powered by Google

Pemenang Kehidupan adalah Orang Yang Tetap Sejuk di Tempat Yang Panas

Rabu, 26 Februari 2014

From: Retianto Suwondo Sumrah
Date: Tue, 25 Feb 2014 22:05:10 -0800 (PST)
Subject: Re: [Senyum-ITB] Apa Lionair bisa menghanguskan tiket keterlambatan nya sendiri?- Dephub




Saya sependapat dengan cara pandang seperti ini..
Penyelesaian masalah akan menjadi  lebih mudah bila dilakukan dengan kepala dingin. Energi yang diperlukan untuk itu juga menjadi  lebih sedikit tentunya.....
Mungkin tulisan berikut  ini dapat memberikan inspirasi....  

Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah.
Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut.

Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu.
Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.
Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya,
"Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?"
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain".

"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali", bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita.
Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita.
Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri".

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.
Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi.
Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi.
Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba2 jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain?
Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?

Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak!
Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai...

Salam,
RS / EL76


---------------------------

On Wednesday, February 26, 2014 11:55 AM, Deva Choesin wrote:

Saya boleh dibilang pelanggan setia LionAir terutama route Jak/Sin/Jak, dan pengamatan saya, mereka memang masih harus banyak belajar. Tapi yang pasti, karena mereka adalah LCC (Low Cost Carrier), layanan mereka tidak bisa disamakan dengan SQ, CX atau GA. Jadi kalau ada masalah, saya biasanya melakukan dengan pendekatan halus, tidak perlu marah-marah, tidak perlu curiga karena mereka saya anggap petugas yang patuh atas aturan yang berlaku (kalau bahasa Inggrisnya, mereka masih "wet behind the ear" atau bahasa kita, masih bau kencur).

Belakangan ini, kelihatannya kapasitas Jak/Sin/Jak, agak berlebihan. Mereka sering sekali membatalkan satu atau lebih dari 6 penerbangan per hari. Jadi kalau saya ke Jakarta dengan JT 151 20:00 dibatalkan, saya dipindah ke JT 159 21:20. Kalau datangnya agak pagian, saya bisa minta mereka rubah ke JT 161 19:00. Tidak perlu marah, tidak perlu kesal. Saya juga punya kebiasaan untuk cek jadwal dulu lewat internet ada perubahan atau pembatalan sebelum pergi ke airport, jadi sudah antisipasi harus bagaiman nantinya.

Memang kadang-kadang dapat yang judes, seperti awal tahun ini saya bawa koper 18kg, mereka bilang tidak bisa karena peraturan hanya boleh 15kg. Saya bilang sejak kapan? Dia menjawabnya sejak January 2014. Betul juga, saya baru baja di website LionAir ada aturan baru, tapi, siapa sih yang baca? Jadi aja saya harus bongkar koper, keluarin yang agak berat (buku dan majalah), taruh di ransel PC saya. Koper sekarang dibawah 17kg, dan si judes mau menerimanya tanpa harus bayar excess baggage. Ya kembali, mereka masih bau kencur dalam hal pelayanan.

Jadi kalau saya melihat masalah-masalah di LionAir, sering kali karena tidak ada level "super-supervisor" yang bisa jadi wasit penentu. Dalam case anda, kelihatannya ada dua interpretasi yang berbeda. Yang melakukan booking/check-in dari Medan seharusnya memberi tahu Jakarta bahwa ada penumpang yang telat. Mereka "assume" bahwa Jakarta mengerti. Yang di Jakarta, business as usual. Ada tempat kosong, kasih saja dengan first come first basis. Yang masih "open question" adalah kenapa mereka mengatakan penumpang sudah boarded padahal baru check-in? Ini yang harus mereka selidiki. Aturan sudah jelas, kalau ada yang check-in dan tidak board/naik ke pesawat, manifest harus di update. Kalau tidak, mereka bisa kena penalty. 

Regards,
Deva
 

Read more...

Ketoprak "Nogososro Sabuk Inten" di Radio Pati

Senin, 24 Februari 2014



Sinetron "Nogososro Sabuk Inten' (Indosiar Version)

----------------------------

From: "hadi ismoyo"
Date: Tue, 25 Feb 2014 00:39:01 +0000
Subject: Re: [Senyum-ITB] Cerita bersambung: Kyai Gringsing dan Api di Bukit Menoreh


Pak Sjaaf,

Dulu saya mengikuti cerita ini melalui Ketoprak, Kodam VII Diponegoro di Radio Pati. Di putar setiap mingggu siang sekitar jam. 11.00-13.00. Saat istirahat siang sepulang dari sawah, pastilah ngumpul di depan Radio mendengarkan cerita itu. Alur ceritanya diambilkan dari buku SH Mintardja.

Kalau Api di Bukit Menoreh, membacanya sepotong sepotong, dari Koran Bekas dan sekali sekali nyewa di Perpustakaan Swasta. Tapi rupanya ada ratusan jilid seperti dituturkan Bli Eric, jadi kayaknya kenangan saya tentang cerita ini tidak selengkap Nogososro yg banyak dijumpai versi Ketopraknya.

Anak anakku sekarang kalau di sodori Kitab Wayang dan Buku Silat Jawa, tak pernah disentuh..........kalau Manga dan Game.......hemmmm bisa lupa segalanya. Zaman memang sudah berubah.



Salam Cerita Silat Jawa.
Hdi-TM87
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



From: Saifuddien Sjaaf 
Date: Tue, 25 Feb 2014 06:48:19 +0700
Subject: Re: [Senyum-ITB] Cerita bersambung: Kyai Gringsing dan Api di Bukit Menoreh



Mas Herry, Mas Erik dan rekan alumni lainnya yang saya hormati,

Ini ketemu yang NOGOSOSRO SABUK INTEN, yang bisa diunduh di tautan ini 

yang kalau dibaca sejari 10 halaman, bisa setahun baru habis. He he Atau 70 halaman seminggu, biar sama-sama setahun ya.

Semoga kembali menikmati kenangan masa muda dahulu ketika membaca dari bukunya.



Salam
Saifuddien Sjaaf / TK-64

Read more...

