Aubrey was composed by David Gates and recorded by Bread on their 1972 album Guitar Man.
As a single it lasted 11 weeks on the Billboard Hot 100 and peaked at number 15.
It is a song about longing and unrequited love.
-------------------------
From: "Chairil Anom
Date: Mon, 29 Sep 2014 22:52:17 -0700
Subject: Re: [Senyum-ITB] Re: Video: Main Gitar di Malam Minggu.
Jika Pria dapat berada di 2 tempat bersamaan sekaligus
Ogut pernah nyanyi Aubrey diiringi gitar sama Ilman TM76.
Mantaaaffffffffffffff bo'
@/m76
------------------
2014-09-29 16:59 GMT-07:00 'B. Antariksa (Erik) :
Salahhhh !!! Aubrey itu lagunya Tom Jones. Lagu lain dari Bread : Delilah.
Pagi2 Mas Ari sarapan Bread/Roti sambil dengar Bread yo heheheeehee?
Salam kompax Erik ------Original Message------ From: Chairil Anom Subject: Re: [IA-ITB] Video: Main Gitar di Malam Minggu. Jika Pria dapat berada di 2 tempat bersamaan sekaligus Sent: Sep 30, 2014 03:06
If-nya Bread ya? Itu lagu bagus, juga satunya lagi punya doi : Aubrey.
@/m76 --------------------------------
2014-09-29 7:08 GMT-07:00 'Moderator' Video: Main Gitar di Malam Minggu Jika Pria dapat berada di 2 tempat bersamaan sekaligus
Apa yang akan Anda lakukan jika bisa berada di 2 tempat bersamaan sekaligus?
David Gates main gitar di tempat kos Jl Sawung Galing, Bandung. Apa yang akan dia lakukan jika bisa berada di 2 tempat bersamaan sekaligus? Selamat mendengarkan dan menonton David Gates main gitar di malam minggu.
Erik,.. Indrokilo nama gunung kecil yg Indah dengan banyak taman, berbagai gerumbul, di dalamnya ada makam bagi keturunan raja (Pajang). Penduduk setempat menyebut 'nDrekilo', lokasi nya dekat rumah kakek saya di Logerit Boyolali.
Di dalam pewayangan, Arjuna sedang bertapa semedi di Indrokilo pada waktu Dewa Narada bingung mencari seseorang yg mampu membunuh Newotokawoco. Jadi dewa Narada pernah berkunjung ke tempat kakekku waktu mencari Arjuna.
Bila Erik mau belanja keju sekalian berkunjung ke pengrajin tembaga yang bagus , silahkan menuju desa TUMANG, kecamatan Cepogo, kira2 14 km dari kota Boyolali jalur Selo-Borobudur.
* /SK-KI-73. -----------------
Keterangan video :
Published on Mar 21, 2013
Menelusuri perjalanan ke Desa Tumang Banaran Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, banyak ditemui home industry yang memajang hasil karya para pengrajin tembaga. Potret aktivitas pengrajin pun mudah ditemui saat mereka menuangkan kreativitas, pada lempengan-lempengan logam kemerahan ini.
Sejak tahun 70an, tembaga di Desa Tumang bersifat fungsional untuk kehidupan sehari-hari mereka. Seperti penanak nasi, wajan, dandang serta kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun seiring perkembangan jaman dan kreativitas warganya, di tahun 80an tembaga dibuat untuk interior dan eksterior rumah, hotel, bahkan instalasi pemerintah.
Ya, tembaga masyarakat desa Tumang memang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Tiga Negara yang setiap bulannya menjadi tujuan ekspor 1 hingga 2 kontainer karya tembaga, adalah Perancis, Jepang dan Amerika. Di negeri sendiri, karya tembaga-tembaga ini tersebar di seluruh Indonesia. Karena itulah omset yang diterima para pengusaha tembaga di desa Tumang, mencapi 500 juta setiap bulannya. Sayang, hasil karya tembaga desa Tumang yang sudah melalang buana, justru memakai bahan baku yang diimpor dari Eropa.
Saat ini, pengrajin tembaga di salah satu home industry desa Tumang tengah mengerjakan patung besar burung garuda, pesanan Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional Indonesia atau GAPENSI, yang akan diletakan di Medan sebagai pembatas Indonesia dan Singapura.
Dari sebuah tradisi peninggalan nenek moyang, Desa Tumang yang akhirnya dikenal sebagai Kampung Tembaga, berhasil merubah unsur kimia dengan nama latin Cuprum (kuprum) ini, menjadi aneka rupa interior dan eksterior yang terkenal di luar negeri. Jadi, ketika Anda berada di salah satu hotel di Eropa dan menemui karya yang terbuat dari tembaga, maka bisa jadi itu adalah hasil karya Negara sendiri.
