"Kita butuh SDM bidang kemaritiman. Banyuwangi bakal diperkuat secara terintegrasi, dari sisi perikanannya, hingga wisata baharinya," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo saat mengunjungi Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jumat (6/2/2015).
Dia mengatakan, selain pengembangan BPPP, pemerintah juga akan membangun Politeknik Perikanan Negeri di Banyuwangi. Indroyono langsung memerintahkan jajarannya untuk memproses pendirian kampus tersebut. Tahun ini dimulai penyiapannya, sehingga awal tahun depan sudah bisa dibangun. Adapun pemerintah daerah diminta segera menyiapkan lahannya.
"Disiapkan dana Rp150 miliar untuk Poltek Perikanan. Pemerintah terus memperkuat sektor maritim. Banyuwangi bisa menjadi basis karena potensinya besar," kata dia.
Selain sudah mempunyai BPPP, Banyuwangi juga memiliki SMK maritim, industri galangan kapal dan potensi wisata bahari yang besar.
Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Suseno Sukoyono mengatakan, BPPP Banyuwangi didesain dengan keunggulan penggunaan kurikulum pelatihan internasional bekerja sama dengan banyak negara.
“Fasilitas kami di BPPP Banyuwangi sangat lengkap. Selain itu kita menyelenggarakan pelatihan menggunakan kurikulum internasional yang berbasis dunia usaha dan dunia industri. Kita juga memiliki studi pengolahan perikanan budidaya, rumput laut dan pengembangan wisausaha perikanan. Balai diklat di Banyuwangi tidak hanya kami jadikan centre of excellence di Indonesia, bahkan untuk level Asia Tenggara,” urai Suseno.
Banyuwangi dipilih sebagai centre of excellent SDM oleh KKP karena beberapa alasan. Pertama, daerah berjuluk The Sunrise of Java ini memiliki instrumen pendidikan yang lengkap di bidang kemaritiman, mulai SMK sampai perguruan tinggi. “Dapat dilihat di sini ada SMK, akademi dan universitas yang memiliki jurusan di bidang kelautan dan perikanan," ujarnya.
Kedua, Banyuwangi juga telah memiliki penyuluh perikanan yang mumpuni. “SDM Banyuwangi sendiri juga kami lihat rata-rata memiliki keuletan yang tinggi untuk meraih cita-cita. Ini adalah modal utama dalam keberhasilan membangun SDM yang berkualitas,” imbuh Suseno.
Banyuwangi, lanjut Suseno, juga memiliki sumber daya alam yang mendukung. Salah satunya kualitas air sangat baik yang mendukung pengembangan budidaya perikanan air tawar salah satunya sidat yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. “Hasil tes laboratorium di dalam 25 ml air di Jakarta mengandung 500 ribu bakteri, sementara di Banyuwangi kurang dari 10.000. Ini berarti airnya sangat sehat. Dari data kami, sidat Banyuwangi terbaik di dunia, tidak hanya di Indonesia. Makanya sidat Banyuwangi banyak diekspor,” kata Suseno.
Hal terpenting, lanjut Suseno, dipilihnya Banyuwangi tidak lepas dari adanya komitmen pemerintah daerah yang tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM. “Kami juga melihat faktor leader yang memiliki keberpihakan dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia,” cetus Suseno.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut positif dipilihnya Banyuwangi sebagai centre of excellence SDM KKP. Ini sejalan dengan pemerintah kabupaten Banyuwangi yang menjadikan bidang perikanan dan kelautan sebagai salah satu visi pembangunan daerah.
Banyuwangi sendiri telah memiliki 2 SMK perikanan dan satu SMK pelayaran. Selain itu Universitas Airlangga Banyuwangi juga memiliki jurusan budidaya perikanan.
“Kami melihat potensi bidang maritim di Banyuwangi sangat besar apalagi kita memiliki pantai terpanjang di Jawa Timur dan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Muncar. Karena itu pengembangan dunia maritim sudah menjadi komitmen dalam visi pembangunan Banyuwangi,” kata Anas.
Anas, melanjutkan, salah satu komitmen pengembangan SDM bidang maritim, dirinya juga telah meminta kepada pemerintah provinsi untuk menjadikan Banyuwangi sebagai pilot project pendirian SMK Maritim di Jawa Timur. “Kami memandang ini sebagai langkah strategis investasi SDM jangka panjang untuk kemajuan dunia kelautan dan perikanan Banyuwangi di masa yang akan datang,” pungkas Anas.