Api di Bukit Menoreh 1

Karya: S.H. Mintardja
Gambar Kulit: Herry Wibowo
Ilustrasi: Sudyono
Penerbit Kedaulatan Rakyat Jogjakarta 


Api di Bukit Menoreh 1


Sekali-sekali terdengar petir bersabung di udara. Setiap kali suaranya menggelegar memenuhi lereng Gunung Merapi. Hujan diluar se-akan2 tercurah dari langit.
Agung Sedayu masih duduk menggigil diatas amben bambu. Wajahnya menjadi kian pucat. Udara sangat dingin dan suasana sangat mencemaskan.
“ Aku akan berangkat “ tiba2 terdengar suara kakaknya,Untara dengan nada rendah.
Agung Sedayu mengangkat wajahnya yang pucat. Dengan suara gemetar ia berkata“ Jangan, jangan kakang berangkat sekarang”
“Tak ada waktu“ sahut kakaknya “sisa2 laskar Arya Penangsang yang tidak mau melihat kenyataan menjadi gila dan liar. Aku harus menghubungi paman Widura di Sangkal Putung. Kalau tidak, korban akan berjatuhan. Anak2 Paman Widura akan mati tanpa arti. Serangan itu akan datang demikian tiba- tiba”.
“ Tidakkah ada orang lain yang dapat menyampaikan berita itu? Potong adiknya.
“ Tak ada orang lain “ sahut kakaknya.
“ Tetapi…. “ bibir Sedayu gemetar.
“ Aku harus pergi “ Untara segera bangkit. Tetapi tangan adiknya cepat2 menggapai kainnya.
“ Jangan,jangan “ adiknya berteriak “aku takut”
Untara menarik nafas panjang. Katanya “ kau hanya akan berada di rumah ini sendirian malam nanti. Besok kau pergi ke Banyu Asri. Kau akan tinggal disana sampai aku pulang”.
“ Aku takut,justru malam ini “ sahut adiknya “ bagaimana kalau laskar yang liar itu datang kemari “
“ Mereka tak akan datang kemari “ jawab kakaknya “ aku tahu pasti. Mereka akan menyergap Paman Widura. Karena itu aku harus pergi”
“ Tidak - tidak “ mata Sedayu mulai basah. Dan akhirnya dari matanya itu melelehkan air mata.
Sekali lagi Untara menarik nafas panjang-panjang. tanpa sesadarnya ia terlempar kembali, duduk disamping adiknya. Hatinya menjadi bingung. Ia tidak dapat berpangku tangan terhadap laskar Widura yang sedang terancam bahaya. Tetapi adiknya benar2 penakut. Anak yang telah mendekati usia 18 tahun itu sama sekali menggantungkan dirinya kepada orang lain. Sepeninggal ayahnya beberapa tahun yang lampau dan ibunya yang baru beberapa bulan, maka anak itu hamper tidak pernah berpisah darinya. Apalagi didalam kekalutan keadaan seperti saat itu. Sehingga dengan demikian Untara merasa se-akan2 memelihara anak bayi.
“ Sedayu” katanya kemudian “umurmu telah hampir 18 tahun. Dalam usia itu Adipati Pajang yang dahulu bernama mas Karebet, telah menggemparkan Demak, dan sekarang dalam usia yang muda pula, Sutawijaya berhasil melawang Penangsang yang perkasa “
“Aku bukan mereka“ jawab Sedayu
Untara mengeleng-gelengkan kepalanya, katanya “setidak-tidaknya kau harus malu kepada dirimu sendiri”
“Tetapi aku takut” Sedayu tidak menghiraukan kata-kata kakaknya.
Kembali Untara termenung. Adalah salahnya sendiri, apabila pada masa kanak-kanaknya adiknya itu terlalu dilindunginya. Kenakalan kawan-kawannya pasti akan dihadapinya. Karena itulah maka Sedayu terlalu tergantung padanya. Dan sampai masa dewasanya, ia tidak mampu berdiri diatas kakinya sendiri. Meskipun adiknya itu selangkah dua langkah diajarnya juga cara-cara membela diri dan didalam latihan-latihan dapat juga menunjukkan kelincahan dan ketangkasan, namun kelincahan dan ketangkasannya itu terbatas dibelakang dinding-dinding rumahnya. Hatinya terlalu kecil untuk berhadapan dengan dunia. Terasa betapa kerdil jiwanya. Apalagi setelah didengar oleh Agung Sedayu, betapa laskar Penangsang yang sedang berputus asa itu berkeliaran dilereng gunung Merapi.
Untara kini benar-benar kebingungan. Ia menjadi gelisah, sedang waktu merambat terus kepusat malam. Dan hujan masih saja memukul atap-atap rumah dan dedaunan.
Tiba-tiba Untara mengangkat wajahnya, gumamnya “Bagaimana kalau kau ikut”. Namun terasa hatinya sendiri beragu. Kalau ada bahaya diperjalanan dan adiknya itu kena cidera, maka seluruh sanak keluarganya, terutama paman dan bibinya di Banyu Asri akan menyalahkannya.
Agung sedayu memandang wajah kakaknya yang suram. Ia tidak mengerti kenapa kakaknya, pada malam yang gelap dan hujan yang pekat, memaksa diri pergi ke Sangkal Putung. Ketika Sedayu sedang mencoba untuk berpikir, terdengar kakaknya berkata “Bagaimana Sedayu? Kau tinggal dirumah, atau kau ikut serta?”
“Kedua-duanya tidak menyenangkan” jawab Agung Sedayu.
“Kau harus memilih salah satu dari keduanya” jawab kakaknya, yang akhirnya tidak menemukan jalan lain. Sebab yang melingkar-lingkar didalam dadanya adalah “laskar paman Widura harus diselamatnyan”, dan itu adalah kewajibannya.
Agung Sedayu menjadi bingung. Keduanya sama sekali tak menarik baginya. Tetapi ia tidak dapat merubah keputusan kakaknya untuk pergi ke Sangkal Putung. Karena itu akhirnya ia memilih untuk ikut serta meskipun dengan dada yang berdebar-debar.
“Bagaimana kalau kita berjumpa dengan laskar itu diperjalanan” bertanya Agung Sedayu.
“Kemungkinan yang sama dengan kedatangan mereka kerumah ini” sahut kakaknya.
Agung Sedayu tidak bertanya lagi. Ketika kakaknya berdiri dan meraih kerisnya dari glodog disamping pembaringannya, Agung Sedayupun berdiri pula. Dibetulkannya letak pakaiannya dan kemudian diteguknya air sere dari mangkuk bamboo dengan bibir yang gemetar. Namun hatinya tidak mau tenang juga.
“Bawa kerismu” perintah kakaknya.
Agung Sedayu menjadi semakin gelisah, tetapi dengan tangan yang menggigil disisipkannya kerisnya dipinggang kiri.
Diikutinya langkah kaki kakaknya melompati tludak pintu menuju ke kandang kuda dibelakang rumah. Namun ketika mereka telah berada diatas punggung-punggung kuda, kembali Agung Sedayu berdesah “Apakah pekerjaan ini tidak dapat ditunda?”
Kakaknya menggeleng “tidak” jawabnya “besok pagi-pagi laskar yang liar itu akan menghantam paman Widura”
Agung Sedayu memandang malam yang pekat dengan dada yang berdentang-dentang. Pakaiannya telah basah kuyup oleh hujan yang semakin deras.
“Berdoalah” bisik kakaknya “Tuhan bersama kita”
Agung Sedayu menggangguk kecil. Tampaklah bibirnya bergerak-gerak. Disebutnya nama Allah Maha Pemurah dan Maha Pengasih.
Kemudian bergeraklah kuda-kuda itu menyusup kedalam kekelaman malam.
Sesaat kemudian mereka meninggalkan padukuhan Jati Anom menuju kearah timur. Dibelakang mereka berdiri tegak gunung Merapi yang berselimut kepekatan malam dan kepadatan butir-butir air hujan yang berjatuhan dari langit. Ketika guruh menggelegar diudara dan kilat menyambar diatas kepala mereka sekilas tampaklah jalan yang menjalur dibawah kai-kaki kuda mereka. Becek dan merah, diwarnai oleh tanah liat yang telah bertahun-tahun sedikit demi sedikit meluncur dari lereng-lereng bukit.
Untuk beberapa saat mereka berdiam diri terpaku diatas punggung kuda masing-masing. Hanya setiap kali Agung Sedayu selalu menoleh kepada kakaknya, seakan-akan takut ditinggalkannya. Tetapi kakaknya itu selalu menundukkan kepalanya. Sebenarnyalah ia sedang berpikir. Apakah yang kira-kira akan terjadi diperjalanan dan apakah yang akan terjadi besok apabila laskar yang liar itu benar-benar akan menyerang. Kedudukan Widura tidak begitu menguntungkan dan jumlah orangnyapun tidak begitu banyak, sebab Sangkal Putung bukanlah daerah yang langsung menghadapi pertempuran. Tetapi sisa-sisa laskar Arya Penangsang yangtidak mau melihat kekalahan Adipati Jipang itu berusaha untuk menimbulkan keributan dimana-mana. Mereka berkeliaran, bahkan melingkari Pajang dan kemudian menyerang daerah-daerah yang jauh dibelakang garis perang. Mereka datang setiap saat, dan kemudian menghilang seperti hantu. Hutan-hutan jati dan bahkan hutan-hutan belukar menjadi tempat persembunyian mereka.
Demikianlah petang tadi, sampang Untara menerima berita tentang laskar yang telah kehilangan tujuan perjuangannya itu. Merkea berhasrat untuk menyerang Sangkal Putung Timur. Dan agaknya Widura sama sekali tidak menduga. Namun lumbung-lumbung yang padat di Sangkal Putung, pasti akan dapat memberi perbekalan yang baik bagi laskar yang liar itu. Dan memang itulah tujuan mereka.
Angan-angan Untara terputus ketika mendengar adiknya berbisik “Kakang, kau melihat bayangan dihadapan kita?”
Untara mengerutkan keningnya “Ya” jawabnya.
“Orang?” berbisik Agung Sedayu.
Untara menggeleng “Jangan mengada-adaSedayu. Bukankah itu batang pohon jati yang roboh karena angina tiga hari yang lampau?”
Sedayu mempertajam pandangannya. Namun bayangan itu seperti seseorang yang bertubuh raksasa menghalang dipinggir jalan. Tiba-tiba bulu-bulunya meremang dan hatinya menjadi tegang. Ia merapatkan kudanya kesisi kuda kakaknya.
“Hem” kakaknya menggerang “Kau bukan anak-anak lagi Sedayu. Seharusnya kau berani menempuh perjalanan ini seorang diri”
Sedayu diam saja. Tetapi hatinya masih tegang.
Ketika kilat menyambar dilangit, dan nyalanya memenuhi lereng gunung Merapi itu, Sedayu menarik nafas panjang, Bayangan itu benar-benar pokok pohon jati yang patah diputar angin.
Tetapi baru saja Sedayu bernafas lega, tiba-tiba kembali dadanya berdebar-debar. Tidak jauh dihadapan mereka terbentang padang rumput dan beberapa ratus langkah lagi, tampak tegak sebatang pohon beringin raksasa. Daerah yang biasa disebut Lemah Cengkar.
“Kita lewat jalan ini?” terdengar suaranya lirih diantara gemerisik hujan.
“Kenapa?” Tanya kakaknya.
Agung Sedayu tidak menjawab. Tetapi kakaknya sudah tahu jawabnya “Kau takut macan putih yang menjagai beringin itu?”
Agung Sedayu mengangguk.
“Tidak” kakaknya meneruskan “Kita tidak lewat Lemah Cengkar. Kita ambil jalan memintas. Kita belok ke kanan”
“Lewat jalan dipinggir hutan belukar?” Sedayu menjadi semakin cemas.
“Ya” jawab kakaknya.
“Macanan?” desak adiknya.
“Ya”
Sedayu semakin gelisah. Katanya “Bagaimana kalau kita tiba-tiba berjumpa dengan seekor harimau. Bukankah daerah Macanan itu terkenal dengan harimau belangnya?”
“Harimau belang itu tidak seganas Macan Putih di Lemah Cengkar” Untara menakut-nakuti adiknya, meskipun ia sama sekali tidak takut terhadap macan putih maupun harimau belang. Namun lewat Macanan jalan bertambah dekat.
Aung Sedayu terbungkam. Namun tubuhnya terasa menggigil. Menggigil karena hatinya yang keciut dan menggigil karena dingin. Tetapi kuda mereka berjalan terus. Bahkan ketika Untara mempercepat lari kudanya, Sedayupun segera melecut kudanya pula. Ia tidak mau berjarak lebih tebal tubuh kudanya dari kuda kakaknya.
Perjalanan mereka menjadi kian sulit. Tanah yang liat dijalan-jalan sempit itu tampak merah kehitam-hitaman. Dihadapan merke terbentang hutan belukar. Pandangan mata Untara yang tajam jauh mendahului kaki-kaki kudanya.
Tetapi tiba-tiba Untara mengangkat alisnya. Ketika kilat menyambar ia melihat sesuatu dihadapannya. Kali ini ia melihat bayangan. Bukan pokok kayu jati yang roboh. Dan bayangan itu dilihatnya menghilang diujung jalan.
Untara menjadi berdebar-debar. Ia menoleh kapada adiknya, namun agaknya Sedayu belum melihatnya.
Untara sendiri tidak pernah menjadi takut apapun yang berada didepannya. Tetapi kali ini ia membawa adiknya. Seandainya bayangan itu seekor harimau, maka akan mudahlah untuk mengatasinya. Harimau tidak selalu menyerang seseorang. Kalau harimau itu tidak berdiri ditengah jalan, maka seandainya harimau itu lapar, kuda-kuda mereka akan dapat berlari lebih kencang dari harimau itu. Meskipun seandainya harimau itu mengadang mereka, Untarapun tidak takut, sebab telah dua kali ia terpaksa berkelai dengan harimau, dan harimau-harimau itu selalu berhasil dibunuhnya. Dibunuh dnegan keris yang terselip dipinggangnya itu.
Tetapi bayangan yang bergerak dan menghilang kedalam hutan adalah bayangan yang tegak diatas kakinya. Ia melihat dengan ketajaman matanya.Dan ia pasti bahwa bayangan itu adalah bayangan seseorang.
Untara menarik nafas untuk merdedakan debar jantungnya. Sekali lagi ia memandangi adiknya, bahkan tanpa disengaja ia memperlambat kudanya.
Sedayupun cepat-cepat menarik kekang kudanya. Dengan nafas yang bekejaran ia bertanya “Ada apa kakang?”
“Tidak ada apa-apa” sahut kakanya “Jalanan dihadapan kita sangat licin”
“Oh” namun jantungnya menjadi semakin cepat berdentang.
Akhirnya Untara menghentikan kudanya. Dilontarkannya pandangan matanya kehutan dihadapannya “Apakah yang tersembunyi dibalik kekelaman itu?”
Hati Agung Sedayu semakin cemas, desisinya :Adakah sesuatu dihadapan kita?”
Untara berbimbang. Tidak seharunya ia menyembunyikan bahaya yang mungkin berada dibalik kehitaman hutan itu. Merkea harus berhati-hati. Tetapi kalau adiknya menjadi ketakutan, keadaan akan lebih jelek lagi.
“Kita lampaui daerah yang licin ini dengan berjalan kaki” jawab kakaknya. Ia tidak menunggiu lebih lama lagi. Dituntunnya kudanya berjalan perlahan-lahan dengan penuh kewaspadaan. Ia tidak tahu siapakah yang berada diujung hutan itu. Kalai mereka menyerang dengan tiba-tiba, maka duduk diatas punggung kida akan menjadi lebih berbahaya. Seorang kawannya pernah mengalami nasib yang tidak menyenangkan, ketika ia mengalami serangan dengan cara pengecut. Dilintangkan oleh para penyerang itu, seutas tali untuk menjatuhkan kudanya. Kemudian dalam keadaan yang sulit kawannya itu tudak mampu mempertahankan diri. Dan kini iat tidak mau mengalami nasib serupa itu.Hati Sedayu menjadi bertambah kecut. Ia merasa sesuatu yang tidak pada tempatnya. Karena itu ia bertanya lagi sambil merapatkan diri disamping kakaknya “Adakah sesuatu yang berbahaya?”
Kakaknya tidak mau berbohong lagi. Jawabnya “Bersiaplah. Mungkin kita berjumpa dengan bahaya, tetapi mungkin pula kita mendapat teman”
Denyut nadi Sedayu seakan-akan berhenti. Dengan tergagap ia berkata “Kakang, apakah tidak sebaiknya kita kembali?”
“Nasib paman Widura tergantung kepada kita” sahut kakaknya.
“Tetapi nasib kita sendiri?” desak adiknya.
Untara tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan yang wajr. Tetapi ada sesuatu yang tidak dirasakan oleh adiknya itu. Ia merasa wajib untuk menyelamatkan laskar Widura, pamannya yang telah bertahun-tahun bersama-sama dalam satu ikatan perjuangan. Dan yang terakhir, mereka berdua berdiri dipihak Pajang dalam pertentangannya dengan Jipang. Karena itu ada beberapa dorongan yang kuat yang memaksanya untuk berjalan terus.
Karena Untara tidak menjawab, Sedayu mendesaknya “Kakang, kenapa kita tidak kembali. Bukankah nasib kita sendiri lebih berharga dari nasib siapapun juga?”
“Belum pasti kita akan menjumpai bahawa Sedayu. Bahkan mungkin kita akan mendapat teman seperjalanan. Syukurlah kalau yang berada diujung hutan itu anak-anak paman Widura sendiri”. Namun apa yang dikatakannya sama sekali tidak diyakininya. Sangkal Putung masih agak jauh.
“Adakan seseorang diujung hutan itu?” Sedayu semakin cemas.
“Ya” jawab Untara berat.
“Kakang lihat?” desak Sedayu.
“Ya” Untara menjadi semakin cemas. Kalau adiknya menjadi ketakutan, sulitlah keadaannya.
Apa yang diduganya itu benar-benar terjadi. Tiba-tiba Sedayu semakin merapatkan dirinya sambil merengek “Kakang, marilah kita kembali”
“Jangan Sedayu” jawab kakaknya membesarkan hati adiknya “Kita lihat siapakah yang berada diujung hutan itu”
“Mereka pasti laskar Arya Penangsang” sahut adiknya.
“Kenapa kita mesti takut kepada mereka?” bertanya kakaknya.
“Mereka adalah orang-orang sakti” jawab adiknya.
“Kita juga laki-laki seperti mereka, Sedayu” bombing kakaknya “Apabila mereka orang-orang sakti, mereka tidak akan dikalahkan oleh laskar Pajang”
“Kita bukan laskar Pajang” bantah adiknya.
“Aku salah seorang dari prajurit Pajang” potong kakaknya. Untara bukanlah seorang yang biasa menyombongkan dirinya. Tetapi ia mengharap adiknya mempunyai kepercayaan kepadanya dan tidak akan menyulitkan keadaanya seandainya ia benar-benar harus menghadapi bahaya.
“Tetapi aku bukan” rengek adiknya pula. Bahkan kini Sedayu telah mulai menarik-narik bajunya.
Untara menjadi gelisah. Tetapi ia tidak menjawab. Jarak mereka telah semakin dekat dan Untara tidak memutar langkahnya. Ketika adiknya akan berkata lagi, Untara berdesis “diamlah supaya orang – orang dimuka kita tidak tahu bahwa kau penakut. Dengan demikian mereka akan semakin berani. Dan mereka akan mempermainkan kita seperti kelinci.”
Sedayu terbungkam. Betapa ia menjadi sangat takut untuk menyatakan ketakutannya. Karena itu dengan lutut yang gemetar iapun berjalan terus.
Tiba – tiba Untara menggeram. Untunglah mereka tidak akan dapat melihat bamboo wulung yang kehitam - hitaman itu. Apalagi di dalam kepekatan hujan malam yang kelam. Namun ketajaman mata Untara dapat membedakannya dengan warna air yang keputih – putihan memantulkan cahaya cakrawala yang sangat lemah. Dan apabila kaki – kaki kuda mereka menyentuhnya, akibatnya akan mengerikan sekali.
Beberapa langkah dari bamboo yang melintang itu Untara berhenti. Tak ada seorangpun yang tampak. Namun ia yakin di dalam hutan, dibalik pohon – pohon yang rapat itu, pasti bersembunyi seseorang atau lebih.
Ketika Sedayu melihat bambu yang melintang itu, maka darahnya seakan – akan membeku. Ia pernah melihat cerita kakaknya tentang seseorang yang malang melanggar seutas tali yang terentang di jalan. Tetapi hatinya telah benar – benar dicekam oleh ketakutan sehingga sama sekali ia tidak berani berkata sepatahpun. Bahkan terasa lututnya semakin gemetar, dan seakan – akan ia telah tidak mampu lagi untuk berdiri tegak diatas kedua kakinya itu.
Sekali, Untara menarik nafas. Ia tak mau mendekat lagi. Sebab dengan demikian, ia akan berada didalam kedudukan yang kurang baik. Orang – orang yang berada di belakang rimbunnya daun – daun akan dapat melihatnya dengan jelas, sedang ia sendiri tak akan dapat melihat mereka. Karena itu, sengaja Untara menanti salah seorang dari mereka atau beberapa orang sekaligus datang kepadanya.
Untuk sesaat keadaan menjadi sunyi tegang. Nafas Sedayu terdengar berebut dahulu keluar dari hidungnya. Ia tidak berani berkata apapun, namun tangannya erat berpegangan baju kakaknya. Perlahan – lahan tangan Untara meraba tangan adiknya, dan dicobanya untuk melepaskan pegangan itu. Sebab setiap saat ia perlu bergerak cepat. Tetapi Sedayu berpegangan semakin erat bahkan sekali-sekali menariknya.
Untara menarik nafas.
Tiba-tiba Sedayu terkejut ketika kakaknya berkata lantang “ Biarkan mereka Sedayu. Kita tidak akan berbuat apa-apa. Namun kalau mereka mengganggu kita, kau baru boleh bertindak sesuka hatimu. Syukurlah kalau mereka sahabat-sahabat kita yang baik”
Sedayu tidak tahu maksud kata-kata itu. Bahkan debar jantungnya seperti akan memecah dadanya. Ia ingin mengatakan sesuatu namun mulutnya seperti telah tersumbat. (Bersambung)