Re: Video: Bambang Harymurti EL'76 dan Kartono MS'75 mengajak cari Keju Enak di Boyolali
Boyolali bukan berasal dari gabungan dua kata: boyo (buaya) dan lali (lupa).
Melainkan sbb:
Sewaktu Ki Ageng Pandanaran jalan2 dari Semarang menuju Jatinom tempat Ki Ageng Gribig, beliau singgah di suatu tempat yang indah hingga terpesona.
Berhubung Ki Ageng Pandanaran belum tahu nama di persinggahan ini maka beliau bertanya kepada penduduk setempat:
•Ki Pandanaran:'Ki sanak , wah peni tenan panggonan iki, ono ngendi aku iki, opo jenenge ?
(Saudara, bagus sekali persinggahan ini,apa nama daerah ini?)'
••Penduduk setempat:'Ngapunten Kyai,klepyan kulo( maaf Kyai, saya lupa)'
•Ki Pandanaran:'Lho piye tho,kok malah lali?. Yen ngono pasanggrahan iki tak jenengake BOYA LALI.(Bagaimana kamu ini,kok malah lupa, Karena itu tempat ini saya kasih nama BOYA LALI)
* BOYALALI berarti BOYA (jangan) LALI (lupa):
Jangan sampai lupa.Pemberian dari Ki Ageng Pandanaran.
dan yang melaporkan penyelewengan adalah orang dari luar Amerika.
Sebagai latar belakangnya SEC adalah lembaga regulasi perusahaan investasi di Amerika. Jika ada investment scheme yang melanggar undang-undang yang ada, SEC berhak mendenda perusahaan penyedia jasa investment scheme tersebut.
Menurut undang-undang SEC yang baru: untuk pelapor yang bisa mengakibatkan didendanya sebuah perusahaan, diberikan uang sebesar 10-30% dari denda / penalty yang harus dikembalikan perusahaan tersebut ke investor dan negara Amerika. Ini diimplementasikan pemerintah Amerika untuk memancing orang-orang melaporkan penyelewengan investment scheme.
Saya rasa, system semacam ini sangat baik diterapkan ke KPK, dan kejaksaan. Di mana jika terdakwa diminta mengembalikan kerugian negara dan dikenakan denda subsider kurungan, pelapor (whistleblower) ikut dibagi uang tersebut. Dengan demikian memperbanyak pelapor tindak pidana korupsi.
Pada 23 Sep 2014, pukul 09.25, "'Sunandar N. Gusti' menulis:
Keyakinan itu bahaya laten. Ketika seseorang sudah yakin, dibutuhkan enormous power untuk mengubah keyakinannya tersebut. Maka itu hati-hatilah dalam membentuk keyakinan. Lebih baik putar file mp3 daripada menyanyi dengan nada sumbang. Default pemimpin yang baik itu lebih baik lambat yakin, daripada terlalu cepat yakin dan berujung bencana. Better to loosen the grip than swing the stick to the empty air.
Dari semua hal di republik ini, baru 3 hal yang Jokowi yakini:
1. Indonesia pintar
2. Indonesia sehat
3. Sistem adminduk
Ketiga hal ini sudah touchdown, tinggal skema operasionalnya saja yang masih open to discuss.
Hal-hal lain di luar ketiga hal di atas masih mengawang-awang. Berjalan dengan waktu. Kalau dia hari ini masih belum yakin, sudah seharusnya memang begitu. Bedanya predator (harimau) dan tikus adalah: harimau mengintai mangsanya cukup lama sementara tikus mencuri setiap kesempatan yang ada. Perbedaan ini menempatkan harimau di puncak piramida makanan, sementara tikus berada di dasar piramida, hanya satu level di atas kedele.
Kasus lainnya, pergerakan liar bola mata adalah tanda kebohongan.
Tetapi tidak berarti liarnya bola mata orang di hadapan anda berarti dia sedang menipu anda. Bisa jadi dia sedang menjaga perasaan anda dengan jawaban yang dikarangnya. White lies. Tidak semua orang siap menghadapi kebenaran telanjang (naked truth). Terutama di Indonesia, rasa lebih utama. Ketika orang bilang A bisa jadi maksudnya adalah B. Butuh kuliah 3 sks untuk mempelajari teknik dan metode penerjemahan A ke B supaya tidak nyasar ke C :)
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Big ideas: How to create more and better jobs?
Urun rembug ya,
Salah satu butir yang membuat Thailand sukses dengan program "OTOP" nya ini adalah,
Thailand satu negara daratan.
Infrastruktur nya menjangkau setiap "Tambon"- sub district (semacam kecamatan) ..
Kita mungkin melakukannya dengan cara yang sedikit berbeda. Mengingat kita adalah negara kepulauan.
Mungkin dimulai dengan interaksi produsen - konsumen antar kecamatan, bupati, propinsi ...
Product kebutuhan pokok ya...sandang-pangan.
Kemudian meningkat ke antar propinsi...yang masih dalam satu pulau, kemudian meningkat ke antar pulau...
Agar ada gairah berjalannya roda ekonomi pada satu wilayah.
Pemerintah pusat melalui pemerintah daerah dengan APBD membuka lapangan kerja.
Pernah sambil ngobrol-ngalor ngidul dengan rekan alumni boss Tempo, Bambang Harymurti (EL76) dan Mario Alisjahbana (MS78)...
Kita harus ngikut cara pres. US, Franklin D Roosevelt..ketika mengatasi ambruknya ekonomi amerika... "Membuka lapangan kerja" .. "Di depan ada yang gali lobang, dibelakangnya ada yang menanam.. dibelakangnya ada yang menutup lubang.
Setiap minggu mereka dapat gaji, gaji dibelanjakan, pasar menyediakan kebutuhan.
Ekonomi daerah itu berputar.
Maaf..yang terjadi sekarang di Indonesia:
Jumlah uang yang beredar dipusat tinggal 30%, 70% ada didaerah.
Jika satu wilayah (propinsi, kabupaten) di pimpin oleh kepala daerah yang pandai, kita bisa lihat daerah itu akan berkembang. Masyarakatnya berkecukupan....
Jika yang mimpin gak bagus...ya stagnan.. (Contoh banyak beritanya di media) .
Yang sering terjadi, uangnya dimasukkan ke BPD (bank pembangunan daerah, bank daerah)..oleh bank uangnya bukan untuk kredit bagi UKM tapi di belikan SBI...
Bank daerah yang tadinya negatif..jadi positif untungnya.
Maksudnya pemerintah bukan seperti ini..
Jadi?
Jika kita mau dan sungguh-sungguh ingin maju, PASTI BISA !
Salam
Joost/ar75
From: "'afdal' afdalmarda
Date: Sun, 21 Sep 2014 05:03:37 +0000
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Big ideas: How to create more and better jobs?
Benar Pak Joost,salah satu sumber idenya adalah dari Thailand.
Salah satu penggiat OVOP ini di Indonesia adalah Bpk Ilhamy EIlas Senior Kadin dan Hipmi.
Sampai saat ini sudah belasan kali membawa rombongan pemda dan pengusaha UKM Indonesia ke Thailand.
Salam,
Afdal M Ki'92
From: "joost.soenardjo
Date: Sun, 21 Sep 2014 04:58:27 +0000
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Big ideas: How to create more and better jobs?
Sekedar info:
Konsep OVOP (one village one prtoduct) saya dengar tahun 2003 di Thailand (saya bermukim disini 2003-2006)..disana disebut dengan "one tambon one product" - diperkenalkan oleh Takshin (pm thai) ditahun 2001 - 2006.
Takshin sendiri mengambil contoh kesuksesan program ini yang dikembangkan oleh Jepang tahun 1975 ( di bawah pm.Morihiko Hiramatsu) ..disebut OVOP.
Mudah-mudahan program OVOP di Indonesia berhasil, seperti di Jepang dan Thailand.
Joost/ar75
One Tambon One Product (OTOP), Art and Culture in Isaan, Northeast Thailand
Peta: (A) Bangkok - (B) Isaan, Thailand Tenggara
-----------------
Surin, Thailand - Ban Tha Sawang OTOP, Silk Weaving Village
Uploaded on Nov 24, 2009
One Tambon One Product. Ban Tha Sawang Silk Weaving Village is near Surin in the NE of Thailand. You can visit the village, learn about dye lots from roots and barks, watch the ladies weaving, and view marvelous finished products. Members of all ages are proud of their heritage and enjoy visitors. It is busy during the annual elephant roundup in the area. Enjoy the film!
Saya Sano, alumni TL2000, sekarang sedang membangun usaha pengelolaan sampah yang bertanggung jawab: www.waste4change.com.
Ingin diskusi, konsultasi, dan bertanya tentang pihak yg bisa membuat sebuah mesin penghancur/pencacah botol kaca.
Maunya seperti video berikut mesinnya:
YouTube link
Kami butuh membuat 1 mesin terlebih dahulu.
Bila memang terbukti optimal kami akan menambah beli 2 unit dan jg bantu memasarkan mesin tersebut pd mitra2 kami yg juga membutuhkan.
Dalam proses bisnis jasa pengangkutan/pengumpulan sampah kami menerima banyak jenis botol kaca.
Hanya kaca tertentu yg memiliki nilai jual dlm siklus daur ulang. Sisanya pabrik tidak mau terima.
Jadi rencananya dihancurkan utk tambahan material bangunan, dan ada pihak yg mau menerima dlm bentuk pecahan sebesar kerikil dan juga seperti pasir utk kebutuhan industri mereka.
