powered by Google

Kenangan Piala Dunia: Video 3 gol Paolo Rossi yang memupus asa Brazil di Piala Dunia 1982

Minggu, 08 Juni 2014




Piala Dunia 1982: Italia - Brazil  3-2

Uploaded on Jul 4, 2009
Goals scored * Paolo Rossi (Ita) 5, * Socrates (Bra) 12, * Paolo Rossi (Ita) 25, * Falcao (Bra) 68, * Paolo Rossi (Ita) 74


--------------------------
Kami meminta pembaca memilih momen favorit Piala Dunia 1982 dan mayoritas menjawab tiga gol Paolo Rossi yang memupus asa Brasil.


GOALOLEH   CARLO GARGANESE     PENYUSUN   AGUNG HARSYA    





Judul otobiografi Paolo Rossi adalah "Saya membuat Brasil menangis" dan ini dengan tepat menangkap momen pertandingan saat sang pemain menjadi legenda Italia sekaligus mengantarkan Azzurri ke tangga juara Piala Dunia 1982.

Tidak ada yang mengunggulkan Italia dalam pertandingan penentuan putaran kedua Grup C melawan Brasil di Estadio Sarria di Barcelona. Brasil dilengkapi para pemain fantasi seperti Zico, Socrates, Eder, Falcao, dan Cerezo. Dan mereka berjaya dengan mengalahkan lawan-lawannya sebelum bertemu Italia. Tim lawan hanya mampu bermain imbang dalam tiga pertandingan awal sebelum sukses mengalahkan Argentina 2-1 pada laga perdana putaran kedua.

Keraguan publik terhadap Italia sebelum pertandingan melawan Brasil adalah penampilan Rossi. Penyerang 25 tahun itu masuk skuat setelah menjalani sanksi dua tahun larangan bermain akibat terlibat dalam skandal judi Totonero. Keterlibatan yang hingga kini dibantah oleh Rossi.


Pada laga pembuka, Rossi seperti kehilangan ritme permainan. Dia menjadi bulan-bulanan kritik media Italia yang menilainya tak pantas diberangkatkan ke Spanyol. Pelatih Enzo Bearzot tetap memberikan kepercayaan kepada sang striker dan itu rupanya terbayar tuntas.

"Kepercayaan Bearzot begitu berarti," ujar Rossi kepadaFIFA.

Lima menit pertandingan dimulai, Rossi membayar kepercayaan sang pelatih dengan menyundul umpan silang Antonio Cabrini. Gol tersebut mengawali salah satu pertandingan terbaik Piala Dunia.

Duel kedua tim memiliki segalanya. Falcao dan Bruno Conti bergantian menyuguhkan keterampilan bak sihir. Ada pula kontroversi gol Giancarlo Antognoni yang dianulir dan pengawalan ketat tanpa kompromi dari Claudio Gentile terhadap Zico. Serta penyelamatan gemilang kiper 40 tahun Dino Zoff atas sundulan Oscar.

Brasil mampu menyamakan kedudukan dua kali melalui Socrates dan Falcao, tapi Rossi pun melesakkan dua gol tambahan guna mencatatkan hat-trick serta kemenangan 3-2 buat Italia. Pertama saat menyambar kesalahan Cerezo untuk meloloskan bola dari sergapan Waldir Perez dan kemudian, dengan sisa 16 menit pertandingan, dengan naluri tajam menyambar bola muntah hasil tendangan pojok untuk mengirim Brasil, tim favorit turnamen, pulang kandang.

Masyarakat Brasil terhenyak. Pelatih Tele Santana dihujani buah busuk saat mendarat di negaranya, sedangkan Zico menyebutkan kekalahan itu adalah "hari ketika sepakbola telah mati".

Italia melaju ke semi-final dan Rossi terus bangkit. Dia melesakkan seluruh gol Azzurri saat menghempaskan Polandia 2-0 di Camp Nou. Perannya kembali menentukan di final melawan Jerman Barat. Rossi membuka skor dengan sundulan kepala untuk membawa Italia menang 3-1. Berkat gol-gol Rossi, Italia pun menjadi juara dunia.

Enam gol yang dicetaknya sepanjang turnamen mengantarkan Rossi memenangi Sepatu Emas dan juga Bola Emas oleh FIFA sebagai pemain terbaik turnamen. Rekor itu membuatnya sejajar dengan dua pemain lain dalam sejarah, Pele dan Ronaldo, yang pernah memenangi Bola Emas dan Bola Perak. Rossi sukses mencatatkan nama sebagai salah satu legenda Piala Dunia serta menjadi mimpi buruk yang menakutkan bagi publik Brasil.





Opini dari Italia
0leh Federico CasottiGoal Italy

Paolo Rossi harus berterima kasih kepada seorang pria atas kebangkitan istimewanya di Piala Dunia 1982: Enzo Bearzot.
"Sebelum pertandingan, Bearzot bilang agar saya menekan Oscar dan Luizinho, dua bek tengah Brasil yang lamban," tulisnya dalam otobiografi mengenang pertandingan. "Dia bilang, mereka pasti membuat kesalahan."
"Usai pertandingan, saya langsung memandang Bearzot. Saya berutang banyak kepadanya atas kemenangan luar biasa itu, momen yang tak terlupakan. Saya memeluknya, hanya memeluk, tidak perlu berbicara."

"Saya rasa momen yang saya alami merupakan puncak dari kebahagiaan, kebahagiaan yang membuat Anda melayang setelah bertahun-tahun mengalami penderitaan, keraguan, dan kepedihan."


Sumber: goal.com

0 comments:

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP