Oleh: Rinaldi Munir IF'85
Posted on 14 Maret 2014
Sudah beberapa bulan ini maskapai Express Air melayani rute Bandung – Padang pulang pergi setiap hari. Dari Bandung berangkat pukul 17.00 sore sedangkan dari Padang pukul 6.30 pagi. Ini adalah salah satu alternatif pulang kampung tanpa harus bersusah payah melewati kota Jakarta yang padat, macet, serta habis waktu di jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta. Juga alternatif ke Bandung dari Padang tanpa perlu repot ke Jakarta dulu.
Saya ingin mencoba naik pesawat ini, bagaimana rasanya terbang langsung ke kota kelahiran dari Bandung. Setelah mencari waktu yang tepat maka bulan lalu saya membeli tiket Express Air di sebuah agen. Saya dapat tiket seharga Rp650.000 untuk penerbangan hari Sabtu. Jika dihitung-hitung memang agak lebih mahal dibandingkan bila berangkat dari Jakarta. Lion Air misalnya, pada tanggal saya pulang harga tiket paling murahnya berkisar antara 450-550 ribu rupiah, namun jika ditambah ongkos travel atau bis dari Bandung ke Bandara Soeta maka selisihnya tidak jauh berbeda. Dari Bandung ke Bandara Soeta di Jakarta bila naik bis Primajasa ongkos tiketnya sudah 90.000 rupiah. Orang Minang memang selalu berhitung, he..he…
Rupa pesawat Express Air di landasan Bandara Husein
Jam 15.45 saya sudah tiba di Bandara Husein Sastranegara Bandung, masih ada waktu sejam lebih lagi sebelum berangkat. Setelah proses chek-in, saya menunggu di ruang tunggu. Hari Sabtu sore itu Bandara Husein cukup ramai dengan calon penumpang yang akan berangkat ke Bali, Surabaya, dan Medan. Saya cari-cari di ruang tunggu itu apakah ada calon penumpang yang berbicara pakai bahasa Minang, sebab itu pertanda mereka calon penumpang ke Padang dengan pesawat yang sama dengan saya, he..he (padahal nggak selalu kan, mungkin saja mereka calon penumpang ke Bali atau Surabaya). Oh ada ternyata, berarti saya tidak sendiri.
Jam 16.15 pesawat
Express Air baru saja mendarat dari Palembang. Memang rute pesawat ini setiap hari dari Bandung hanya tiga saja, yaitu Bandung-Pontianak pp (pagi), lalu Bandung-Palembang pp (siang), dan terakhir Bandung-Padang (sore). Jam 16.30 datang panggilan
boarding kepada calon penumpang. Para penumpang
Express Air pun berjalan ke landasan bandara menuju pesawat
Express Air yang terparkir di sana. Wah,
on-time juga pesawat ini.
Pesawat yang saya naiki ukurannya tidak terlalu besar, kira-kira untuk seratusan penumpang, namun saya perhatikan pesawat hari itu tidak terisi penuh sebab masih banyak kursi yang kodong. Kursi-kursinya berwarna coklat dengan seat-belt sedikit berbeda dari pesawat lainnya.
Jam 17.00 tepat pesawat pun lepas landas meninggalkan kota Bandung yang masih berawan cukup tebal sore itu, benar-benar tepat waktu sesuai janjinya. Selama perjalanan di udara tidak ada hal yang menarik, sekali-sekali pesawat mengalami guncangan akibat turbulensi di atas Sumatera, yach maklum pesawat berukuran sedang jadi guncangannya lebih terasa dibandingkan pesawat besar. Pramugari memberikan sekotak snack yang berisi roti dan air mineral, lumayanlah daripada tidak ada sama sekali seperti maskapai si singa udara.
Memasuki kota Padang pesawat berputar-putar dulu karena hujan deras melanda pesisir barat Sumatera. Menurut jadwal seharusnya pesawat sudah mendarat di Bandara Minangkabau pukul 18.30, tetapi karena berputar-putar dulu maka pesawat baru mendarat pukul 7 malam lebih sedikit. Alhamdulillah, saya sudah sampai di kota kelahiran.
Pesawat Express Air tersebut bermalam dulu di bandara Minangkabau karena penerbangan ke Bandung dari Padang adalah pukul 6.30 keesokan harinya. Bagi saya terlalu cepat sekali harus pulang lagi besok paginya, maka untuk balik ke Bandung saya naik maskapai lain, yang berarti ke Jakarta dulu. Tidak apa-apa, lain waktu saya akan coba langsung terbang dari Padang ke Bandung. Jadi nanti saya mandi dan sarapan dulu di rumah di Padang, lalu naik pesawat jam 6.30 di Bandara Minangkabau, dan tiba di Bandung pukul 8 pagi. Dari Bandara Husein ke kampus ITB hanya perlu waktu 15 menit dengan sepeda motor (karena saya nanti akan menitipkan motor di bandara Husein), dan setiba di kampus langsung ke kelas untuk mengajar. Asyik kan?
Sumber: http://rinaldimunir.wordpress.com
Read more...