Apakah ada alumni ITB yg punya workshop utk membuat mesin custom seperti di video tsb?
Mohon pencerahan. Semoga upaya waste4change bisa jd salah1 alternatif solusi permasalahan sampah di Indonesia.
Film ini saya tonton setelah beres baca buku karya Pandji Pragiwaksono yang berjudul Menghargai Gratisan. Buku itu berisi pandangan penulis tentang fenomena produk bajakan yang marak muncul. Pandji juga memberi ulasan tentang DVD apa saja yang ia koleksi, salah satunya DVD film Gandhi ini. Karena mendapat cap bagus dari penonton sebelumnya, saya berani berinvestasi waktu di film keluaran 1982 ini.
Gandhi mengisahkan cerita tentang tokoh kemanusiaan asal India, Mohandas K. Gandhi. Sebutan Mahatma yang familiar dengan Gandhi adalah julukan yang diberikan simpatisannya. Biografi audio-visual ini dimulai dari akhir, dari kematian Gandhi. Setelah insiden mengejutkan di akhir hayat si tokoh utama, alur diputar balik ke pangkal mula karir tokoh yang teguh dengan prinsip anti kekerasannya itu.
Gandhi mengawali kariernya sebagai pengacara. Dia hijrah ke Afrika Selatan dengan menjalani profesi itu. Perlakuan diskriminatif sempat ia rasakan di negeri Mandela itu. Perlawanan terhadap kultur itu pula yang menjadikannya dikenal hingga ke India, tanah kelahirannya. Setelah pulang ke India, Gandhi memperjuangkan kemerdekaan dari tangan Inggris bersama tokoh-tokoh kenamaan lainnya seperti Pandit jawaharlal Nehru, Muhammad Ali Jinnah, dll.
Polemik kebangsaan di India juga tergambar di film ini, mulai dari konflik antar agama hingga upaya genosida yang dilakukan Inggris, pihak penjajah India. Cara yang diajarkan Gandhi serta sudut pandangnya dalam menyikapi masalah-masalah diatas adalah pelajaran penting yang dipetik dari film berdurasi lebih dari tiga jam itu. Beberapa dialog sakti yang saya kenang diantaranya adalah saat Gandhi mempertanyakan landasan utama melakukan perlawanan, apakah perlawanan itu berorientasi sebuah perubahan ataukah vonis belaka.
Gandhi juga memperlihatkan teladan bersikap seorang mediator yang baik. Saat massa berdemonstrasi menuntut kematian sang muslim Jinnah yang menghendaki pemisahan diri dari India hingga menjadi pakistan, Sang Guru menyatakan bahwa dirinya juga Islam, dirinya juga Hindu, dirinya jew, dia juga mengaku sikh. Gandhi tidak menghendaki latar belakang agama dijadikan motif konfrontasi.
Dalam dialog lainnya, Sang Mahatma menyatakan bahwa pergerakan yang dilakukannya harus aktif dan provokatif. Karena film ini direkomendasikan oleh tokoh pergerakan Indonesia Pandji Pragiwaksono yang aktif dalam salah satu senjatanya bernama Provocative Proactive, saya curiga nama Provocative Proactive tadi terinspirasi dari dialog ini. Setelah melakukan klarifikasi ke akun Twitter @pandji , ternyata bukan itu yang melatari nama Provocative Proactive, namun Pandji mengaku terkejut mendapati hal demikian.
Sikap sederhana Gandhi juga memunculkan ironi tersendiri bagi saya yang tinggal di negeri ini. Di negeri yang dihuni beberapa pemimpin yang enggan 'duduk di lantai' dalam arti merakyat, meski tak duduk di lantai seperti yang dilakukan Gandhi dalam konteks yang sebenarnya di film itu. Di negeri yang ada salah satu pemimpinnya yang malah dipenjara setelah memimpin, tidak seperti Gandhi (dan Bung Karno serta sejawatnya dulu tentunya) yang dipenjara dulu baru memimpin. Tapi tentu saja bukan berarti tiap pemimpin harus dipenjara dulu. hehe.
Romantika persahabatan sang guru dengan Nehru juga tersaji begitu dramatis. Saat seseorang berteriak 'death to Ghandiji' di hadapannya, perdana menteri pertama negeri hisdustan itu naik pitam dan menantang untuk melangkahi mayatnya dulu kepada pengecut yang menyembunyikan diri dan menghendaki kematian Bapu (panggilan lain Gandhi) itu. Romantisme Gandhi-Nehru itu mengingatkan kita bahwa Indonesia juga punya duo teladan yang tetap rukun meski tak sependapat, Soekarno-Hatta.
