwedari) ke B (Jl. Doktor Radjiman).
Jarak 2 km. Waktu tempuh 10 menit.
Ide rancangan arsitek Ari Wibowo adalah mengembalikan rumah tua ke tampilan aslinya dan membuatnya hadir bersisian dengan rumah baru yang modern tanpa saling memengaruhi eksistensi rumah tersebut satu sama lain. Hasilnya adalah desain rumah yang menghadirkan perpaduan “dua dunia” nan harmonis.
Pada tahap awal, arsitek berupaya “menyelamatkan” rumah tua yang posisi kavelingnya diapit oleh jalan besar di sisi timur dan jalan kompleks yang lebih kecil di sisi utara. Kondisi eksisting rumah tua ini berupa bangunan induk satu lantai yang berdiri menghadap ke jalan besar dan letaknya bersebelahan dengan bangunan servis serta terdapat halaman belakang dengan total luas lahan 800 m².
Dalam prosesnya, elemen bangunan yang khas seperti atap perisai yang tinggi dipertahankan. Adapun detail bangunan yang bersifat tambahan ataupun finishing yang bukan aslinya dibongkar. Susunan ruang dan fungsi ruangnya ditata kembali sebagaimana susunan rumah aslinya. Rencananya, rumah tua ini akan menjadi kantor (home office). Tahap selanjutnya adalah menentukan posisi dan bentuk rumah baru dengan memperhatikan aliran udara yang lancar di seputar rumah serta menciptakan interaksi harmonis antara rumah baru dan rumah tua.
Rumah baru ditempatkan di halaman belakang dan dibuat pintu masuk baru yang dapat diakses dari jalan di sisi utara kaveling agar privasi pemilik rumah lebih terjaga. Wujud rumah baru ini berupa kubus simpel yang memanjang dari timur ke barat dengan permukaan lantai lebih tinggi yaitu sekitar 1 m dan berjarak 9 m dari rumah tua.
Di area antara rumah baru dan rumah tua dibuat kolam ikan yang cukup besar dengan gemericik air mancur serta dikelilingi oleh pepohonan. Kolam ini diapit oleh jalan setapak dari rumah tua menuju ke rumah baru dan teras lebar untuk duduk santai yang dilapisi oleh papan kayu daur ulang. Sesuai dengan komitmen awal untuk mewujudkan rumah baru yang bergaya modern, arsitek merancang bangunan baru setinggi dua lantai yang kontras dengan rumah tua. Sebagian besar dinding luar rumah, terutama yang menghadap ke arah rumah tua, dibuat dari kaca mulai dari lantai sampai plafon.
Sumber: majalahasri.com
0 comments:
Posting Komentar