Read more...

Video: Memahami fenomena "Generation Like"

Sabtu, 22 Februari 2014



FRONTLINE | Preview "Generation Like" | PBS

--------------------

From: Widodo 
Date: Sat, 22 Feb 2014 15:34:00
Subject: [sinergi-ia-itb] Generation Like



Baru nonton film di PBS yang berjudul "Generation Like". Sepertinya
topik ini dapat menjelaskan fenomena SocMed dan nilai akuisisi
perusahaan IT yang gila-gilaan.

Setelah menonton film ini, sedikit ada pencerahan kenapa
perusahaan-perusahaan socmed begitu tinggi dihargai (secara uang
tentunya). Bagaimana hubungannya antara socmed dan nilai uang?

Kata kuncinya adalah: iklan. Bagaimana bisa begitu? SocMed semacam FB
tidak begitu banyak muncul halaman iklannya. Dalam skenario ini,
"like" yang mengkaitkannya, dimana "customer" mempromosikan produk
tertentu.  Biaya promosi/iklan perusahaan sangat besar, ketika
customer ikut juga mempromosikan, perusahaan pasti akan senang
sekali. Produknya makin populer dengan sedikit promosi.

Seorang customer yang "like", akan menyebarkannya pada lingkungannya
yang akan berlanjut terus dengan efek getok tular.

Bagaimana dengan perusahaan semacam Google? Dia meningkatkan
pendapatan perusahaan dengan mempelajari perilaku penggunanya.
Semakin banyak data diperoleh, semakin dia mampu memperkirakan selera
setiap orang. Data itu dijual kepada para pemasang iklan untuk
menghasilkan "hit" lebih baik.

Pola pikir kita perlu diubah untuk memahami fenomena ini. Dari nilai
manfaat suatu aplikasi, menjadi nilai psikologis orang dalam
masyarakat sosial. Lebih kepada ilmu psikologi dan antropologi.
Istilah-istilah baru semacam "eksis" dan "cool", merupakan fenomena
psikologi.