Pelajaran lain dari film ini adalah sikap Gandhi yang memilih jalan hidup mandiri, membuat baju untuk dirinya sendiri. Berdikari namanya kalau kita pakai istilah Bung karno, berdiri di atas kaki sendiri.
Mohandas juga punya keyakinan bahwa pola pikir 'eye for an eye' hanya bisa menjadikan dunia buta. Prinsip mulia itu teraplikasi saat seorang hindu ingin membalas dendam kepada muslim yang membuatnya kehilangan anak. Gandhi menyarankan agar pria itu mencari anak yang tidak memiliki ayah dan keluarga, lalu angkat anak itu sebagai anak sendiri. Si hindu lalu tersungkur dalam tangisan, malu akan sikap barbarnya yang ditimpali solusi bijak dari Bapu.
Adegan pembunuhan di awal film adalah penanda bahwa film itu dibuat manusia, tidak sempurna. Bayangkan jika seandainya penonton baru tahu bahwa hidup si tokoh teladan itu di akhirnya kandas karena terjangan beberapa butir peluru di akhir film, pasti akan sangat mengejutkan.
Durasi yang memakan waktu tidak sedikit juga menjadi atribut lain yang perlu diantisipasi dengan kesabaran. Tiga jam lebih bukanlah waktu yang singkat bagi penonton untuk tetap berada di depan layar. Karenanya di film itu juga disisipi intermission yang menyajikan karya musikal khas India.
Overall, Gandhi adalah rangkaian kisah yang sayang dilewatkan. Sangat menginspirasi dan sikapnya patut diteladani.
----------------------- Keterangan video:
Published on Jul 18, 2013
Gandhi is a 1982 epic biographical film which dramatises the life of Mohandas Karamchand Gandhi, an Indian lawyer and activist who was a leader of the nation's non-violent, non-cooperative independence movement against the United Kingdom's rule of the country during the 20th century. Gandhi was a collaboration of British and Indian production companies[3] and was written by John Briley and produced and directed by Richard Attenborough. It stars Ben Kingsley in the titular role.
The film covers Gandhi's life from a defining moment in 1893, as he is thrown off a South African train for being in a whites-only compartment, and concludes with his assassination and funeral in 1948. Although a practising Hindu, Gandhi's embracing of other faiths, particularly Christianity and Islam, is also depicted.
Gandhi was released in India on 30 November 1982, in the United Kingdom on 3 December 1982, and in the United States on 6 December 1982. It was nominated for Academy Awards in eleven categories, winning eight, including Best Picture. Richard Attenborough won for Best Director, and Ben Kingsley for Best Actor.
Plot-
The screenplay of Gandhi is available as a published book.[4][5] The film opens with a statement from the filmmakers explaining their approach to the problem of filming Gandhi's complex life story:
" No man's life can be encompassed in one telling. There is no way to give each year its allotted weight, to include each event, each person who helped to shape a lifetime. What can be done is to be faithful in spirit to the record and to try to find one's way to the heart of the man...[6] "
The film begins with Gandhi's assassination on 30 January 1948,[5]:18--21 and his funeral.[5]:15--18 After an evening prayer, an elderly Gandhi is helped out for his evening walk to meet a large number of greeters and admirers. One of these visitors—Nathuram Godse—shoots him point blank in the chest. Gandhi exclaims, "Oh, God!" ("Hē Ram!" historically), and then falls dead. The film then cuts to a huge procession at his funeral, which is attended by dignitaries from around the world.
The early life of Gandhi is not depicted in the film. Instead, the story flashes back 55 years to a life-changing event: in 1893, the 24-year-old Gandhi is thrown off a South African train for being an Indian sitting in a first-class compartment despite having a ticket.[7] Realizing the laws are biased against Indians, he then decides to start a non-violent protest campaign for the rights of all Indians in South Africa. After numerous arrests and unwelcome international attention, the government finally relents by recognising some rights for Indians.[8]
After this victory, Gandhi is invited back to India, where he is now considered something of a national hero. He is urged to take up the fight for India's independence (Swaraj, Quit India) from the British Empire. Gandhi agrees, and mounts a non-violent non-co-operation campaign of unprecedented scale, co-ordinating millions of Indians nationwide. There are some setbacks, such as violence against the protesters and Gandhi's occasional imprisonment. The Jallianwala Bagh massacre is also depicted in the film.
Nevertheless, the campaign generates great attention, and Britain faces intense public pressure. After World War II[9] Britain finally grants Indian independence.[10] Indians celebrate this victory, but their troubles are far from over. Religious tensions between Hindus and Muslims erupt into nation-wide violence. Gandhi declares a hunger strike, saying he will not eat until the fighting stops.[11]
The fighting does stop eventually, but the country is divided by religion. It is decided that the northwest area of India, and eastern part of India (current day Bangladesh), both places where Muslims are in the majority, will become a new country called Pakistan. It is hoped that by encouraging the Muslims to live in a separate country, violence will abate. Gandhi is opposed to the idea, and is even willing to allow Muhammad Ali Jinnah to become the first prime minister of India,[12] but the Partition of India is carried out nevertheless.
