Ali Bagus, Lulusan ITB yang Sukses Bisnis Kuliner
Jumat, 15 Maret 2013
Ali Bagus, Lulusan ITB yang Sukses Bisnis Kuliner
Oleh: Ageng Rustandi
Kamis, 8 September 2011 | 08:15 WIB
INILAH.COM, Bandung - Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) kerap identik dengan pekerjaan yang berbau teknologi. Tapi tidak bagi Ali Bagus Antra Suantara (28) yang sukses berbisnis kuliner dengan restonya Bebek Garang Segar Merangsang.
Ali merupakan lulusan Jurusan Planologi ITB tahun 2006. Bersama temannya yang juga alumnus ITB Jurusan Teknik Elektro, Wawan Wardany (28), Ali tampil sebagai seorang wirausaha muda sukses dengan bisnis kuliner.
Berkat bisnis kuliner berbahan dasar hewan unggas tersebut, Ali pun meraih beberapa penghargaan. Di antaranya 'Shell Start Up Award' untuk kategori wirausaha muda pada Juli 2010, penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM pada Januari 2011, dan finalis 'Wirausaha Muda Mandiri' pada Maret 2011 lalu.
“Alasan saya untuk berbisnis khususnya di kuliner karena ingin punya pekerjaan yang benar-benar memberikan dampak konkret pada perekonomian masyarakat. Karena sebelumnya juga saya sempat bekerja sesuai bidang saya planologi,” ujar Ali saat ditemui INILAH.COM di salah satu outlet Resto Bebek Garang di Jalan RE Martadinata Kota Bandung, Rabu (7/9/2011).
Saat bekerja sebagai seorang ahli planologi (tata ruang wilayah), Ali tidak menemukan kepuasan. Pasalnya, Ali menilai rekomendasi yang diberikan ahli planologi tidak bisa sepenuhnya diterapkan pemerintah karena keputusan yang diambil kerap berbenturan dengan kepentingan politik.
Berbisnis memang bukan suatu hal baru bagi Ali. Begitu lulus dari ITB, dia bersama rekan-rekannya memulai bisnis percetakan. Namun bisnis percetakan yang dibangunnya tersebut hanya mampu bertahan tidak lebih dari dua tahun.
Ali merupakan lulusan Jurusan Planologi ITB tahun 2006. Bersama temannya yang juga alumnus ITB Jurusan Teknik Elektro, Wawan Wardany (28), Ali tampil sebagai seorang wirausaha muda sukses dengan bisnis kuliner.
Berkat bisnis kuliner berbahan dasar hewan unggas tersebut, Ali pun meraih beberapa penghargaan. Di antaranya 'Shell Start Up Award' untuk kategori wirausaha muda pada Juli 2010, penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM pada Januari 2011, dan finalis 'Wirausaha Muda Mandiri' pada Maret 2011 lalu.
“Alasan saya untuk berbisnis khususnya di kuliner karena ingin punya pekerjaan yang benar-benar memberikan dampak konkret pada perekonomian masyarakat. Karena sebelumnya juga saya sempat bekerja sesuai bidang saya planologi,” ujar Ali saat ditemui INILAH.COM di salah satu outlet Resto Bebek Garang di Jalan RE Martadinata Kota Bandung, Rabu (7/9/2011).
Saat bekerja sebagai seorang ahli planologi (tata ruang wilayah), Ali tidak menemukan kepuasan. Pasalnya, Ali menilai rekomendasi yang diberikan ahli planologi tidak bisa sepenuhnya diterapkan pemerintah karena keputusan yang diambil kerap berbenturan dengan kepentingan politik.
Berbisnis memang bukan suatu hal baru bagi Ali. Begitu lulus dari ITB, dia bersama rekan-rekannya memulai bisnis percetakan. Namun bisnis percetakan yang dibangunnya tersebut hanya mampu bertahan tidak lebih dari dua tahun.
Akhirnya bersama Wawan, Ali mulai banting setir sebagai pengusaha kuliner pada 2008. Bebek menjadi bahan dasar penganan yang dipilihnya dan diambil nama Bebek Garang dengan slogan yang nyleneh, ‘Segar Merangsang’.
“Selama ini bebek dicap sebagai penganan kelas PKL. Dan melalui resto Bebek Garang kita angkat penganan berbahan dasar bebek ini ke kelas restoran namun dengan harga yang masih terjangkau. Selain itu, kota Bandung pun dikenal sebagai surga kuliner dan fesyen,” terang pria kelahiran Bandung, 28 Januari 1983.
Setelah tiga tahun berdiri, Bebek Garang telah memiliki lima outlet, yakni di Jalan Sulanjana, Braga, Bandung Supermal, RE Martadinata, serta di Kota Bandung.
“Di tahun ini kita pun menargetkan untuk buka minimal dua outlet lagi, satu di Bandung dan satu di Jakarta. Dan dari empat outlet yang ada, di luar yang di Jalan Riau (RE Martadinata), omzet kita sudah mencapai Rp500 juta per bulan. Intinya terus berinovasi dan jangan mudah menyerah,” pungkas pria yang berencana menikah pada 2012 tersebut.[den]
Sumber: inilah.com
“Selama ini bebek dicap sebagai penganan kelas PKL. Dan melalui resto Bebek Garang kita angkat penganan berbahan dasar bebek ini ke kelas restoran namun dengan harga yang masih terjangkau. Selain itu, kota Bandung pun dikenal sebagai surga kuliner dan fesyen,” terang pria kelahiran Bandung, 28 Januari 1983.
Setelah tiga tahun berdiri, Bebek Garang telah memiliki lima outlet, yakni di Jalan Sulanjana, Braga, Bandung Supermal, RE Martadinata, serta di Kota Bandung.
“Di tahun ini kita pun menargetkan untuk buka minimal dua outlet lagi, satu di Bandung dan satu di Jakarta. Dan dari empat outlet yang ada, di luar yang di Jalan Riau (RE Martadinata), omzet kita sudah mencapai Rp500 juta per bulan. Intinya terus berinovasi dan jangan mudah menyerah,” pungkas pria yang berencana menikah pada 2012 tersebut.[den]
Sumber: inilah.com
0 comments:
Posting Komentar