Salam,
widodo.sw
EL-91

------------------

Keterangan Video:


Published on Jan 31, 2014
Coming to PBS 2/18. Exploring the revolving relationship between teens, social media, and corporate marketing.

Thanks to social media, today's teens are able to directly interact with their culture — artists, celebrities, movies, brands, and even one another — in ways never before possible. But is that real empowerment? Or do marketers still hold the upper hand? In "Generation Like," author and FRONTLINE correspondent Douglas Rushkoff ("The Merchants of Cool," "The Persuaders") explores how the perennial teen quest for identity and connection has migrated to social media — and exposes the game of cat-and-mouse that corporations are playing with these young consumers. Do kids think they're being used? Do they care? Or does the perceived chance to be the next big star make it all worth it? The film is a powerful examination of the evolving and complicated relationship between teens and the companies that are increasingly working to target them.


Read more...

Video: Konsep Volocopter cocok diterapkan di Indonesia


Volocopter VC200 First Flight


----------------------------------------
From: Bambang Setijoso
Date: Sat, 22 Feb 2014 05:14:27 +0000
Subject: RE: [Senyum-ITB] VC200-future-commuter-vehicle



Rekan Santri, assallammuallaikuuum,


Tampaknya dg konsep Velocopter, kita akan  punya future lebih bagus didunia penerbangan.
Cocok banget untuk diterapkan di Indonesia mengingat kondisi geographisnya.
Ini perlu di antisipasi dg baik, keburu kita dibanjiri velocopter dan tak punya kesempatan untuk ikut berkonstribusi dalam pengembangan dan produksinya.
Pengembangan dan produksinya boleh jadi lebih simpel dibanding dg pesawat2 besar yg konvesional.

Kebayang kalau diterapkan di Indo, kelak bisa ada jutaan melayang diatas udara Indonesia

Soal konsep, teknologi, uji terbang, perfromance dlsb, silahkan disimak dalam link berikut.

http://www.e-volo.com/




Salam manis
Pak Bambing



From: "Santri-91" 
Date: Fri, 21 Feb 2014 06:22:14 +0000
Subject: [Senyum-ITB] VC200-future-commuter-vehicle [1 Attachment]


Selamat siang semua. Barusan Santri dapat info dari senior, PL'86, ttg VC200-future-commuter-vehicle ini. Infonya, rencananya investor dari italy akan datang bertemu personal ex aviation lokal di bulan maret utk membicarakan ini.

Apakah ada yg sudah mengetahui secara detail ttg teknologi ini?


Santri, '91.
Khairunnas anfa'uhum linnas

-----------------------

Keterangan Video:

Published on Nov 20, 2013
Two years after the first manned Volocopter VC1, our e-volo team presented the two-seater VC200.
The first radio controlled flight tests took place on November, 17th 2013 in the dm-arena in Karlsruhe, Germany. The flight tests have been very successful. We performed 9 flights with a total airtime of 20 minutes and still some battery capacity remaining.
Our team was excited about the flight stability, the low vibration and the pleasant sonorous sound of the Volocopter.

Read more...

Indonesian Dream: Alumni ITB punya omzet lebih Rp 1T per tahun

Jumat, 21 Februari 2014

From: "B. Antariksa (Erik), 99Bali International
Date: Sat, 22 Feb 2014 04:07:06
To: Senyum-ITB<Senyum-ITB@yahoogroups.com>
Subject: [EL-ITB] Re: [Senyum-ITB] Indonesian Dream: Alumni ITB punya omzet lebih Rp 1T per tahun


Uda MDD dan Rekan2,

Ini salah satu jawaban Indonesian Dream, Alumni EL-ITB punya produk dg omzet lebih Rp 1T pertahun.
Lalu dia membuat iklan dg Alumni ITB, yaitu Mas Ari Travolta, dan ibu2 cantik sebagai modelnya.

Apa produknya?
Simak videonya di
http://senyum-itb.blogspot.com/2013/04/quantum.html

Hayo, siapa nama Alumni ITB yg punya produk dg omzet lebih Rp 1T per tahun ini?
Berhadiah loh.....



Salam kompax
Erik

-----Original Message-----
From: mdanildaud.milisitb
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 22 Feb 2014 00:20:03
Subject: Re: [Senyum-ITB] #WhatsAppStory

Jan Koum is One of American Dream. What about Indonesian dream?

Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network

Read more...

Video: Ritual Jan Koum, pendiri WhatsApp, yang mengharukan




WhatsApp's Founder Goes From Food Stamps to Billionaire

-------------------

From: Indra Djohari
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 22 Feb 2014 00:11:49
Subject: [Senyum-ITB] #WhatsApp Story



#WhatsAppStory

Jan Koum, pendiri WhatsApp, lahir & besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. Saat usia 16 tahun ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sbg "American Dream".

Di usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih supermarket. Hidup begitu pahit, begitu Koum membatin. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker. Mereka lalu hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya.

Koum lalu kuliah di San Jose University. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. Karena keahliannya sebagai programer, Jan Koum, diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. Ia bekerja di Yahoo selama 10 tahun. Di sini pula ia berteman akrab dengan Brian Acton.

Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo. Setelah resign dari Yahoo, mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkin menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka.

Setelah WhatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun tadi pagi, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan... Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun....

Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang.... Pelan2 matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dgm harga Rp 209 triliun.

Ia lalu terkenang ibunya yg sudah meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak....  Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya.  "Di tempat ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koum berbisik dalam hati. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi bilioner.

Impossible is nothing...(*)


----------------------
Keterangan Video:


Published on Feb 21, 2014
The $19 billion deal to sell WhatsApp Inc. to Facebook Inc. (FB) started at Yahoo! Inc. more than five years ago, when Jan Koum became disillusioned at the way Internet companies were fixated on advertising.

He left Yahoo in 2007 with one of the company's other engineers, Brian Acton, and started a company by 2009 that shuns advertising altogether. The strategy allowed them to concentrate on creating an easy-to-use messaging product instead of developing new ways to glean customer information for their marketing pitches, Koum said in a 2012 blog post.

"No one wakes up excited to see more advertising, no one goes to sleep thinking about the ads they'll see tomorrow," Koum said in the post. A hand-written note on the his desk reads: "No Ads! No Games! No Gimmicks!"

Read more...