Gandhi spends his last days trying to bring about peace between both nations. He thereby angers many dissidents on both sides, one of whom assassinates him in a scene at the end of the film that recalls the opening.[13]
As Godse shoots Gandhi, the film fades to black and Gandhi is heard in a voiceover, saying "Oh God". The audience then sees Gandhi's cremation; the film ending with a scene of Gandhi's ashes being scattered on the holy Ganga.[14] As this happens, viewers hear Gandhi in another voiceover:[15]
" When I despair, I remember that all through history the way of truth and love has always won. There have been tyrants, and murderers, and for a time they can seem invincible, but in the end they always fall. Think of it. Always. "
As the list of actors is seen at the end, the hymn "Vaishnava Janato" is heard.
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Bocoran Kementerian 2014 - 2019
Rasanya Om Krisna ini dari kemarin sudah banyak sumbangsih 'mengajarkan' bagaimana mengatur Indonesia ini dengan baik.
Bahkan rasanya sudah seperti juru bicara jokowi.
Eh ternyata hari ini bertanya tentang tata negara yg basic, pengetahuannya ternyata 'amerika' banget. Jangan-jangan nggak tahu masih ada seperempat rakyat indonesia yg penghasilannya nggak sampai 810.000 per bulan.
Saran saya, keliling Indonesia dulu agar tahu makna sebenarnya dari bhineka tunggal ika. Bisa mencontoh Gandhi setelah pulang dari Inggris saat awal pulang ke India.
Uhuiiiii
kuya sipil lapan satu ®
From: "Krisna Murti
Date: Sat, 20 Sep 2014 08:57:31 +0700
Subject: Re: [sinergi-ia-itb] Bocoran Kementerian 2014 - 2019
Salam rekan-rekan ITB yang saya hormati
Sebenarnya, hirarki kementrian dengan departemen atau lembaga negara lain itu bagaimana sih?
Saya bertanya karena memang tidak tau ini.
Maksud saya, contoh di Amerika ini ya, kementrian hukum itu di bawahnya ada FBI, DEA (drugs enforcement agency), ATF (alcohol, tobacco and firearms), US Marshall, Witnes protection, dll yang berhubungan dengan mengejar tersangka, mengumpulkan bukti, dan saksi. Kemudian kementrian kesehatan di bawahnya ada NIH (national institute of health), FDA (food and drug agency), CDC (center for disease control), dll yang berhubungan dengan kesehatan. Nah jika di Indonesia ini bagaimana? Apakah semacam itu juga? Adakah hirarki langsung antara kementrian dan departemen / lembaga negara di bawahnya?
Terima kasih atas perhatiannya dan jawabannya
Salam Ganesha
Krisna PN00
---------------------------
Mahatma Gandhi
Gandhi The Road to Freedom - British Propaganda - BBC Documentary 1/6
Uploaded on Nov 8, 2009
In this final episode, Mishal Husain (Pakistani origin) explores the dramatic last years of Gandhi's life, which culminated in his death by an assassin's bullet. She gets to the bottom of an enduring mystery - why is Gandhi revered as Father of the Nation, when India turned its back on Gandhi's blueprint for the country? In the final episode, Mishal retraces Gandhi's visit to England in 1931 and uncovers evidence that Gandhi may have unwittingly contributed to the eventual partition of India. Newsreel footage from the time captures Gandhi meeting the people of Lancashire and London's East End, and Tony Benn recalls meeting him as a six-year-old boy. Sixteen years later India is free, but by then Gandhi is a broken man: sidelined from the centre of power and devastated by partition and the horrific violence that independence brings. But it is Gandhi's darkest hour that finally brings his greatest triumph. This documentary is telecasted in BBC around Gandhi Jayanthi year 2009. It's one of the best and reasonable effort to find imperfection in Gandhi.
-------------
Mahatma Gandhi (1869-1948) adalah pesona dunia Timur yang mencengangkan Barat. Ia menjadi teladan yang nyata dan hidup tentang kekuatan dan keperkasaan kelembutan. Ia tokoh utama kemerdekaan India yang melakukan perjuangan tanpa kekerasan.
Ia bukan tokoh politik, meski menentukan pencapaian kemerdekaan India. Ia lebih merupakan tokoh dan teladan spiritualitas. Ia adalah kekayaan mengagumkan India setelah Sidharta Gautama, Budha.
Budha dan Gandhi memiliki kesamaan yaitu anti kekerasan. Menaklukkan kekejaman manusia dengan kekuatan kelembutan cinta. Budha dan Gandhi sama merasakan kekuatan karma. Bahwa kebaikan pasti akan melahir mekarkan kebaikan, meski kadang jalan dan prosesnya teramat musykil, sulit dan penuh tantangan.