Video: Deny Dwiantoro MS'97 menyelesaikan Program Doktoral di University of Florida-Gainesville.




Gainesville Florida Video Tour

Uploaded on May 17, 2010
Gainesville Florida Video showing Homes, Condos, Townhomes, Real Estate and Foreclosures. We love Gainesville and we made this video for your use. We would love to have you visit our town and see our beautiful city. Please take the time and take this Gainesville Video Tour.

--------------------

From: tempatotongmembawel
Sender: Senyum-ITB@yahoogroups.com
Date: Sat, 22 Feb 2014 00:32:54
Subject: [Senyum-ITB] Selamat untuk Doktor baru Bidang Manajemen Energi Terbarukan: Deny Dwiantoro (Mesin 97)


Turut mengucapakan selamat untuk rekan kita Deny Dwiantoro (Mesin 97) setelah menyelesasikan program doktoral di Univerisity of Florida-Gainesville.

Judul Disertasi:
"development of a methodology and evaluation tool for assessing the feasibility of implementing renewable energy system as an airport revenue source"

Konsentrasi keahlian:
Manajemen Konstruksi

Implikasi penelitian terhadap tanah air:
1. Pemberdayaan secara ekstensif untuk enerji terbarukan
2. Investigasi lanjut terhadap mekanisme penghitungan pembiayaan dari sisi publik dan swasta untuk membuktikan bahwa investasi renewable enerji bisa dilakukan pada biaya yang rendah (lower or at no upfront cost).

Tentang doktoral program di sini:
Status: beasiswa graduate research assistantship (UF-GRA); graduate student union (UF-GAU member)
49 bulan (12 bulan persiapan GRE/TOEFL/surat rekomendasi dari akademia and industri; 6 bulan cuti bolak-balik Indonesia (2X summer); 24 bulan kuliah wajib; 7 bulan disertasi). Waktu efektif yang dibutuhkan untuk kuliah 31 bulan. 

Semoga bisa membawa semangat dan dampak besar bagi perkembangan enerji terbarukan untuk "ketahanan enerji" NKRI tercinta,  Amiien...

Rencana ke depan:
 "biarkan mengalir seperti yang sudah-sudah"


Ditunggu kontribusinnya di tanah air, friend.



Salam,
MasOtong

-------------

Peta: (A) Miami Beach - (B) University of Florida, Gainesville, FL = 340 mi


View Larger Map

Read more...

Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) Minta Penggerak Teknologi Dukung "Smart City"

Selasa, 11 Februari 2014

Baca juga:

Video: Ahok dan Prof Suhono berdiskusi tentang Smart City


Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Wakil Gubernu DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam memberikan sambutan dalam IBM Expo, di Pacific Place, Jakarta, Selasa (14/5/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengharapkan agar penggerak teknologi tersebut dapat mendukung visi misi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki untuk mewujudkan Jakarta sebagai sebuah smart city.
Harapan ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam sambutannya di acara IBM Technology Conference and Expo 2013. Ajang teknologi terbesar di Indonesia ini menawarkan sistem dan perangkat lunak untuk meningkatkan komputasi bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Basuki pun mengharapkan, melalui acara ini, dapat memunculkan event kerjasama dengan Pemprov DKI yang lebih baik. "Sekarang saya mohon bapak-bapak dan ibu-ibu membantu kami untuk mewujudkan Jakarta Baru dengan konsep smart city," kata Basuki di Pacific Place Jakarta, Selasa (14/5/2013).
Saat ini, kata Basuki, pembayaran pajak online DKI menggunakan perangkat IBM. Bahkan, ia bermimpi untuk menyiapkan fiber optic hingga ke tingkat RW sehingga memudahkan warga mengurus surat-surat perizinan maupun administrasi secara online.
"Kebetulan pajak online kami menggunakan main frame IBM. Kami berpikir setiap keluruhan menyiapkanfiber optic, sehingga bapak ibu cukup datang di kantor terdekat, cukup secara online. Kita hanya taruh satu dua orang di kantor pusat," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Untuk diketahui, sistem ini sebagai jawaban untuk analisa big data security sistem teknologi pada perusahaan di masa depan. IBM Technology Conference & Expo adalah ajang tahunan yang menghubungkan pelangggan dengan mitra bisnis, serta vendor IBM software dan para pakar dibidang tekhnologi.
Editor : Ana Shofiana Syatiri

Read more...

Mengapa media banyak memberitakan Jokowi?

2014-02-10 8:41 GMT+07:00, Bambang Harymurti, Tempo :


Mengapa media banyak memberitakan Jokowi? 
Sebagai praktisi media saya akan berbagi cerita sbb:

1. Semua media umumnya mempunyai situs berita maya (on-line)

2. Keunikan situs berita on-line adalah kemampuannya untuk mendeteksi berapa orang membaca setiap artikel setiap detik (atau kurun waktu tertentu)

3. Para redaktur umumnya memantau berita mana yang banyak pembacanya. Untuk berita yang banyak pembacanya akan diprioritaskan untuk terus menerus diupdate sampai pembacanya menurun.

4. Maka redaktur akan mengalokasikan lebih banyak reporter untuk meliput berita yang "laku" 

5. Sampai sekarang berita tentang Jokowi selalu laku. Itu sebabnya pemberitaan tentang Jokowi amat banyak.

6. Uniknya sampai saat saat ini tingkat laku berita Jokowi tetap tinggi. Padahal biasanya tingkat laku berita seorang tokoh akan mengalami penjenuhan. Contohnya, berita tentang Dahlan Iskan sempat amat laku, tapi belakangan ini sudah biasa saja.

7. Mudah-mudahan penjelasan ini mudah dicerna.


Bhm El 76

---------------------------------------

Komentar:


From: "Sunandar N. Gusti" 
Date: Tue, 11 Feb 2014 07:18:28 +0700



Jadi benar ya... bukan Jokowi yang pencitraan di media, tapi media yang numpang beken di Jokowi.
Supaya medianya laku, banyak yang beli, untung gede.


Salam,
Nandar
FI-98

Read more...