Gandhi berasal dari keluarga terpandang. Bukan karena kekayaan, tetapi disebabkan kekuatan moral dan perilaku baik. Ayah dan ibunya dihormati karena hidup dengan prinsip kebaikan. Tak mengherankan bila Gandhi merupakan pusat dari kekuatan kebaikan. Dalam dirinya berhimpun semua kebaikan. Ia sungguh Mahatma Gandhi yaitu jiwa agung.
Gandhi mengolah keyakinan spiritualnya, bukan dengan uraian verbal, tetapi melaui sikap dan perilaku menjadi ajaran yang bersifat universal. Ia mengembangkan empat prinsip dalam hidup dan perjuangannya yaitu: kendalikan dorongan syahwat (Bramkhacharya), gunakan kekuatan kebenaran dan cinta (Satyagraha), mandiri atau penuhi kebutuhan sendiri (Swadeshi), dan tanpa kekerasan (Ahimsa).
Menariknya adalah Gandhi tidak hanya berdakwah keliling India mengajarkan keempat prinsip itu. Tetapi mempraktikkanya serta mendorong warga India untuk melaksanakannya. Saat Inggris membangun pabrik-pabrik terutama pabrik bahan pakaian, Gandhi tetap menganjurkan orang India tetap memertahankan cara tradisional yaitu bertenun. Memang lebih lambat dibandingkan pabrik, tetapi mencegah masyarakat India dari ketergantungan.
Pada kala Inggris makin keras sampai banyak pejuang India yang tewas, Gandhi meminta perlawanan cukup dengan pemogokan massal. Ia sangat menekankan jangan lawan kekerasan dengan kekerasan. Dengan cara inilah dunia berfihak dan mendukung kemerdekaan India.
Tak mengherankan bila Martin Luther King Jr. di Amerika Serikat dan Nelson Mandela di Afrika Selatan menjadikan Gandhi idola dan teladan dalam perjuangan masing-masing menentang penindasan dan apartheid.
Gandhi pergi belajar hukum ke Inggris saat masih remaja. Pastilah tidak mudah baginya untuk tetap
memertahankan gaya hidup yang kental dengan spiritualitas dalam dunia moderen. Keluarga besarnya sempat menentang kepergiannya. Akhirnya diizinkan setelah ia bersumpah akan setia pada tradisinya sebagai penganut Hindu yang baik dan konsisten. Pengalaman hidup dan belajar di Inggris semakin memantapkan jati dirinya. Ia tetap setia pada spiritualitasnya, menjadi semakin matang, terbuka, toleran, dan empatis.
Pulang ke India dan menjadi pengacara, ia mulai terganggu dengan nasib orang-orang India di Afrika Selatan yang dihimpit oleh apartheid. Ia pergi ke sana dan mengalami sendiri betapa mengerikan apartheid itu. Pengalaman pahit inilah yang membuatnya selalu mendambakan India yang beragam dan damai. Warga India apapun keyakinannya harus bisa hidup damai dalam keberagaman.
Pengalaman menyakitkan diturunkan dari kereta api karena menolak pindah dari gerbong khusus untuk orang kulit putih, dan beragam pengalaman lain di Afrika Selatan mendorongnya menjadi aktivis politik. Ia menjadi aktor utama gerakan yang bertujuan menghapus semua hukum-hukum yang melanggengkan diskriminasi, tentu saja dengan cara anti kekerasan.
Perjuangan Gandhi di India telah menginspirasi beragam gerakan dari banyak negara yang ada dibawah jajahan dan kendali Inggris. Gandhi menganjurkan kemerdekaan penuh, tidak lagi ada dalam genggaman dan kendali Kerajaan Inggris Raya.
Ketika India merdeka pada 1947 dan terpecah menjadi dua yaitu India dan Pakistan, Gandhi adalah orang yang paling sedih. Sebab ia memimpikan India yang besar dan jaya justru dalam keberagaman yang penuh kedamaian. Meski ia penganut Hindu yang taat, ia sangat memahami dan berempati pada Budha, Kristen, Islam, dan beragam keyakinan yang tumbuh kembang di India.
Kala menjadi tokoh sangat penting dalam negara India merdeka, Gandhi justru menunjukkan bahwa kuasa dan kekuasaan harus digunakan untuk kepentingan banyak orang bagi penegakan keadilan, dan memeratakan kesejahteraan. Ia sungguh tampil dalam kesederhanaan menggunakan pakaian tradisonal yang menggunakan hanya sedikit kain penutup badan. Sampai-sampai Einstein bilang, rasanya sangat sulit dipercaya dalam dunia moderen masih ada orang seperti Gandhi. Gandhi adalah spiritualiatas yang hidup dalam ruang waktu, dalam konteks sosial yang nyata. Spiritualitas yang mengejawantah dalam hidup keseharian.
Namun sangat tragis, saat akan memimpin doa pada 30 Januari 1948 , ia ditembak dari jarak sangat dekat oleh Nathuram Godse, seorang radikalis, pengikut nasionalis Hindu militan dari kelompok garis keras yang meyakini bahwa Gandhi terlalu berfihak pada kelompok Muslim.
Pejuang anti kekerasan yang berjuang tanpa rasa dendam dan kebencian itu, akhirnya meninggalkan India yang diperjuangkan dan dicintainya. Meninggalkan dunia yang memang fana. Gandhi adalah teladan yang tak tergantikan dalam dunia moderen bahwa perjuangan non dan anti kekerasan adalah jalan yang pantas ditempuh menuju dunia damai.
BORDEAUX makin mengkilap setelah menjalani serangkaian makeover yang menakjubkan, dan daerah-daerah kebun anggur penghasil wine terbaiknya pun tampak bersuka cita menyambut para pelancong dari seluruh penjuru dunia. Kota di sebelah barat daya Perancis ini tak hanya sekedar bangga karena memiliki Chateau Margaux dan kawan-kawannya yang telah memompa perekonomian Bordeaux sejak abad ke-8, namun juga berkat kekayaan budaya yang dimiliki kota ini, yang terbukti dengan pujian dari UNESCO sebagai kota dari abad ke-18 dengan koordinasi urban dan arsitektural yang paling menawan. Wajah kota Bordeaux mungkin tak semanis seperti sekarang. Namun lihatlah kota Bordeaux hari ini. Kota tua yang rupawan, dengan bisnis dan bangunan yang menawan, namun dapat begitu cepat bersinergi dengan segala unsur kemudaan, termasuk kereta trem modern yang setiap hari melintasi jalan-jalan di alun-alun utama, kemudian melintasi halaman Grand Theatre karya Victor Louis yang tampak begitu kokoh dengan deretan pilar bergaya Corinthian-nya. Dan tepat di depan Place de la Bourse, mereka telah menginstal "miroir d'eau" atau cermin air, genangan air paling indah yang bisa Anda temukan di Eropa.
Selepas berjalan-jalan mengelilingi kota, kemudikan kendaraan Anda melintasi kebun-kebun anggur dengan jalanan yang keriput dan bergelombang di kawasan Medoc. Di sana, Anda dapat merasakan aura Bordeaux yang mewah dan penuh kharisma bagai bangsawan tua, dengan jajaran bangunan puri berpagar besi.
Perkebunan Anggur
Perkebunan Anggur
Sedangkan dari balik dinding batu yang mengelilingi hampir semua kebun anggur, tampak papan nama menatap Anda dengan penuh sukacita. Papan-papan tersebut memperkenalkan diri mereka sebagai Latour, Lafite, Margaux, Pichon, dan Longueville, beberapa nama paling istimewa yang sekarang merajai industri wine dunia. Tentu saja untuk bisa menyelinap masuk ke dalamnya adalah sesuatu yang hampir mustahil bagi orang biasa.
Suasana luar perkebunan anggur Chateau Smith Haut Lafitte di Martillac, dekat Bordeaux, Prancis
Namun Anda tak perlu berkecil hati karena beberapa rumah anggur yang belum begitu bisa membanggakan namanya akan selalu bersedia membukakan gerbang untuk kunjungan Anda, dan para Bordelais ini juga akan dengan bahagia menemani Anda menyesatkan diri dalam sejarah dan citarasa anggur Bordeaux yang mempesona. ---------------- Peta: (A) Bordeaux - (B) Château Smith Haut Lafitte, 33650 Martillac, France
2016 Bordeaux River Odyssey: Villages & Vineyards
Published on May 9, 2014
"The flavor of wine is like delicate poetry." So said the eminent French scientist and wine-making expert, Louis Pasteur. Savor diverse French varietals for yourself during a leisurely 10-night cruise aboard Vantage's own ms River Navigator, a Deluxe, state-of-the-art vessel designed with the American traveler in mind. Boarding in Bordeaux — global capital of the wine industry — you'll glide past bountiful hillside vineyards, visit local wine chateaux, and relish the fine wines and culinary delicacies for which this region is celebrated. Enjoying both French viticulture and history along your route, you'll tour Saint-Émilion's ancient Monolithic Church, dine at an elegant wine estate in the heart of the vineyards, take a day-long excursion to the picturesque Bassin d'Arcachon, and sample a feast of regional flavors at nearly every river bend. Brand new for 2015 — this incomparable journey through the world's premiere wine-growing region will inspire the imagination and tempt the taste buds of any true wine lover!