Kerinduan Bangsa Korea Bersatu Kembali

Minggu, 09 Februari 2014


Hingga mengeringnya ombak Laut Timur;
(dan) Lenyapnya Paektusan;
Tuhan menjaga tanah kami, senantiasa!
Rumah Korea Kami!”
Keelokan Paektusan Korea (en.wikipedia.org)
Keelokan Paektusan Korea (en.wikipedia.org)
KUTIPAN syair di atas adalah sebait lagu kebangsaan (the national anthem) Republik Korea, Till Paektu Mountain Wears Away. Syair tersebut seakan mengetuk kerinduan bangsa Korea yang berdiam di bagian selatan semenanjung, akan keelokan dan keperkasaan Paektusan –gunung yang senantiasa dipuja segenap bangsa Korea seperti halnya gunung Fujiyama di Jepang.
Paektusan (Baekdu Mountain atau juga dikenal sebagai Changbai Mountain di China) merupakan gunung tertinggi di semenanjung Korea. Berada di ketinggian 2744 m (9003 kaki), gunung ini terletak di wilayah utara, di perbatasan Korea Utara dan Provinsi Cina, Manchuria. Kini masyarakat Korea Selatan tak bisa lagi menyaksikan indahnya mawar-mawar liar mekar di lereng-lereng Paektusan. Ini lantaran semenanjung nan menawan dan mempesona itu terbelah menjadi dua negara, Republik Korea di bagian selatan dan Republik Demokrasi Rakyat Korea di bagian utara menelusuri garis 38 derajat Lintang Utara, semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
Perang Korea 1950 (www.britannica.com)
Perang Korea 1950 (www.britannica.com)
Bagi masyarakat Korea pada umumnya, perpecahan itu bagaimanapun sangat menyakitkan. Berlainan dengan harapan para tokoh gerakan kemerdekaan Korea yang marak sejak 1 Maret 1919. Walau memerdekakan diri pada 15 Agustus menyusul kekalahan bala tentara Jepang pada tahun 1945, tetap itu tidaklah mengantarkan bangsa Korea ke pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya. Negara-negara adidaya pemenang Perang Dunia II (Rusia, USA, Cina dan Inggis) sepakat, semenanjung Korea dijadikan daerah pengawasan mereka. Negara adidaya pemenang PD II itu lalu mengkavling semenanjung Korea menjadi dua bagian.
Satu bangsa Korea, pada tahun 1948, menyatakan merdeka dalam dua negara: Korea Utara dan Korea Selatan. Maka lengkaplah sudah, dua ideologi besar, kapitalisme dan sosialisme mencabik semenanjung itu.
Pada tahun 1950, tentara Korea Utara, dengan didahului tank-tank buatan Rusia melancarkan serangan dahsyat ke Korea Selatan, mencetuskan perang Korea yang berlangsung hingga tahun 1953. Konflik yang menimbulkan kehancuran total itu berakhir setelah perjanjian gencatan senjata, yang menetapkan sebuah daerah penyangga militer yang saat ini membelah semenanjung Korea.
***
Kuil Pulguk Korea (http://www2.rgu.ac.uk)
Kuil Pulguk Korea (http://www2.rgu.ac.uk)
Korea sejak lama dikenal sebagai negeri yang memiliki panorama keindahan alam yang mempesona, pun memiliki kekayaan warisan budaya masa lalu yang mengagumkan. Di Korea orang bisa menyaksikan tiga buah harta benda nasional Korea paling berharga dalam daftar warisan kebudayaan dunia.
Ketiga harta budaya Korea yang tak ternilai harganya itu adalah Kuil Pulguk bersama dengan candi goa Sokkuram yang terbuat dari batu pada abad ke-8 di Kyongju, Tripitaka Koreana abad ke-13 di kuil Haeinsa, Provinsi Kyongsang Selatan, dan Chongmyo, tempat persembayangan bagi keturunan leluhur raja pada masa kerajaan Chosun (1392-1910), yang terletak di ibukota Seoul Korea Selatan.
Akan tetapi, sumber yang lebih luas dan lebih mengesankan bagi bangsa Korea hanya dapat ditemukan pada pribadi masyarakatnya. Salah satu hal penting yang mendasari sikap hidup masyarakat Korea ialah ketaatannya pada tradisi. Yakni tradisi masyarakat Korea yang merupakan perpaduan antara Samanisme, Budha dan utamanya Kong Hu Chu.
Tradisi tersebut pada diri bangsa Korea tercermin pada kecintaan akan perdamaian, kehangatan keluarga, keselarasan lingkungan, keharmonisan sosial, dan penghargaan kepada leluhur, tanpa menapikan pula unsur-unsur baik budaya Barat.
Salah satu konsep yang sangat kuat pada seluruh lapisan masyarakat Korea ialah saling kerja. Di Korea terkenal dengan sebutan Saemaul Undong. Satu konsep yang telah menjadi gerakan nasional dengan menekankan rasa kesatuan dan keterpaduan sosial.
Kyongbok Palace Seoul Korea Selatan (www.britannica.com)
Kyongbok Palace Seoul Korea Selatan (www.britannica.com)
Orang Korea tidak memulai dirinya sebagai individu seperti dalam pengertian Barat, melainkan lebih merasa dirinya menjadi bagian dari sebuah kesatuan. Tetapi tradisi yang telah berurat-berakar di masyarakat Korea ini mengalami tantangan-tantangan. Sekarang, terutama di kota-kota besar Korea, individualisme juga mulai menampakkan wujudnya.
Hari-hari ini bangsa Korea masih mendambakan kerinduan persatuan masyarakatnya dalam wadah Korea Bersatu (KoreaUnity). Satu bangsa dalam dua buah negara terpisah berjalan sendiri-sendiri dalam lipatan waktu. Lebih dari setengah abad lamanya. Sebuah jalan yang sungguh berbeda dengan cita-cita para tokoh kemerdekaan Korea semasa kecamuk Perang Dunia II. Bisakah mereka dipersatukan kembali?
Hanya waktu jualah yang akan menentukan….
*****
*) Tulisan di atas merupakan revisi terbatas artikel opini yang pernah saya tulis dan dimuat di harian Media Indonesia bertitel “Korea” pada tanggal 27 Agustus 1996. Wow, 13 tahun silam dan memang jadul, namun isinya ternyata masih relevan.

Sumber: dwikisetiyawan.wordpress.com

Read more...

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP